꧌ꦥꦼꦟ꧀ꦝꦥ꦳꧀ꦠꦫꦤ꧀꧍ Pendaftaran Lomba Sketsa Dibuka

Sejarah

Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌ꦱꦼꦭꦱꦱꦺꦴꦫꦺ꧍ Selasa sore (6/5/25) rapat koordinasi ꧌ꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧꦱ꧀ꦏꦺꦠ꧀ꦱꦝꦤ꧀ꦭꦸꦏꦶꦱ꧀꧍  lomba Sketsa dan Lukis berjalan lancar dan sekaligus membuka inspirasi baru dalam upaya ꧌ꦩꦼꦩꦤ꧀ꦥ꦳ꦄꦠ꧀ꦏꦤ꧀꧍ memanfaatkan lahan eks Penjara Koblen di daerah Bubutan Surabaya.

Lomba Sketsa ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦶꦚꦠ꧍  aksi nyata dalam upaya pemanfaatan Cagar Budaya. Foto: par

Lomba ini berjalan berkat kolaborasi ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni – ꧌꧈ꦥꦺꦠꦥ꧉ꦩꦼꦤꦫꦥꦿꦺꦴꦥꦼꦂꦡꦶꦝꦶꦮ꦳ꦺꦭꦺꦴꦥ꧀ꦩꦼꦤ꧀꧍ PT. Menara Property Development (pengelola lahan eks penjara Koblen) – ꧌ꦈꦤꦶꦮ꦳ꦺꦂꦯꦶꦠꦱ꧀꧇꧑꧗꧇ ꦄꦒꦸꦱ꧀ꦠꦸꦱ꧀꧇꧑꧙꧔꧕꧇꧍Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang didukung oleh Komite Seni Budaya Nusantara Jatim, Ikatan Pelukis Indonesia dan Sketsa Indonesia.

Dari hasil ꧌ꦥꦼꦂꦡꦼꦩꦸꦮꦤ꧀꧍ pertemuan ini pendaftaran peserta mulai dibuka untuk kalangan pelajar SMA dan sederajat. Pendaftaran gratis dan berhadiah Beasiswa. ꧌ꦥꦼꦩꦼꦤꦁ꧍ Pemenang dari jenis lomba Sketsa dan Lukis disediakan beasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 dan ꧌ꦈꦮꦁꦠꦸꦤꦻ꧍ uang tunai.

 

꧌ꦅꦏꦺꦴꦤ꧀ꦏꦺꦴꦧ꧀ꦭꦺꦤ꧀꧍ Ikon Koblen

꧌ꦠꦶꦩ꧀ꦥꦤꦶꦠꦶꦪ꧍ Tim Panitia Lomba di salah satu Menara Jaga Koblen. Foto: par

“Kami juga ꧌ꦧꦼꦫꦸꦱꦲ꧍ berusaha menambahkan trophy berbentuk menara jaga, yang menjadi ikon bangunan Penjara”, jelas panitia Nanang.

Trophy ꧌ꦧꦼꦂꦨꦼꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀꧍ berbentuk menara jaga ini sekaligus ikon Koblen, yang nantinya menjadi sebuah ꧌ꦝꦼꦱ꧀ꦠꦶꦤꦱꦶ꧍  destinasi wisata Kota Surabaya.

“Saya berharap eks Penjara Koblen menjadi ꧌ꦮꦲꦤ꧍ wahana wisata yang edukatif. Luasan lahan eks penjara ini 3,8 hektar. 1 hektar sebagai ꧌ꦥꦼꦤꦸꦚ꧀ꦗꦁ꧍ penunjang wisata yang berupa pasar buah. Sedangkan 2,8 hektar adalah wahana ꧌ꦌꦝꦸꦏꦱꦶ꧍ edukasi termasuk sebuah museum tentang sejarah Koblen”, jelas I Wayan Arcana ꧌ꦱꦼꦧꦒꦻ꧍ sebagai direktur PT. Menara Property Development.

Dari ꧌ꦝꦶꦱ꧀ꦏꦸꦱꦶ꧍ diskusi Selasa sore itu bahwa wahana wisata sejarah ini akan menjadi wadah kenusantaraan yang terkemas sebagai “꧌ꦒꦼꦂꦨꦁꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Gerbang Nusantara”.

“Karenanya kami akan ꧌ꦩꦼꦔ꧀ꦲꦝꦶꦂꦑꦤ꧀꧍ menghadirkan wahana rumah rumah adat Jawa Timur dan Nusantara yang fungsional apakah sebagai rumah ꧌ꦏꦸꦭꦶꦤꦺꦂ꧍ kuliner yang tematik atau tempat penjualan barang barang seni dan UMKM”, tambah ꧌ꦄꦤꦤ꧀ꦝ꧍ Ananda sebagai wakil Corporate sambil menunjukkan catatan ꧌ꦏꦺꦴꦂꦦꦺꦴꦫꦱꦶ꧍ korporasi tentang perencanaan pemanfaatan ꧌ꦭꦲꦤ꧀꧍  lahan.

