Rajapatni.com: Surabaya – Muncul sebuah gagasan perlunya ada Jambore Aksara Nusantara. Jambore Aksara Nusantara adalah pertemuan besar para insan, aktivis, pegiat, pemerhati, pelestari Aksara Nusantara dan akademisi serta Filolog, yang bertujuan untuk menyamakan persepsi untuk menyelamatkan dan melestarikan Aksara Nusantara melalui pengenalan kembali Aksara Nusantara dan bangga menggunakan Aksara Asli para leluhur bangsa Indonesia (Nusantara) di daerah masing masing.
Jambore ini juga bertujuan untuk saling mendorong antar daerah yang masih memiliki Aksara lokalnya dan bersama sama menguatkan upaya bersama dalam Pelestarian Aksara Nusantara.
Sebagaimana disadari bahwa Aksara lokal adalah sebagaimana identitas budaya lokal lainnya di Nusantara, yang pada masa kini menjadi salah satu warisan budaya yang nyaris punah. Oleh karena itu, beberapa pemerintah daerah, yang merasa tergugah untuk menjaga kelestarian budaya tersebut membuat peraturan-peraturan khusus mengenai pelestarian aksara daerah masing-masing.
Namun, ternyata jumlah daerah, yang masih belum tergugah untuk menyelamatkan, masih lebih banyak dari yang sudah tergugah.
Dampaknya adalah cepat atau lambat Aksara daerah sebagai warisan Nusantara akan punah. Fakta dan tanda tanda kepunahan sudah ada. Bahkan di desa Cia Cia, Bau Bau, di Sulawesi, sudah tidak menggunakan Aksara daerah lokal, melainkan menggunakan Aksara asing Korea. Bahaya!
Berangkat dari fakta yang Menakutkan ini, Maka komunitas Aksara Jawa Surabaya Puri Aksara Rajapatni menggagas usulan diselenggarakannya Jambore Aksara Nusantara. Jambore ini diharapkan bisa menghadirkan berbagai pihak di Nusantara, yang di wilayahnya masih memiliki Aksara lokal. Mereka berembuk untuk upaya upaya penyelamatan dan pelestarian Aksara lokal di daerahnya masing masing .
Untuk tujuan itu dibutuhkan dukungan dan peran pihak pihak tergugah termasuk intervensi pemerintah untuk ikut urun rembug demi penyelamatan dan pelestarian Aksara Aksara daerah (se Nusantara). Karenanya Puri Aksara Rajapatni akan mengajak berbagai pihak dari dalam provinsi hingga luar provinsi serta pihak akademisi.
Pembina Puri Aksara Rajapatni, A. Hermas Thony, memandang perlunya Aksara ini di SWOT untuk melihat Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.
Analisis SWOT pada Aksara Nasional ini dapat membantu organisasi tergugah dalam memahami posisi strategisnya di masyarakat dan merancang strategi yang tepat untuk memaksimalkan potensi Aksara Nusantara dan mengatasi tantangan yang dihadapi.
Karenanya A. Hermas Thony berkonsultasi dengan Denny Januar Ali (JA), seorang Konsultan Politik, Penulis dan Pengusaha, yang juga dikenal sebagai Pendiri lembaga survei politik “Lingkaran Survei Indonesia”.
Thony mempersonifikasikan Aksara bagai seorang tokoh politik dalam sebuah kontestasi pemilihan Kepala Daerah. Sejauh mana Aksara atau Kepala Daerah itu berpotensi untuk pembangunan daerahnya.
Thony menggambarkan Aksara yang berupa benda mati seolah-olah memiliki sifat, kemampuan, pemikiran, dan perasaan seperti manusia. Karenanya ia mengambil langkah untuk melakukan SWOT terhadap Aksara.
Selain itu, rencananya Thony juga akan melakukan audiensi dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang memiliki jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, yaitu S-1 Pendidikan Bahasa.
“Ini sebuah usulan gagasan yang harus diampu bersama. Kami komunitas Puri Aksara Rajapatni tidak bisa berjalan sendiri. Kami akan layangkan surat ke rektor Unesa untuk membuka diskusi tentang gagasan Jambore Aksara Nusantara”, pungkas Thony (PAR/nng).