꧌ꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧ꧍ Lomba Sketsa dan Lukis Bagi Universitas 17 Agustus 1945.

Sejarah

Rajapatni.com: SURABAYA – Lomba Sketsa dan ꧌ꦭꦸꦏꦶꦱ꧀꧍  Lukis on the Spot, yang digelar atas kerjasama Puri Aksara Rajapatni – PT. Menara Property Development – Untag Surabaya dan didukung oleh Komite ꧌ꦱꦼꦤꦶꦧꦸꦢꦪ꧍ Seni Budaya Nusantara – Sketsa Indonesia – Ikatan Pelukis Indonesia menjadi cara konstruktif ꧌ꦏꦺꦴꦭꦧꦺꦴꦫꦠꦶꦥ꦳꧀꧍ kolaboratif dalam upaya pelestarian cagar budaya.

Obyek ꧌ꦕꦒꦂꦧꦸꦢꦪ꧍ cagar budaya ini adalah tembok batu (Kobbelsteen) dari eks Penjara Bubutan (Koblen). Kegiatan edukatif ini mendapat ulasan dari Ir. Retno Hastijanti yang duduk ꧌ꦱꦼꦧꦒꦻ꧍ sebagai Ketua Pusat Studi Ketahanan Iklim dan Kota, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya yang ꧌ꦱꦼꦏꦭꦶꦒꦸꦱ꧀꧍ sekaligus sebagai Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Surabaya.

 

꧌ꦩꦼꦤꦸꦫꦸꦠ꧀꧍ Menurut Ir. Retno Hastijanti

꧌ꦧꦼꦫꦶꦏꦸꦠ꧀꧍ Berikut ulasan Ir. Retno Hastijanti sebagai Ketua Pusat Studi Ketahanan Iklim dan Kota Untag Surabaya yang sekaligus sebagai Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kota ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya.

Menurutnya Lomba sketsa ꧌ꦧꦔꦸꦤꦤ꧀꧍ Bangunan Cagar Budaya itu merupakan salah satu cara untuk melestarikan dan mengkonservasi Cagar Budaya, yaitu melalui metode Pelestarian Cagar Budaya ꧌ꦧꦼꦂꦨꦱꦶꦱ꧀꧍ berbasis dokumentasi.

Melestarikan Bangunan Cagar Budaya Lewat Dokumentasi: Sebuah Upaya ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦒ꧍ Menjaga Warisan ꧌ꦄꦂꦯꦶꦠꦺꦏ꧀ꦠꦸꦂ꧍ Arsitektur

Dokumentasi ꧌ꦩꦼꦫꦸꦥꦏꦤ꧀꧍ merupakan salah satu langkah awal dan paling krusial dalam upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Proses ini bukan ꧌ꦱꦼꦏꦼꦝꦂ꧍ sekadar mencatat bentuk fisik bangunan, melainkan juga mencakup penggalian nilai sejarah, arsitektural, sosial, serta ꧌ꦥ꦳ꦸꦔ꧀ꦰꦶ꧍ fungsi budaya yang terkandung di dalamnya.

Dalam konteks pelestarian, dokumentasi berfungsi sebagai ꧌ꦉꦂꦯꦶꦥ꧀꧍  arsip referensial, alat edukasi, basis restorasi atau konservasi, dan sarana advokasi kebijakan perlindungan warisan budaya.

 

꧌ꦧꦼꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀꧍ Bentuk Dokumentasi

Adapun bentuk-bentuk Dokumentasi sebagai berikut:

1. Dokumentasi ꧌ꦮ꦳ꦶꦱꦸꦮꦭ꧀꧍ Visual

2. Fotografi arsitektur (eksterior, interior, detail ꧌ꦎꦂꦟꦩꦺꦤ꧀꧍  ornamen)

3. Video walk through atau ꧌ꦥꦼꦩꦺꦠꦄꦤ꧀꧍ pemetaan drone

4. *Sketsa* dan gambar ꧌ꦠꦺꦏ꧀ꦤꦶꦱ꧀꧍ teknis

5. Dokumentasi ꧌ꦝꦶꦒꦶꦠꦭ꧀꧍ Digital

6. Model 3D bangunan ꧌ꦩꦼꦭꦭꦸꦮꦶ꧍ melalui pemindaian laser (LiDAR) atau photogrammetry

7. Peta digital GIS untuk ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦕꦠꦠ꧀꧍ mencatat lokasi dan konteks spasial bangunan