Dalam lomba Sketsa dan Lukis, yang digelar pada Minggu 25 Mei 2025, peserta ꧌ꦧꦼꦂꦥ꦳ꦺꦴꦏꦸꦱ꧀꧍ berfokus pada struktur tembok batu (Kobbelsteen) yang menjadi sisa ꧌ꦏꦺꦴꦤ꧀ꦱꦿꦸꦏ꧀ꦱꦶ꧍konstruksi bangunan penjara.

 

꧌ꦠꦶꦚ꧀ꦗꦻꦴ꧍ Tinjau Spot Tembok

Tim Panitia tinjau spot tembok ꧌ꦏꦺꦴꦧ꧀ꦭꦺꦤ꧀꧍  Koblen. Foto: par

Pada ꧌ꦏꦼꦱꦼꦩ꧀ꦥꦠꦤ꧀꧍ kesempatan usai rapat koordinasi, tim lomba meninjau tembok dan ꧌ꦩꦼꦤꦼꦤ꧀ꦠꦸꦏꦤ꧀꧍ menentukan spot spot bagian tembok, yang layak disketsa dan dilukis. Ada lima spot. Yaitu 1) ꧌ꦩꦼꦤꦫ꧍ Menara penjagaan yang di tengah lahan, 2) ꧌ꦱ꧀ꦠꦿꦸꦏ꧀ꦠꦸꦂꦠꦺꦩ꧀ꦧꦺꦴꦏ꧀꧍  Struktur tembok yang berbentuk L di area pembangunan, 3) ꧌ꦩꦼꦤꦫꦗꦒ꧍ Menara Jaga yang menyatu dengan tembok sisi Barat, 4) Struktur tembok ꧌ꦥꦶꦤ꧀ꦠꦸꦠꦶꦩꦸꦂ꧍ Pintu Timur dengan gerbang besinya, 5) Tembok dan dua menara jaga sisi Timur yang ꧌ꦝꦶꦥꦟ꧀ꦝꦁ꧍ dipandang dari luar.

Ada beberapa spot ini menjadi varian tembok yang bisa ꧌ꦝꦶꦒꦩ꧀ꦧꦂ꧍ digambar.

“Nanti sebelum menggambar, ꧌ꦥꦼꦱꦼꦂꦡ꧍ peserta diberi waktu selama 30 menit untuk ꧌ꦎꦧ꧀ꦰꦺꦂꦮ꦳ꦱꦶ꧍ observasi agar bisa memilih spot mana yang akan digambar”, jelas Budi salah satu calon ꧌ꦗꦸꦫꦶꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧ꧍ juri Lomba Sketsa.

Tembok menjadi tema lomba. ꧌ꦩꦼꦭꦭꦸꦮꦶꦮ꦳ꦶꦱꦸꦮꦭꦶꦱꦱꦶ꧍ Melalui visualisasi tembok diharapkan peserta bisa belajar sejarah Penjara Koblen

“Penjara Koblen ini ꧌ꦩꦼꦚꦶꦩ꧀ꦥꦤ꧀ꦰꦼꦗꦫꦃ꧍ menyimpan sejarah perjuangan bangsa, perkembangan kota dan ꧌ꦄꦂꦯꦶꦠꦺꦏ꧀ꦠꦸꦂꦏꦺꦴꦭꦺꦴꦤꦶꦪꦭ꧀꧍ arsitektur kolonial”, jelas Nanang, yang ikut menemukan asal nama Koblen.

Koblen berasal dari kata Kobbelsteen yang artinya ꧌ꦧꦠꦸ꧍ batu.

“Jadi Penjara Koblen adalah Penjara Kobbelsteen. Karena ꧌ꦭꦶꦝꦃꦭꦺꦴꦏꦭ꧀꧍ lidah lokal “Kobbelsteen” diucapkan Koblen”, jelas Nanang.

Dari diskusi itu, ꧌ꦄꦏ꦳ꦶꦂꦚ꧍ akhirnya berkembang ke rencana lanjutan, yang masih berkisaran tentang lomba. Yaitu Lomba desain dan arsitektur eks Penjara Koblen yang ꧌ꦏꦼꦭꦏ꧀꧍kelak menjadi wadah kawasan wisata Gerbang Nusantara.

“Saya suka dengan konsep Gerbang Nusantara di ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya sebagai ibukota provinsi Jawa Timur”, demikian kata Husni yang selain pegiat seni budaya juga seorang ꧌ꦄꦂꦯꦶꦠꦺꦏ꧀꧍ arsitek.

“Saya ꧌ꦧꦼꦂꦲꦫꦥ꧀꧍ berharap publik semakin tau tentang grand design di lahan eks penjara Koblen. Ini bukan semata mata ꧌ꦥꦱꦂꦧꦸꦮꦃ꧍ pasar buah tetapi konsep wisata sejarah yang mengadaptive Reuse ꧌ꦭꦲꦤ꧀꧍ lahan eks Penjara Koblen” pungkas Wayan.1

꧌ꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀꧍ Untuk pendaftaran hubungi:

1. Husni 0812-3240-9522

2. Asyikul 0857-4559-3682

(PAR/nng)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *