Aksara:
Rajapatni.com: SURABAYA – Aksara Jawa merupakan salah satu aksara Nusantara, yang menjadi identitas bangsa. Aksara Jawa dalam perkembangan zaman tidak hanya digunakan untuk menulis bahasa Jawa, tetapi juga bahasa daerah lain seperti Sunda, Madura, Sasak, dan Melayu, serta bahasa Indonesia.
Sebuah aplikasi transliterasi yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta “salin saja” malah dirancang untuk menulis bahasa Indonesia. Hal ini untuk mendekatkan aksara Jawa kepada pengguna umum. Terutama anak muda.
Sekarang ini anak anak muda sudah dengan mudah menggunakan aksara Jawa untuk komunikasi tulis melalui teks WhatsApp (WA) dalam bahasa Indonesia, yang tentu telah ditransliterasi ke aksara Jawa. Dari hasil transliterasi itulah anak anak muda bisa berkomunikasi melalui WA dengan teks aksara Jawa.
Teknologi digital ini sungguh telah membantu generasi muda belajar aksara Jawa dengan praktis dan mudah. Tak kenal maka tak sayang. Itulah ungkapan lama, yang masih relevan pada masa sekarang. Dengan mengenal aksara Jawa melalui cara transliterasi, maka lambat laun mereka akan bisa menggunakan aksara Jawa dalam kontak kontak sosial sehari hari.
Bergaya menulis aksara Jawa secara digital adalah salah satu dari upaya pemajuan aksara Jawa. Masih ada cara cara lain yang dilakukan sebagai bentuk pemajuannya. Antara lain dilakukan melalui kegiatan seperti belajar aksara Jawa, workshop, digitalisasi, dan pemasangan tulisan aksara Jawa di ruang ruang publik.
Contohnya, aksara Jawa telah dipasang di atap gedung Balai Kota dan kantor DPRD Kota Surabaya serta seluruh kantor kelurahan, kecamatan, dinas, bagian, dan rumah sakit umum daerah. Diharapkan penulisan juga bisa dilakukan untuk nama nama jalan dan usaha usaha dagang. Tak ketinggalan, aksara Jawa juga bisa diajarkan di sekolah sekolah sebagai mata pelajaran dengan porsi alokasi waktu tersendiri.

Penulisan dalam aksara Jawa di Surabaya ini selain mengembalikan tradisi lama yang pernah ada di daerah ini, cara ini sekaligus menyambut hadirnya Kementerian Kebudayaan RI dan bakal lahirnya Perda Pemajuan Kebudayaan Kota Surabaya.
Kota Surabaya, kota modern yang heterogen, ternyata sudah bisa menghadirkan kekayaan budayanya di era yang berkemajuan sekarang. Selain aksara Jawa, yang memang sudah pernah digunakan sejak era klasik, ada sejumlah objek budaya lain yang perlu dimajukan sehingga generasi sekarang dan mendatang bisa tersambung dengan corak budaya nenek moyang Surabaya.
Semua objek objek itu bisa digali lagi atas kesadaran kolektif dan kerjasama pentahelix warga kota yang terkenal dengan sifat gotong royongnya. Maka dengan segera selesainya Raperda Pemajuan Kebudayaan Kota Surabaya sebagai alat hukum akan melengkapi dan sekaligus melindungi kekayaan budaya Surabaya. (PAR/nng).