Toko Souvenir Gyani’s House Kuatkan Kota Lama Surabaya Dengan Kaos Beraksara Jawa.

Rajapatni.com: Surabaya (21/10/24) – Inisiatif dan kreativitas warga yang inovatif memang diharapkan untuk terus menghidupkan wisata Kota Lama Surabaya. Salah satu warga setempat Desi Mahargyani, yang tinggal di jalan Krembangan Timur 32, membuka stand toko souvenir Kota Lama Surabaya. Desi berjuang sendiri guna mewujudkan cita citanya ikut meramaikan kampungnya yang terbingkai dalam kawasan Kota Lama Surabaya, zona Eropa.

Desy Mahargyani dengan produk kaosnya. Foto; nanang

Desi didukung suami, Jaini, dalam usahanya membuka dan mengelola toko Souvenir, Gyani’s House. Sambil berjalan, toko yang dibuka sejak bulan Agustus 2024 lalu, menawarkan kaos, gantungan kunci, sticker dan lukisan.

Gyani’s House melayani kaos souvenir Kota Lama Surabaya. Foto; nanang

“Ini masih sementara mas, baru mulai. Kami berangkat dari nol dan semua ini kami kerjakan sendiri sesuai dengan kemampuan. Bapaknya yang mengambil foto foto kemudian dibuat desain dan di print pada kaos”, jelas Desi

Kaos dengan motif Kota Lama memang menjadi andalan produknya. Bagi Desi kaos bermotif Kota Lama adalah upaya mendokumentasikan Kota Lama dan berbagi dokumentasi yang mengandung informasi bersejarah kepada publik. Menurut Desi, produk kaosnya tidak sekedar produk sandang saja, tapi mengandung informasi. 

Kaos bergambar Kota Lama Surabaya beraksara Jawa. Foto: nanang

Desain kaos tidak hanya bergambar Kota Lama, tapi Desi memberikan caption yang menggunakan Aksara Jawa mengingat bahwa di kawasan ini, sebelum bangsa Eropa masuk, peradaban lokal sudah ada, yaitu Jawa dan Madura, menggunakan literasi Aksara Jawa.

“Saya menggunakan Aksara Jawa pada kaos kaos untuk informasi bahwa Aksara Jawa pernah digunakan oleh masyarakat lokal sebelum bangsa Eropa masuk”, terang Desi.

Untuk mendukung produksi kaos,  Desi harus membeli mesin pres sendiri sehingga ia bisa memproduksi kaos sesuai pesanan.

Desi sedang mencetak gambar pada kaos di rumah produksinya. Foto: nanang

“Dua hari yang lalu ada pesanan dan pemesan membawa foto pribadinya sendiri. Ini fleksible”, jelas Desi.

Menyimak peta Surabaya bahwa letak rumah Desi berada pada lingkungan Kota Surabaya bertembok 1750-an. Bahkan rumahnya menjadi bagian dari tembok itu sendiri. 

“Aduh senangnya tempat kami menjadi bukti dari sejarah Kota Surabaya”,  kata Desi sambil melihat peta lingkungan rumahnya Dari buku Benteng Benteng Soerabaia.

Lokasi rumah Desi yang berada di jalan Krembangan Timur ini merupakan bagian buritan (belakang) dari tata ruang Kota Lama Zona Eropa. Sebagai Kota bertembok (walled town) rumah Desi tidak hanya ditandai oleh bekas tembok dan gerbang, tapi di dalam rumahnya masih terdapat struktur lantai yang terbuat dari granit hitam dan terakota.

Kawasan rumah Desi adalah lahan dimana sebuah Rumah Sakit di era VOC pernah berdiri. Sebagai penanda pernah adanya rumah sakit, di era pemerintahan Hindia Belanda, jalan Mliwis bagian Barat pernah bernama Oud Hospital Straat yang berarti Jalan Rumah Sakit Lama.

Dalam konsep revitalisasi dan penataan Kota Lama, lingkungan Krembangan Timur masih belum tersentuh dan karena itu Desi berharap, lingkungannya segera mendapat perhatian sebagai kelanjutan pengembangan Kota Lama.

Namun Desi tidak berkecil hati, dia beserta keluarga turut berpartisipasi dengan membuat toko Souvenir Kota Lama Surabaya. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *