Rajapatni.com: Surabaya – ꧌ꦄꦥꦿꦺꦱꦶꦪꦱꦶ꧍ Apresiasi kepada Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, yang sejak awal bulan November 2024, terus bergerak aktif secara ꧌ꦝꦶꦥ꧀ꦭꦺꦴꦩꦠꦶꦏ꧀꧍ diplomatik, berupaya membawa pulang Prasasti Pucangan asal Jawa Timur yang sekarang ada di Museum India di Kota Kalkuta, ꧌ꦅꦟ꧀ꦝꦶꦪ꧍ India.
Repatriasi adalah penting karena membuka dan mendatangkan potensi kerja sama bilateral antara dua ꧌ꦤꦼꦒꦫ꧍ negara seperti pertukaran budaya antara para pegiat, ꧌ꦥꦼꦤꦼꦭꦶꦠꦶ꧍ peneliti dan akademisi serta terlaksananya kegiatan-kegiatan positif, yang ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦥꦿꦺꦴꦩꦺꦴꦱꦶꦏꦤ꧀꧍ mempromosikan kerjasama antar negara itu.
Terkait dengan ꧌ꦥꦿꦯꦱ꧀ꦠꦶꦥꦸꦕꦔꦤ꧀꧍ Prasasti Pucangan adalah simbol kerjasama Indonesia dan India. Upaya repatriasi prasasti pucangan memang ꧌ꦱꦸꦝꦃ꧍ sudah lama dilakukan namun belum ꧌ꦩꦼꦤꦸꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀ꦏꦤ꧀꧍ menunjukkan titik terang.

Sejak adanya Kementerian kebudayaan RI dalam Kabinet ꧌ꦩꦺꦫꦃꦥꦸꦠꦶꦃ꧍ Merah Putih Prabowo, upaya repatriasi prasasti pucangan berlanjut dan menemui ꧌ꦠꦶꦠꦶꦏ꧀ꦠꦼꦫꦁ꧍ titik terang. Dalam pertemuan formal G20 Menteri Kebudayaan di Salvador, ꧌ꦧꦿꦗ꦳ꦶꦭ꧀꧍ Brazil, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon ꧌ꦧꦼꦂꦡꦼꦩꦸ꧍ bertemu dengan Menteri Kebudayaan India Gajendra Singh Shekhawat ꧌ꦥꦝ꧍ pada 8 November 2024.
Menurut A. Hermas Thony, Tokoh Penggerak Budaya. ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya yang juga kader Partai Gerindra bahwa yang dilakukan Menteri Fadli Zon adalah ꧌ꦭꦔ꧀ꦏꦃꦝꦶꦥ꧀ꦭꦺꦴꦩꦱꦶꦄꦏ꧀ꦠꦶꦥ꦳꧀꧍ langkah diplomasi aktif dalam memulangkan prasasti pucangan dari India ke Indonesia.
Langkah ini tidak lain adalah proses lanjutan dari suara dan harapan ꧌ꦮꦂꦓ꧍ warga negara, yang sadar akan kebesaran warisan budaya bangsanya yang perlu ꧌ꦝꦶꦗꦒ꧍ dijaga dan dilestarikan.
“Kita ini masyarakat kecil, yang ꧌ꦠꦶꦝꦏ꧀꧍ tidak punya kekuatan dalam upaya repatriasi karena ꧌ꦫꦺꦥꦠꦿꦶꦪꦱꦶ꧍ repatriasi sendiri adalah urusan G to G antara Pemerintah Indonesia Dan Pemerintah India. Tetapi kami ꧌ꦧꦼꦂꦲꦏ꧀꧍ berhak menyampaikan suara dan ꧌ꦲꦫꦥꦤ꧀꧍ harapan yang tentu harus dilakukan secara procedural Dan apik”, tembah Thony mengenang apa yang telah dilakukan oleh ꧌ꦏꦺꦴꦩꦸꦤꦶꦠꦱ꧀꧍ komunitas Aksara Jawa Surabaya, ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni pada bulan Oktober 2024.