8. Dokumentasi ꧌ꦠꦼꦂꦡꦸꦭꦶꦱ꧀꧍ Tertulis

9. ꧌ꦱꦼꦗꦫꦃ꧍ Sejarah dan narasi budaya bangunan

 

꧌ꦥꦼꦫꦤ꧀꧍ Peran Dokumentasi

꧌ꦱꦼꦩꦼꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Sementara Peran Dokumentasi dalam Pelestarian adalah sebagai berikut:

1. ꧌ꦱꦼꦧꦒꦻ꧍ Sebagai dasar restorasi atau rekonstruksi, terutama saat terjadi kerusakan akibat usia, bencana, atau pembangunan yang ꧌ꦠꦶꦝꦏ꧀ꦱꦺꦤ꧀ꦱꦶꦠꦶꦥ꦳꧀꧍ tidak sensitif terhadap situs bersejarah.

2. Sebagai alat pengajaran dan penelitian, ꧌ꦧꦲꦶꦏ꧀꧍ baik di bidang arsitektur, sejarah, maupun ꧌ꦥꦼꦉꦚ꧀ꦕꦤꦄꦤ꧀ꦏꦺꦴꦠ꧍ perencanaan kota.

3. Sebagai bahan advokasi dalam pengusulan ꧌ꦱ꧀ꦠꦠꦸꦱ꧀꧍ status cagar budaya atau dalam penyusunan regulasi perlindungan.

4. Sebagai media ꧌ꦥꦿꦺꦴꦩꦺꦴꦱꦶ꧍ promosi budaya, meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya menjaga warisan leluhur.

 

꧌ꦏꦩ꧀ꦥꦸꦱ꧀꧍ Kampus Kebangsaan Untag Surabaya. Foto: ist

Sebagai kampus, yang ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦸꦚ꧀ꦗꦸꦁ꧍ menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan kecintaan terhadap warisan bangsa, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) berkomitmen untuk memperkuat peran ꧌ꦥꦼꦂꦓꦸꦫꦸꦮꦤ꧀ꦠꦶꦔ꧀ꦒꦶ꧍ perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat. Salah satu wujud nyata dari komitmen ini adalah mendukung penyelenggaraan Lomba Sketsa Bangunan Cagar Budaya, yang bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa, ꧌ꦥꦼꦭꦗꦂ꧍ pelajar, dan masyarakat umum dengan kekayaan arsitektur sejarah yang ꧌ꦝꦶꦩꦶꦭꦶꦏꦶ꧍ dimiliki kota Surabaya dan sekitarnya.

Kegiatan ini tidak ꧌ꦲꦚ꧍ hanya menumbuhkan apresiasi terhadap nilai sejarah dan artistik bangunan cagar budaya, tetapi juga menjadi sarana edukatif dan ꧌ꦏꦿꦺꦪꦠꦶꦥ꦳꧀꧍kreatif yang mengajak generasi muda untuk “melihat, memahami, dan merekam” kekayaan budaya bangsa secara ꧌ꦮ꦳ꦶꦱꦸꦮꦭ꧀꧍ visual. Melalui sketsa, sebuah medium yang bersifat personal dan ekspresif, peserta diharapkan mampu menangkap esensi arsitektur dan makna ꧌ꦱꦺꦴꦱꦶꦪꦭ꧀꧍ sosial dari bangunan bersejarah yang tersebar di kota ini.

 

꧌ꦠꦸꦗꦸꦮꦤ꧀꧍ Tujuan

Tujuan Kegiatan ini, bagi Untag Surabaya adalah untuk:

Keluarga Besar Untag ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya. Foto: ist

1. Meningkatkan ꧌ꦏꦼꦱꦝꦫꦤ꧀꧍ kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pelestarian cagar budaya.

2. Menjadikan ꧌ꦏꦫꦾ꧍karya sketsa sebagai bentuk dokumentasi visual yang memperkaya arsip sejarah kota.

3. Mendorong kolaborasi ꧌ꦄꦤ꧀ꦠꦫ꧍  antara akademisi, seniman, pelajar, dan komunitas lokal.

4. Memperluas jangkauan ꧌ꦥꦼꦔꦧ꧀ꦝꦶꦪꦤ꧀꧍ pengabdian masyarakat Untag Surabaya melalui pendekatan seni dan budaya.

 

Sebagai ꧌ꦧꦼꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀꧍ bentuk nyata dari visi dan misi Untag Surabaya untuk menjadi kampus unggul berbasis nasionalisme dan kewirausahaan, dua ꧌ꦥꦼꦱꦼꦂꦡ꧍ peserta terbaik akan mendapatkan Beasiswa Masuk Untag Surabaya. Ini adalah wujud kontribusi nyata Untag dalam memberikan akses pendidikan tinggi berkualitas kepada generasi muda yang berprestasi dan ꧌ꦥꦼꦝꦸꦭꦶ꧍ peduli terhadap pelestarian budaya bangsa.

