Rajapatni.com: Surabaya – DIKSI “Sasmita” pada judul ꧌ꦄꦂꦡꦶꦏꦼꦭ꧀꧍ artikel ini menjadi simbol penting akan adanya unsur unsur penggerak di alam Semesta Nusantara, yang berharap akan kembalinya bukti peradaban Jawa yang tinggi derajatnya.
Peradaban ꧌ꦗꦮ꧍ Jawa ini tidak lain adalah sebuah monumen, yang menyatukan dua bahasa berbeda dalam satu aksara. Dua bahasa berbeda ini adalah bahasa Jawa Kuna, yang menjadi alat komunikasi di tanah Djawadwipa dan bahasa ꧌ꦱꦤ꧀ꦱꦼꦏꦼꦂꦡ꧍ Sansekerta dari tanah Hindustan. Keduanya terinkripsi dalam satu aksara Kawi. Satu ꧌ꦏꦼꦱꦠꦸꦮꦤ꧀꧍ kesatuan literasi budaya ini wujudnya adalah prasasti Pucangan.
Kelak Sasmita di alam Semesta Nusantara itu akan mengembalikan peradaban yang tinggi ꧌ꦝꦼꦫꦗꦠ꧀ꦚ꧍ derajatnya ke pangkuan Nusantara. ꧌ꦱꦱ꧀ꦩꦶꦠ꧍ Sasmita itu sendiri hadir dengan tiba tiba dan anehnya satu sama lain bisa saling berkolerasi di luar akal ꧌ꦩꦤꦸꦱꦶꦪ꧍ manusia tapi bukan berarti tidak ada yang merencanakan. Jika Gusti sagung dumadi telah berkehendak, maka jadilah karena semua seisi ꧌ꦄꦭꦩ꧀꧍ alam semesta ini atas kehendak Sang Pencipta. Tuhan Yang Maha Esa.
Ada tiga variabel Sasmita di semesta Nusantara, yang membawa dan memberi ꧌ꦠꦶꦠꦶꦏ꧀ꦕꦼꦫꦃ꧍ titik cerah akan kembalinya peradaban yang tinggi derajatnya itu ke Bumi Jawadwipa, Nusantara. Sasmita itu adalah:
1) Suratan oleh ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni untuk Duta Besar India untuk Indonesia di Jakarta Sandeep Chakravorty mengenai repatriasi prasasti Pucangan, tertanggal 23 Oktober 2024.
2) Diundangnya ꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍Ita Surojoyo sebagai Pendiri Puri Aksara Rajapatni oleh pemerintah India melalui Konsul Kehormatan India di ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya, Manoj Bhat, ke India pada 3 November 2024 untuk meniti bahasa dan aksara. Langkahnya memberi sukses membanggakan Nusantara di bidang akademik dan berhasil merajut peradaban budaya literasi ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Aksara Nusantara dan India. Bahkan Ita naik podium mewakili negara negara Asia Tenggara.
3) Bertemunya Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon ꧌ꦝꦼꦔꦤ꧀꧍ dengan Menteri Kebudayaan India Gajendra Singh Shekhawat ꧌ꦥꦝ꧍ pada momen pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 di Brazil pada 8 November 2024, yang membicarakan tentang repatriasi Prasasti Pucangan.
Diharapkan ꧌ꦥꦼꦚꦠꦸꦮꦤ꧀꧍ penyatuan energi dari ketiga Sasmita itu mampu bertransformasi menjadi kekuatan energi besar, yang bisa menjadi gaya dan daya tarik variabel harapan, yaitu prasasti ꧌ꦥꦸꦕꦔꦤ꧀꧍ Pucangan untuk pulang ke pangkuan Nusantara.
Ketiga Sasmita ini memancarkan cahaya dan energinya dari tempat masing masing yang terpisah pisah. Puri Aksara Rajapatni berenergi dari ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya, Undangan meniti bahasa dan aksara dari India dan pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 dari Salvador da Bahia, Brasilia. Meski ꧌ꦠꦼꦂꦥꦶꦱꦃ꧍ terpisah namun energi mereka bersatu dalam samudra Sasmita Semesta Nusantara.
Semoga sasmita yang mengejawantah dalam energi perkasanya ini mampu mendaulat prasasti pucangan bisa segera tiba, melengkapi ꧌ꦈꦥꦪ꧍ upaya mulia yaitu pemulihan budaya ꧌ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Nusantara yang di cerai berai keberadaanya. (PAR/nng).