Pada bulan itu dan atas arahan ꧌ꦏꦺꦴꦤ꧀ꦱꦸꦭ꧀ꦏꦼꦲꦺꦴꦂꦩꦠꦤꦶꦟ꧀ꦝꦶꦪ꧍ Konsul Kehormatan India untuk Jatim dan Jateng termasuk DIY di ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya, Manoj Bhat, Puri Aksara Rajapatni disarankan untuk bersurat kepada ꧌ꦝꦸꦠꦧꦼꦱꦂ꧍ Duta Besar India untuk Indonesia di Jakarta, Sandeep Chakravorty. Kemudian oleh Thony, tembusan surat ꧌ꦲꦫꦸꦱ꧀꧍harus diberikan kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Kepala BPK Wilayah XI Endah Budi Heriyani, Gubernur Jawa Timur Andi Karyanto, Dan Pembina ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni A. Hermas Thony.

Selanjutnya atas hubungan dan kerjasama baik ꧌ꦄꦤ꧀ꦠꦫ꧍ antara komunitas Puri Aksara Rajapatni dan Kantor Konsulat Kehormatan India di Surabaya, ꧌ꦩꦏ꧍ maka dikirimlah pendiri Puri Aksara Rajapatni, Ita Surojoyo ke India. Secara formal Ita ꧌ꦧꦼꦭꦗꦂ꧍ belajar tentang peningkatan Kemahiran mengajar bahasa Inggris dan ꧌ꦱꦼꦕꦫ꧍ secara informal atas Inisiatifnya ia melakukan ꧌ꦱ꧀ꦠꦸꦝꦶꦧꦟ꧀ꦝꦶꦁ꧍ studi banding tentang penggunaan Aksara India di negeri Hindustan itu.
Banyak hal ꧌ꦠꦼꦤ꧀ꦠꦁ꧍ tentang penggunaan Aksara di negeri itu sebagai langkah Pelestarian. Salah satunya adalah ꧌ꦥꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤꦴꦤ꧀꧍ penggunaan Aksara India yang disebut dalam Undang Undang Dasar India.
Ita sendiri dari hasil study akademiknya Dan studi bandingnya ꧌ꦧꦼꦂꦲꦱꦶꦭ꧀꧍ berhasil menghantarkan memperoleh nilai excellent Dan sekaligus mewakili negara negara Asia Tenggara untuk memberikan ꧌ꦱꦩ꧀ꦧꦸꦠꦤ꧀꧍ sambutan dihadapkan 40 peserta dari 24 negara.

Keberhasilan ꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo sebagai satu satunya Wakil Indonesia ꧌ꦝꦭꦩ꧀꧍ dalam diplomasi pendidikan dan Kebudayaan dalam ꧌ꦥꦿꦺꦴꦒꦿꦩ꧀꧍ program The International Training Program (ITP), the Indian Technical and Economic Cooperation (ITEC) ini, ꧌ꦩꦼꦫꦸꦥꦏꦤ꧀꧍ merupakan potret baik terhadap upaya pemulangan prasasti pucangan yang diharapkan bisa berjalan ꧌ꦩꦸꦭꦸꦱ꧀꧍ mulus.
“Rajapatni memanggil Pucangan pulang, Mbak ꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo sebagai Duta Indonesia bisa melaksanakan tugas diplomatik ꧌ꦏꦼꦧꦸꦢꦪꦴꦤ꧀ꦝꦤ꧀ꦥꦼꦟ꧀ꦝꦶꦝꦶꦏꦤ꧀꧍ Kebudayaan dan Pendidikan dengan sempurna dengan nilai A serta pak menteri Fadli Zon ꧌ꦱꦼꦧꦒꦻ꧍ sebagai energi perkasa untuk pemulangan Prasasti Pucangan adalah sinergi raksasa untuk mengembalikan potret ꧌ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Nusantara “, pungkas Thony.(PAR/nng)