Sekilas Kota Lama Surabaya

Rajapatni.com: Surabaya (14/6/24) – Kota Lama (Eropa) Surabaya adalah eks kawasan ꦏꦺꦴꦠꦧꦼꦂꦠꦺꦩ꧀ꦧꦺꦴꦏ꧀ kota bertembok (walled town), yang pernah dihuni oleh bangsa Eropa, utamanya Belanda dalam kurun waktu abad 17 hingga 20. Kawasan ini berkembang pesat sejak Kota Surabaya (Stad van Sourabaya) menjadi ibukota wilayah Pantai Utara Jawa bagian Timur (Java’s Van Den Oosthoek) pada 1743 ketika Surabaya dan wilayah Pantai Utara Jawa Bagian Timur diserahkan oleh Mataram kepada VOC sebagai kompensasi atas bantuan VOC kepada Mataram.

Hingga sekarang batasan wilayah ꦏꦺꦴꦠꦭꦩꦯꦸꦫꦨꦪ Kota Lama Surabaya (Stad van Sourabaya) ini masih tampak jelas dan menjadi jalan: Jalan Jembatan Merah (tapal batas Timur), Jl. Cendrawasih dan Jl. Merak (tapal atas Selatan), Jl. Kerembangan Timur (tapal batas Barat) dan Jl. Garuda (tapal batas Utara).

Kampung Eropa Surabaya dengan batas temboknya. Foto: dok PAR.

Jalan jalan di kawasan ꦏꦺꦴꦠꦭꦩꦯꦸꦫꦨꦪ Kota Lama Surabaya ini, dahulu, menunjukkan akan adanya infrastruktur dan fasilitas Kota sebagai Kota administrasi. Bahwa di Stad van Sourabaya ini pernah ada Balai Kota, Taman Kota, Pelabuhan Sungai, Kantor Perdagangan, Gereja Kristen, Gereja Katolik, Pemakaman, Pabrik, Perumahan Pejabat Balai Kota, Perumahan Pejabat Keagamaan (Pastor), Sekolahan, Bank, Rumah Sakit dan Apotik. Kepala daerahnya disebut Gezaghebber.

Luas Stad van Sourabaya hanya sekitar 4 hektar. Di dalam wilayah ini, sekarang tersimpan peninggalan ragam bangunan arsitektur kolonial, yang terdiri dari peninggalan zaman abad 20, 19 dan 18. Keberadaannya layak disebut sebagai ꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ꦲꦶꦣꦸꦥ꧀ Museum Hidup yang menjadi bahan edukasi, ilmu pengetahuan, penelitian budaya dan pariwisata. (nanang PAR)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *