Rajapatni.com: Surabaya (12/9/24) – Bulan September bagi banyak pegiat literasi menjadi bulan peduli literasi karena pada 8 September diperingati sebagai ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀Hari Aksara Internasional. Yang menetapkan adalah Unesco, yakni pada 8 September 1967. Selanjutnya setiap 8 September diperingati sebagai Hari Aksara Internasional (International Literacy Day).
Pada 30 Agustus 2024 lalu, di Jember dilakukan deklarasi dengan tujuan ada penetapan peringatan ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Hari Aksara Nusantara. Gagasan, yang diinisiasi oleh Museum Huruf Jember ini, sangat masuk akal karena di Nusantara ini masih memiliki aksara aksara lokal. Tapi kondisinya miris karena terancam punah. Keberadaannya semakin terlindas oleh aksara asing dan Latin. Di sebuah desa di Sulawesi, yang bernama Cia Cia, sudah m#enggunakan Aksara Hangeul (Korea) sebagai aksara resmi di sana. Miris.
Sebelum ada Deklarasi Hari Aksara Nusantara di Jember, di Surabaya kelompok pegiat aksara Jawa yang tergabung dalam komunitas aksara Jawa ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni membuat Ikrar Aksara Nusantara. Semangat Ikrar Aksara Nusantara dan Deklarasi Hari Aksara Nusantara adalah sama. Yakni upaya pelestarian Aksara Nusantara sebagai penguatan identitas bangsa Indonesia yang memang terbentuk dari keberagaman (kebhinekaan).
Selama bulan September 2024 ini, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni semakin mengenalkan Aksara Jawa melalui kegiatan kegiatan Peringatan Hari Aksara Internasional. Dua agenda besar sudah diagendakan dan digelar secara kolaboratif.
Agenda pertama sudah selesai. Acara ini digelar pada 8 hingga 10 September 2024 dengan ꦏꦺꦴꦭꦧꦺꦴꦫꦱꦶkolaborasi bersama Wisma Jerman dan Konjen Jepang di Surabaya, yang didukung oleh DG Preneurs serta disponsori oleh produsen rokok Peduli Budaya, Wismilak. Lainnya ada produsen air mineral Cheers, produsen roti Sari Roti serta Semeru Lintas Ekspresi (SLE).
Agenda kedua adalah pementasan ludruk yang mengusung tema ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa yang diadakan secara kolaboratif bersama Surabaya Next Leader (SNL), kelompok wartawan Pokja Taman Surya (Potas), Paguyuban Cak Ning Surabaya dan Karang Taruna Kota Surabaya serta kelompok kesenian Ludruk Nom Noman Tjap Arek Surabaya (Luntas). Agenda ini rencananya digelar di kawasan kota Lama Surabaya pada 20 September 2024.
Kolaborasi dengan melibatkan pihak pihak terkait ini bertujuan untuk meningkatkan ꦏꦼꦱꦣꦫꦤ꧀ kesadaran bersama akan pentingnya melestarikan Aksara Nusantara. Berangkat dari kerja bareng ini, maka penyampaian pesan pentingnya pelestarian aksara Nusantara bisa semakin meluas dan masif.
Kedua acara, yang diinisiasi oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni dan kemudian dikomunikasikan ke mitra mitra potensialnya, maka tidak hanya sukses penyelenggaraan yang menjadi target. Tetapi ada lebih dari itu, yaitu pengenalan terhadap Aksara, khususnya Aksara Jawa untuk target audience di kota Surabaya. Dari pengenalan aksara Jawa diharapkan bisa meningkat menjadi sikap mau belajar Aksara Jawa sebagai cara pelestarian Aksara Jawa di Surabaya dan Aksara Nusantara di negeri ini.
Aksara Jawa sebenarnya bukan literasi baru di Surabaya. Di era ꦱꦸꦤꦤ꧀ꦄꦩ꧀ꦥꦺꦭ꧀ Sunan Ampel di abad 15, aksara Jawa sudah digunakan. Ini terbukti adanya inskripsi beraksara Jawa yang ditemukan pada salah satu gapura komplek Sunan Ampel. Gapura ini berada di mulut gang Ampel Suci bagian selatan yang menghadap jalan Sasak.
Bukti penggunaan aksara Jawa di Surabaya juga ditemukan pada ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶ prasasti pendirian Masjid Kemayoran yang berangka tahun 1840 an. Prasasti beraksara Jawa ini terbuat dari logam Kuningan yang sekarang masih tertempel pada dinding Masjid.
Bukti lainnya adalah penggunaan aksara Jawa pada batu nisan di komplek pemakaman para bupati Surabaya di ꦱꦼꦤ꧀ꦠꦤꦄꦒꦸꦁꦧꦠꦥꦸꦠꦶꦃ Sentono Agung Botoputih di jalan Pegirian Surabaya.
Glorifikasi dan Preservasi
Tidak sekedar Glorifikasi acara, tapi menjadi awal sebuah kolaborasi panjang untuk upaya bersama dalam ꦥꦿꦼꦱꦼꦂꦮ꦳ꦱꦶ preservasi Aksara Jawa di Surabaya. Kegiatan kegiatan tersebut juga menjadi komitmen bagi komunitas Puri Aksara Rajapatni untuk berkegiatan sesuai kapasitas dan fungsinya. Yaitu mengenalkan aksara Jawa, mengajarkan Aksara Jawa dan mengadvokasi Aksara Jawa.
Dalam kiprahnya, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni tentu membutuhkan dukungan kolaboratif dari pihak pihak terkait baik dari kalangan pemerintah, swasta, akademisi, media dan komunitas lainnya, yang selanjutnya disebut Kolaborasi Pentahelix.
Selain pelaksanaan kegiatan di bulan September 2024 ini, kegiatan kegiatan ke depan sudah mulai diagendakan. Misalnya sebuah kegiatan untuk mendukung acara budaya Artsubs 2024 Ways of Dreaming, yang akan digelar di Post Block (Kantor Pos Besar Surabaya) di jalan Kebon Rojo Surabaya mulai 26 Oktober – 24 November 2024. Ajakan kolaborasi ini disampaikan oleh Heti Palestina Yunani, yang bertindak sebagai PR dan Publikasi kegiatan Artsubs 2024 Ways of Dreaming.
Menurut Heti Palestina Yunani pelestarian Aksara Jawa bukan sekedar ꦤꦺꦴꦱ꧀ꦠꦭ꧀ꦒꦶꦪ nostalgia tapi itu adalah agenda penegakan sejarah bahkan rekonstruksi sejarah yang penting untuk membawa banyak hal yang telah punah kembali hidup. Agar kita punya banyak pilar-pilar yang kokoh. (PAR/nng).