Rajapatni.com: Surabaya – Disela sela pemerintah Indonesia melakukan repatriasi prasasti Pucangan, di sini rakyat Ponorogo bersuka ria, warga Jawa Timur dan Indonesia secara umum berbangga karena UNESCO secara resmi menetapkan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda pada 3 Desember 2024. Penetapan tersebut dilakukan pada Sidang kesembilan belas Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda (intangible heritage) yang berlangsung di Asunción, Republik Paraguay dari Senin 2 hingga Sabtu 7 Desember 2024.
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mengatakan bahwa pengakuan ini bukan hanya sumber kebanggaan besar tetapi juga menjadi pengingat penting dari tanggung jawab kolektif untuk melestarikan karya budaya untuk generasi mendatang. Reog Ponorogo juga mewakili permadani kaya warisan Indonesia, menjalin keberanian, solidaritas dan keindahan tradisi lokal, serta mewakili identitas yang bersemangat dan keteguhan hati rakyat Jawa Timur.
“Selama berabad abad semangat ini telah menjadi jati diri rakyat Jawa Timur. Semangat ini telah berfungsi sebagai benteng jatidiri dengan interaksi yang harmonis yang memadukan tarian, musik dan mithologi, yang semuanya mewujudkan nilai nilai kreativitas, kolaborasi dan kebanggaan budaya”, tambah Fadli Zon yang berstatement dalam video pendek berdurasi 4 menit 9 detik (04’9”).
Informasi tentang resminya pengakuan Reog Ponorogo oleh UNESCO ini juga disampaikan oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dalam unggahan Instagramnya.
Reog Ponorogo telah resmi diakui oleh UNESCO. Foto: sindonews.net
“Wis diakoni, Ponorogo lah pemiliknya, Indonesia lah pemiliknya. Siapa yang berjuang? Yang berjuang ya panjenengan lah yang berjuang, para seniman seniman. Siapa yang meraih UNESCO? Panjenengan semua. Kula namung ngelantarke mimpi mimpi panjenengan semua”, kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Keberanian dan tekad dari semua elemen ini adalah wujud gotong royong yang didasari akan kesadaran kolektif rakyat Ponorogo dan Jawa Timur akan budaya dan kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Upaya semangat memperjuangkan pengakuan oleh UNESCO ini harus diikuti oleh upaya upaya serupa lainnya dalam menjaga kebutuhan warisan budaya dan sejarahnya, seperti memperjuangkan upaya repatriasi prasasti Pucangan yang sekarang masih di India.
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon dalam pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 di Brazil juga sudah bertemu dan menyampaikan kepada Menteri Kebudayaan India Gajendra Singh Shekhawat tentang repatriasi prasasti Pucangan. (PAR/nng).