Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony, Lihat Penggunaan Aksara Jawa Pada Halte Bus Kota dan Wira Wiri di Surabaya.

Rajapatni.com: Surabaya (9/5/24) – AKSARA Jawa dalam bentuk papan informasi transportasi dalam kota di Surabaya menjadi ꦏꦣꦺꦴꦆꦱ꧀ꦠꦶꦩꦺꦮ kado istimewa di Hari Jadi Kota Surabaya ke 731. Selama ini, sekira 8 bulan sejak 8 September 2023 hingga 8 Mei 2024, warga kota Surabaya mulai terbiasa melihat Aksara Jawa, yang tersebar di kelurahan kelurahan, kecamatan kecamatan, kantor kantor OPD hingga kantor kantor bagian di lingkungan Balai Kota dan Kantor DPRD Kota Surabaya.

Di bulan Mei 2024 ketika rangkaian kegiatan dalam menyambut ꦲꦫꦶꦗꦣꦶꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ Hari Jadi Kota Surabaya mulai berjalan, instansi Pemerintah Kota Surabaya terkait memasang papan informasi transportasi angkutan kota (angkot) yang baru dengan menggunakan Aksara Jawa.

Aksara Jawa sudah menjadi Aksara pada papan informasi transportasi di Surabaya. Foto: nanang PAR

Papan informasi ini terpasang di Halte Siola dan ꦲꦭ꧀ꦠꦼꦠꦸꦚ꧀ꦗꦸꦔꦤ꧀ Halte Tunjungan dengan tujuan terminal Purabaya yang menggunakan Surabaya Bus. Sedangkan trayek dengan tujuan Benowo menggunakan angkota Wira Wiri. Papan informasi transportasi adalah produk baru dan dicetak pada 5 Mei 2024. Penanggalan cetak ini sebagaimana tertera pada bagian papan kanan bawah.

Mengamati bahan, yang digunakan dan ditempelkan pada kedua halte itu tampak masih sementara alias tidak permanen. Namun demikian, model ꦥꦥꦤ꧀ꦆꦤ꧀ꦥ꦳ꦺꦴꦂꦩꦱꦶꦠꦿꦤ꧀ꦱ꧀ꦥꦺꦴꦂꦠꦱꦶ papan informasi transportasi dalam kota itu adalah menjadi implementasi kebijakan Walikota Surabaya mengenai penggunaan Aksara Jawa di Surabaya. Kehadirannya untuk papan informasi transportasi dalam kota menjadi kado istimewa peringatan Hari Jadi Kota Surabaya ke 731.

Memang seiring dengan peringatan Hari Jadi Kota Surabaya ke 731 ini, Aksara Jawa menjadi hal yang istimewa yang hadir di tengah tengah kemajuan dan ꦏꦼꦫꦒꦩꦤ꧀ꦯꦸꦫꦨꦪ keragaman Surabaya.

A. Hermas Thony salut dan apresiasi atas penggunaan Aksara Jawa pada informasi Halte bus kota Suroboyo Bus dan Angkot Wira Wiri di Surabaya. Foto: nanang PAR

“Aksara Jawa semakin dekat dengan publik Surabaya dan salut kepada jajaran pemerintah Kota Surabaya yang memasang signage it”, kata A Hermas Thony, yang Sabtu sore (11/5/24) melihat halte bus di jalan Tunjungan.

Penggunaan Aksara Jawa sebagai identitas lokal ini menjadi media edukasi bagi warga kota. Mereka menjadi mengenal kembali Aksara Jawa yang kondisinya bagai ꦩꦠꦶꦱꦸꦫꦶ mati suri.

“Papan informasi transportasi baru dengan Aksara Jawa ini harus dibuat lebih permanen dengan ditempatkan pada bingkai signage yang telah ada. Jadi tidak sekedar ditempel”, kata Thony, yang selama ini turut mendorong penggunaan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa sebagai wujud pemajuan aksara Jawa di Surabaya.

Tunjungan dalam Aksara Jawa. Foto: nanang PAR

Melalui papan informasi transportasi itu, ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa telah hadir di Koridor jalan Tunjungan, yang selama ini telah menjadi etalase bagi Aksara Hanzi China, Kanji Jepang, Hangul Korea dan Thailand. Maka dengan penggunaan Aksara Jawa untuk papan informasi Transportasi, Aksara Jawa bisa kembali sebagai tuan rumah.

Karena papan informasi transportasi selalu dilihat mata, maka sesungguhnya tempat ini menjadi media yang sangat strategis untuk penempatan Aksara Jawa.

“Ini yang namanya ꦏꦼꦩꦠ kemata, orang akan terbiasa melihat Aksara Jawa, khususnya yang digunakan untuk menandai tujuan bepergian”, tambah Thony yang sekaligus sebagai penasehat komunitas Puri Aksara Rajapatni.

Melihat fisik ꦥꦥꦤ꧀ꦆꦤ꧀ꦥ꦳ꦺꦴꦂꦩꦱꦶꦠꦿꦤ꧀ꦱ꧀ꦥꦺꦴꦂꦠꦱꦶ papan informasi transportasi, papan yang terbuat dari plastik ini berwarna terang dan ceria. Warnanya oranye, putih, dan abu abu. Tulisannya menggunakan Aksara Jawa dan Latin berbahasa Indonesia. Informasinya menegaskan nama pemberhentian Halte. Misalnya Halte Siola dan Tunjungan. (nanang PAR) *

2 thoughts on “Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony, Lihat Penggunaan Aksara Jawa Pada Halte Bus Kota dan Wira Wiri di Surabaya.

  1. Upaya membangkitkan aksara jawa ini bukan pekerjaan yg sulit… Tapi juga bukan merupakan hal yang mudah….karena sudah banyak masyarakat yg berfikir pragmatis…. Bahkan tidak merasakan dan menyadari… Bahwa mempertahankan jati diri bangsa ini menjadi tanggung jawab bersama.

    1. Kesadaran akan masih adanya jati diri itu sangat penting. Jika tidak menyadari, maka cepat atau lambat hilanglah jatidiri ini sesungguhnya sebagai bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *