Rajapatni.com: Surabaya (23/2/24) – Para peserta Sinau Aksara Jawa, yang diadakan oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni di komplek Museum Pendidikan Surabaya, Sabtu (24/akan memasang banner bertuliskan aksara Jawa untuk pedagang di kawasan penjual produk ikan di Kenjeran dan Kawasan Dharmahusada serta Manukan Kulon.
Pemasangan banner untuk para pedagang jalanan ini adalah bagian dari project Sinau Aksara Jawa sebagai tugas akhir dan sekaligus bentuk kampanye penggunaan aksara jawa di tengah tengah masyarakat di kota ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya. Isi tulisan dalam Aksara Jawa ini adalah nama stand penjualan.

Menurut mentor kelas Sinau Aksara Jawa, yang sekaligus pendiri komunitasꦥꦸ ꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni sebagai penyelenggara kegiatan, Ita Surojoyo, tugas pemasangan banner bertuliskan Aksara Jawa ini untuk memperkenalkan Aksara Jawa di tengah tengah masyarakat.
“Bakul penjual jajanan seperti cilok yang berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya adalah media kampanye ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa yang efektif”, jelas Ita yang dalam keseharian bekerja sebagai konsultan pendidikan luar negeri.
Untuk project pertama dari kelas ꦱꦶꦤꦻꦴꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Sinau Aksara Jawa ini pemasangan didominasi di kawasan penjual ikan Kenjeran karena diantara peserta sinau ada yang tinggal di Kenjeran. Karena di tempatnya menjadi sentra penjualan ikan, maka sangat memungkinkan lebih dari satu penjual yang menjadi objek pemasangan banner beraksara Jawa.
Sementara pemasangan lainnya ada di kawasan Dharmahusada Surabaya Timur dan ꦩꦤꦸꦏꦤ꧀ꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀ Manukan Kulon Surabaya Barat. Pemasangan banner beraksara Jawa ini sebagai bentuk upaya memasyarakatkan Aksara Jawa seiring dengan kebijakan Pemerintah Kota Surabaya dalam membumikan Aksara Jawa di Surabaya.
Selama ini, Pemerintah Kota Surabaya melalui OPD, Kecamatan dan Kelurahan sebagian telah menggunakan Aksara Jawa untuk penulisan nama nama kantornya. Sementaraꦫꦶ ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni membumikan Aksara Jawa melalui akar rumput (bottom up) sehingga pada saatnya akan ketemu antara gerakan top down dan bottom up. (nanang PAR)