Rajapatni.com: Surabaya (22/9/24) – Peringatan Hari Aksara Internasional 2024 dalam wujud pergelaran ludruk “Aji Saka Surapringga, Geger ing Bhumi Karembangan” (20/9/24) menjadi ꦒꦼꦂꦧꦁꦄꦼꦩꦱ꧀ gerbang emas memasuki tahapan baru dalam upaya pengembangan aksara Jawa di Surabaya.
Gerbang emas itu ibarat sukses penyelenggaraan pertunjukan budaya dalam pelestarian aksara Jawa dan ꦧꦸꦣꦪꦭꦸꦣꦿꦸꦏ꧀ budaya ludruk di Surabaya. Hadir dalam acara itu (20/9/24) adalah para konsul negara sahabat yang berkantor di Surabaya. Salah satunya adalah Manoj Bhat, Konsul Kehormatan Republik India.
Bhat terkagum dengan upaya pelestarian literasi tradisional yang berupa Aksara Jawa oleh komunitas aksara Jawa, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni. Ada berbagai cara dalam strategi pelestarian yang selama ini dilakukan Rajapatni. Ada kegiatan Sinau aksara Jawa, pemasangan banner beraksara Jawa pada lapak lapak UMKM dan penulisan artikel melalui media yang dikelolanya. Yaitu www.rajapatni.com.
Dari mengamati dan mengikuti sepak terjang kegiatan ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, tim komunitas aksara Jawa ini pun diundang untuk sebuah diskusi budaya di sebuah restoran di jalan Indragiri Surabaya pada Sabtu malam (21/9/24). Hadir dalam diskusi budaya itu adalah A. Hermas Thony (penasehat), Ita Surojoyo (pendiri), Nanang Purwono (ketua), Christanto Wibisono (budayawan) dan Setya Amrih Prasadja (filolog) serta Harun Sobar.
Manoj Bhat, Konjen Kehormatan Republik India di Surabaya, menghargai peran ꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Rajapatni dalam melestarikan aksara Jawa. Ia berharap ada upaya bersama dalam mencari korelasi dan evolusi Aksara Jawa yang dipercaya berasal dari aksara Brahmi, yang selanjutnya menurunkan Dewanagari, Pallawa, Kawi, dengan turunan turunannya yang berupa aksara Jawa dan Bali.
Untuk itu, Konjen Kehormatan Republik India di ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya merancang kerjasama di bidang keaksaraan, yang bisa menjadi dan menjalin hubungan antara Jawa dan India. Dalam pembicaraan antara Konsul Jenderal kehormatan India Manoj Bhat dan Tim Puri Aksara Rajapatni, Manoj mengundang Ita Surojoyo sebagai Duta Aksara untuk berkunjung ke India.
“Sebagai Duta Aksara lah”, rayu Manoj Bhat kepada Ita Surojoyo.
ꦅꦠꦯꦸꦫꦗꦪ Ita Surojoyo sontak merasa kaget setelah mendengar undangan Konjen India.
“Nanti setelah dari sana, kita ketemu lagi dan mendengar kabar dari mbak Ita”, kata Manoj Bhat, yang mulai ꦩꦼꦫꦚ꧀ꦕꦁ merancang pertemuan pasca kepulangan Ita dari India.
Undangan Manoj Bhat buat pendiri ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni ini menjadi langkah awal dalam kolaborasi keaksaraan dan kebudayaan antara Konjen Kehormatan India dan Puri Aksara Rajapatni.
“Tidak cuma mbak Ita, yang bisa ke India, nantinya kita agendakan ꦒꦼꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧꦁ gelombang keberangkatan berikutnya untuk delapan orang berikutnya. Tapi mereka orang orang yang punya dedikasi kepada aksara”, tambah Manoj Bhat.
Pada malam itu, Sabtu malam (21/9/24), Manoj langsung menelpon staf Konsulat untuk membantu mengurus dokumentasi keberangkatan Ita untuk masa tinggal selama 3 Minggu di India.
Dalam diskusi kebudayaan itu, juga sempat disinggung upaya pemulangan ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦥꦸꦕꦔꦤ꧀ Prasasti Pucangan atau Calcula Stone (Prasasti Calcuta) yang sekarang disimpan di Museum Kalkuta, India. (PAR/nng).
Menarik untuk disimak, India juga tertarik ya.
terima kasih terus mengikuti Rajapatni, semoga informasi ini turut mengedukasi.