Rajapatni.com: Surabaya – Tanggal 2 Desember 2024 adalah Hari formal pamungkas untuk kelas International Training Program (ITP) di The English and Foreign Languages University (EFLU) dalam skema the Indian Technical and Economic Cooperation (ITEC) 2024.

꧌ꦩꦼꦤꦤ꧀ꦝꦲꦶ꧍ Menandai momen indah itu, Ita Surojoyo salah satu peserta yang datang dari Surabaya mencatatkan prestasi yang ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦔ꧀ꦒꦏꦤ꧀꧍ membanggakan sebagai satu satunya wakil dari Indonesia. Ita Surojoyo mendapatkan grade A, sangat baik (excellent) dengan rincian nilai sebagai berikut. Mata kuliah Teaching of Language Skills and Language System mendapat nilai A+. Teaching Methodology and Assessment Practices mendapat nilai B+ dan Interdisciplinary Perspective mendapat nilai A. Sehingga rata-rata mendapat ꧌ꦤꦶꦭꦻ꧍ nilai A (excellent).

Ini sebuah ꧌ꦥꦼꦂꦙꦸꦮꦔꦤ꧀꧍ perjuangan belajar yang luar biasa karena Ita Surojoyo dalam program ini tidak hanya fokus pada kegiatan ꧌ꦌꦝꦸꦏꦱꦶ꧍ edukasi formal sesuai kurikulum, namun Ita juga membawa misi di luar itu. Yaitu melakukan studi banding tentang penggunaan Aksara tradisional di India, yang hasil dari studi banding itu ꧌ꦠꦼꦭꦃ꧍ telah ditulis secara berseri di media ini.
Pada acara penyerahan ijazah pelàtihan ini, Ita juga menyerahkan buku bacaan beraksara Jawa, yang ditulisnya dengan judul, “Titi Tikus Ambeg Welas Asih”.

Ini merupakan wujud ꧌ꦝꦶꦥ꧀ꦭꦺꦴꦩꦱꦶ꧍ diplomasi Budaya yang ia perankan. Ita tidak hanya membawa pengetahuan budaya dari India, tetapi ia juga berbagi budaya aksaranya kepada warga India. Bahkan ketika Ita menerima ꧌ꦱꦺꦂꦡꦶꦥ꦳ꦶꦏꦠ꧀꧍ sertifikat hasil pelàtihannya, ia diminta memberikan sambutan mewakili negara negara peserta di Asia Tenggara.

Di penghujung sambutannya, Ita menyampaikan rencana dan janji akan menulis buku yang berjudul “30 Days in India” yang menjadi dokumen pengalaman selama tinggal di India selama 30 Hari.“Ms. Monishita, thank you for sparing your time for interview. I am glad imforming you that I am writing a book, and have recorded my activities here, 30 days in India. I promised to give it to you. …”, pungkas Ita Surojoyo di hadapan 40 profesional dari ꧌꧇꧒꧔꧇ꦤꦼꦒꦫ꧍ 24 negara. (PAR/nng