Rajapatni.com: Surabaya (24/2/24) – Tigabelas lapak penjualan ikan panggang dan kerupuk hasil ikan di jalan ꦥꦤ꧀ꦠꦻꦏꦼꦚ꧀ꦗꦼꦫꦤ꧀ Pantai Kenjeran Lama, kawasan Kejawan Lor telah bertuliskan Aksara Jawa, yang masing masing berbunyi nama bedak. Ada nama Ikan Asap Bu Sulastri, Ikan Asap Maria Ulfa, hingga toko Mbak Emi serta Kerupuk Ikan Kenjeran Barokah.
Ketigabelas lapak ini jelas berbeda dari lainnya, yang tidak pernah sepi dari pengunjung. Perbedaan mencolok ini tampak pada banner berwarna kecoklatan beraksara Jawa dengan ukuran 150cm X 100cm. Pada bagian atas banner bertuliskan Aksara Jawa dan di bagian bawah bertuliskan aksara Latin. Pada bagian kiri banner terdapat logo Rajapatni dengan alamat website, rajapatni.com. Tidak ketinggalan nomor HP ꦥꦼꦚ꧀ꦗꦸꦮꦭ꧀ penjual.
Banner beraksara Jawa ini adalah kreasi peserta Sinau Aksara Jawa, yang digelar oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni dengan didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya dan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudparpora) Kota Surabaya.
Selain itu banner ini adalah tugas akhir peserta ꦱꦶꦤꦻꦴꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Sinau Aksara Jawa. Pada penghujung kelas Sinau Aksara Jawa, setiap peserta harus mencari pedagang yang rombong atau tempat berdagangnya mau diberi banner baru dengan Aksara Jawa. Dengan jumlah peserta sinau 10 orang, maka ada 13 banner yang dipasangkan.
Ada 7 banner dipasang di lapak penjualan ikan di Jalan Kenjeran, 3 banner di penjual terang bulan jadul di bundaran ITS, 1 banner di dekat kampus Unesa dan 1 di ꦩꦤꦸꦏꦤ꧀ꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀ Manukan Kulon Surabaya. Pemasangan banner beraksara Jawa ini menjadi keberlanjutan sinau Aksara Jawa yang mana Aksara Jawa bisa diperkenakan kembali ke publik dengan lebih luas.
Diantara peserta Sinau Aksara Jawa adalah keluarga diplomat Ishii Yutaka sekeluarga. Ishii memang mengajak istri dan anaknya belajar menulis dan membaca aksara Jawa. Dalam empat kali pertemuan, keluarga Ishii dan peserta lainnya relatif dapat menulis dan membaca Aksara Jawa yang bersifat dasar. Bahkan mereka bisa menulis aksara dengan cara ꦣꦶꦒꦶꦠꦭ꧀ digital.
“Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih banyak atas kesempatan yang diberikan kepada keluarga kami untuk belajar aksara Jawa. Kepada Pak Nanang yang mengajak kami untuk ikut kelas ini, Ibu Ita yang mengajar aksara Jawa dengan senang, Pak Wiji yang mengajar budaya Jawa, Pak Guru Aksara Jawa yang mengajar dengan teliti, dan teman teman kelas, kami mengucapkan ꦩꦠꦸꦂꦤꦸꦮꦸꦤ꧀.
Kami akan melanjutkan belajar aksara Jawa yang indah dan menarik ini. Kami berdoa semoga melalui kelas Rajapatni ini Aksara Jawa akan dikenal dalam masyarakat luas” , tulis Ishii Yutaka mewakili keluarga melalui pesan WA.
Secara terpisah Tokoh Penggerak Budaya Surabaya, A. Hermas Thony yang juga sebagai Penasehat ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni bangga atas tuntasnya kelas belajar Aksara Jawa perdana yang digelar di komplek Museum Pendidikan Kota Surabaya.
Thony berharap kegiatan Sinau Aksara Jawa menjadi wujud nyata kerjasama budaya antara komunitas budaya ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni dengan warga Jepang. Lebih lanjut kegiatan literasi aksara Jawa ini bisa menjadi tahapan adanya kerjasama budaya secara formal antara Surabaya dan Jepang.
“Kerjasama antara Surabaya dan ꦗꦼꦥꦁ Jepang yang sudah ada selama ini, yang pernah disimbolkan dengan tarian Yosakoi, dapat ditingkatkan lagi dalam kerjasama literasi aksara ibu. Jepang punya Kanji. Surabaya punya Aksara Jawa. Ini harus ditindaklanjuti menjadi kerjasama yang saling menguntungkan di kemudian hari”, pungkas Thony.
Acara pemasangan banner beraksara Jawa ini sekaligus agenda penutupan kelas rombongan belajar ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni (PAR) 01, yang pelaksanaannya telah dimulai sejak 27 Januari hingga 24 Februari 2024 dalam bentuk penutupan sambil rekreasi. Acara ini dihadiri oleh semua peserta dan pengajar Aksara Jawa. (nanang PAR)
Aksi yang inspiratif..Semoga dapat menular dan membangkitkan kecintaan bangsa Indonesia, tidak terbatas suku Jawa, terhadap produk budayanya sendiri.
Sedikit berbagi ide. Organisasi Anda bekerjasama dengan sekolah percontohan. Anda dapat membuat kartu tanda dada tiap-tiap murid yang namanya tertulis dalam aksara Jawa dan latin.
Kartu itu mereka pakai pada hari tertentu. Lebih baik bila ada pelajaran tentang aksara Jawa. Pengenalan yang disertai permainan, akan lebih menyenangkan dan meresap di sanubari mereka.
Ide yang sama, Anda buka lapak di arena CFD. Mengajak audien mengenal (kembali) aksara Jawa dengan menuliskan nama pengunjung itu di kartu dada mereka dalam aksara Jawa dan latin.
Semoga Ibu Ita Surojoyo (teman di YPPI) dkk semakin sukses dengan misi luhur Anda.
Terima Kasih Pak Bambang, Ide Anda sungguh cemerlang. Kami sedang berusaha konsisten berkampanye tentang penggunaan kembali aksara Jawa. Tim kami juga ada yang menciptakan permainan aksara Jawa (scrabble aksara Jawa) untuk anak sekolah. kami juga mendorong penggunaan aksara Jawa di bidang olahraga. Sejauh ini, pengurus Ice Skating Surabaya dan Tim Futsal perempuan Surabaya sudah menggunakan seragam beraksara Jawa. Nuwun
Admin – IS