 

꧌ꦤꦶꦭꦻ꧍ Nilai Tambah

Adapun Nilai Tambah Kegiatan ini adalah:

1. Menumbuhkan ꧌ꦱꦼꦩꦔꦠ꧀꧍ semangat nasionalisme melalui pendekatan budaya visual.

2. Meningkatkan rekognisi Untag Surabaya ꧌ꦱꦼꦧꦒꦻ꧍ sebagai kampus inklusif dan berbasis prestasi.

3. ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦭꦶꦤ꧀꧍ Menjalin kemitraan strategis dengan komunitas heritage dan pendidikan menengah atas.

4. Mendokumentasikan ꧌ꦄꦱꦺꦠ꧀꧍  aset budaya kota dalam bentuk karya seni yang bisa diarsipkan dan dipublikasikan

 

꧌ꦲꦫꦥꦤ꧀꧍ Harapan

Harapan Untag Surabaya atas terselenggaranya agenda Lomba Sketsa Bangunan Cagar Budaya, yang ꧌ꦗꦸꦒ꧍ juga bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-732 pada 31 Mei 2025.

꧌ꦧꦃꦮ꧍ Bahwa melalui penyelenggaraan Lomba Sketsa Bangunan Cagar Budaya, Untag Surabaya berharap dapat memberikan kontribusi nyata ꧌ꦝꦭꦩ꧀꧍ dalam pelestarian identitas kota dan membangun kesadaran generasi muda akan pentingnya ꧌ꦩꦼꦫꦮꦠ꧀꧍ merawat warisan sejarah sebagai bagian dari jati diri bangsa.

Momentum Hari Jadi Kota Surabaya ke-732 menjadi waktu yang tepat untuk menegaskan ꧌ꦏꦼꦩ꧀ꦧꦭꦶ꧍ kembali komitmen Untag sebagai Kampus Nasionalisme yang Unggul dan ꧌ꦧꦼꦂꦙꦶꦮ꧍ Berjiwa Kebangsaan, dengan harapan:

 

1. *Menumbuhkan Apresiasi ꧌ꦧꦸꦢꦪ꧍ Budaya Lokal*

Memberikan ꧌ꦫꦸꦮꦁ꧍ ruang bagi pelajar dan masyarakat untuk mengenal dan mengapresiasi bangunan cagar budaya, tidak hanya sebagai objek ꧌ꦩꦱꦭꦭꦸ꧍ masa lalu, tetapi sebagai sumber inspirasi masa depan.

2. *꧌ꦩꦼꦟ꧀ꦝꦺꦴꦫꦺꦴꦁ꧍ Mendorong Keterlibatan Generasi Muda dalam Pelestarian Kota*

Membangkitkan kepedulian dan keterlibatan aktif ꧌ꦒꦼꦤꦼꦫꦱꦶꦩꦸꦝ꧍ generasi muda untuk menjadi agen pelestari budaya melalui pendekatan seni, arsitektur, dan kreativitas visual.

3. *Menjadi ꧌ꦮꦝꦃ꧍ Wadah Pengabdian dan Edukasi Komunitas*

Menjadikan lomba ini sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang inklusif, mempertemukan ꧌ꦝꦸꦤꦶꦪ꧍ dunia akademik, komunitas seni, dan pemangku kepentingan kota Surabaya.

 

4. *Memperkuat ꧌ꦕꦶꦠꦿ꧍ Citra Untag Surabaya*

Memperkuat posisi Untag Surabaya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya ꧌ꦈꦔ꧀ꦒꦸꦭ꧀꧍ unggul dalam bidang akademik, tetapi juga peka terhadap isu sosial budaya dan identitas kota.

 

5. *꧌ꦩꦼꦮꦫꦶꦱ꧀ꦏꦤ꧀꧍ Mewariskan Semangat Nasionalisme*

Melalui kegiatan ini, Untag berharap dapat menanamkan ꧌ꦱꦼꦩꦔꦠ꧀꧍ semangat nasionalisme yang hidup dalam karya visual, mencerminkan semangat “Arek Suroboyo” yang berani, kreatif, dan ꧌ꦕꦶꦤ꧀ꦠ꧍ cinta tanah air.(PAR/has/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *