Literasi Aksara Jawa Bagian Dari Literasi Internasional. 

Rajapatni.com: Surabaya (10/4/24) – Kota Surabaya sudah menghadirkan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa dalam bentuk papan nama di semua kantor kantor pemerintah kota Surabaya. Luar biasa. Patut dicontoh oleh daerah daerah lain, yang masih merasa memiliki Aksara daerah. Atau cepat atau lambat, akan ada bangsa dan negara lain yang mengakuinya.

Kota Surabaya telah melangkah sangat berani dengan menggunakan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa. Karena kota Surabaya ini adalah kota modern, kota heterogen dan kota metropolitan serta kosmopolitan. Kota Surabaya seolah jauh dari tradisional. Sementara Aksara Jawa adalah produk tradisi (Jawa).

Namun, Aksara Jawa sebagai bagian dari ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Aksara Nusantara menjadi bagian dari Aksara Dunia yang setiap tahun diperingati keberadaannya. Setiap tanggal 8 September diperingati sebagai Hari Aksara Se Dunia (Internasional).

Secara global yang dimaksud Aksara adalah huruf yang tentunya terdiri dari bermacam macam huruf yang ada di dunia. Karenanya, tujuan dari ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ Hari Aksara Internasional adalah sebagai dasar motivasi masyarakat dan pengingat bahwa masih banyak masalah mengenai pentingnya literasi di tengah masyarakat dunia.

Sementara UNESCO memperingati ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ Hari Aksara Internasional ini sebagai langkah untuk membentuk masyarakat literasi yang lebih melek huruf dan berkelanjutan. Literasi dalam hal ini dapat dimengerti sebagai kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat proses membaca atau menulis.

Bangsa (orang) ꦗꦮ Jawa memiliki literasi tak ubahnya bangsa China, Korea, Jepang, India, Thailand dan sebagainya. Meski di negara negara itu telah masuk Aksara Latin, tapi Aksara daerah masih tetap bertahan dan menjadi tuan rumah.

Kita, khususnya, di Surabaya dan sebagian besar Jawa, masih banyak yang ꦧꦸꦠꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ buta Aksara Jawa, Aksara milik orang Jawa.

Dengan gerakan membumikan Aksara Jawa yang telah ditabuh oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, diharapkan warga Surabaya melek Aksara lokal sebagaimana diharapkan UNESCO secara global.

 

Sinau Aksara Jawa

Mengiringi kebijakan Walikota Surabaya tentang penggunaan Aksara Jawa, komunitas budaya yang fokus pada Aksara Jawa, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, telah membuka kelas Sinau Aksara Jawa. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu memperkenalkan dan mengajarkan Aksara Jawa kepada publik sehingga mereka tidak buta Aksara Jawa.

Kelas Sinau Aksara Jawa yang diselenggarakan oleh komunitas budaya Puri Aksara Rajapatni. Foto: nanang PAR

Apa yang dilakukan oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni ini adalah bagian dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui literasy, pemberantasan buta Aksara (jawa) atau Sustainable Development Goals (SDG) pada poin ke-4.

Aksara Jawa hingga sekarang masih terkesan asing bagi pemiliknya sendiri. Untuk mengenal kembali Aksara Jawa, berikut definisi yang dapat dirangkum. Aksara Jawa atau umum disebut Hanacaraka merupakan aksara yang digunakan oleh orang Jawa dalam mengembangkan tradisi tulis mereka. Oleh karena itu, Hanacaraka juga disebut sebagai aksara Jawa.

 

Jenis Hanacaraka

Mengutip buku ‘Bahasa Jawa SMA’ (2009) oleh Setya Amrih Prasaja, Hanacaraka terbagi menjadi beberapa jenis berbeda yang saling berkesinambungan, yaitu:

Mahasiswa Jerman membawa Aksara Jawa ke negaranya. Foto: nanang PAR

 

1. ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦮꦾꦚ꧀ꦗꦤ Aksara Wyanjana

Aksara Wyanjana juga dikenal sebagai aksara nglegena. Aksara yang berjumlah 20 buah ini hadir dalam bentuk suku kata terbuka {a} yang dalam istilah Jawa disebut sebagai aksara wuda (telanjang) karena belum mendapatkan imbuhan atau sandhangan.

 

2. ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦩꦸꦂꦣ Aksara Murda

Aksara Murda merupakan aksara-aksara yang dikategorikan sebagai bentuk kapital aksara Jawa. Jumlah aksara Murda ada delapan dan ditambah satu aksara “sa” yang jarang dikenal dan hampir hilang dari susunan aksara Jawa di masa sekarang.

 

3. ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦉꦏꦤ꧀ Aksara Rekan

Aksara Rekan adalah aksara yang ditambahkan ke dalam susunan aksara Jawa untuk melengkapi dan menuliskan ejaan huruf yang utamanya diadopsi dari kosakata bahasa Arab. Jumlah aksara Rekan tidak dibatasi, tergantung dari ketersediaan aksara tersebut sudah cukup memadai atau belum untuk menulis kosakata asing dan bisa bertambah sesuai kebutuhan.

 

4. ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦱ꧀ꦮꦫ Aksara Swara

Aksara Swara adalah aksara Jawa yang fungsinya hampir sama dengan aksara Murda, yakni sebagai pelengkap aksara Jawa yang kini digunakan sebagai pelengkap penulisan kata-kata pinjaman dari bahasa-bahasa asing.

 

5. ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦮꦶꦭꦔꦤ꧀ Aksara Wilangan

Aksara Wilangan adalah aksara Jawa yang berfungsi untuk menuliskan angka-angka dalam aksara Jawa.

 

6. ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦱꦤ꧀ꦝꦔꦤ꧀ Aksara Sandhangan

Aksara Sandhangan merupakan aksara pelengkap yang berupa simbol-simbol tertentu dan berfungsi untuk mengubah bunyi aksara-aksara yang terbaca nglegena atau terbuka.

 

7. ꦄꦣꦺꦒ꧀ Adeg

Adeg merupakan pelengkap dalam aksara Jawa yang berupa tanda baca. Adeg terdiri dari simbol-simbol tertentu yang berfungsi seperti tanda baca pada sistem alfabet lainnya.

Demikian jenis jenis Hanacaraka sebagai tambahan pengetahuan belajar Aksara Jawa. (nanang PAR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *