Rajapatni.com: Surabaya (2/5/24) – PADA 2 Mei diperingati sebagai ꦲꦫꦶꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦏꦤ꧀ Hari Pendidikan. Sedangkan arti dari Pendidikan itu sendiri adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik.
Sementara dalam Undang-Undang sendiri, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana ꦧꦼꦭꦗꦂ belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia.
Dan dalam kaitannya dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, yang diperingati setiap tahun pada 2 Mei, adalah bertujuan tidak hanya mengenang jasa ꦏꦶꦲꦗꦂꦣꦼꦮꦤ꧀ꦠꦫ Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan bangsa, namun juga dijadikan sebagai momentum untuk menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme bagi seluruh insan pendidikan.
Pada tahun 2024 ini, tema Hari Pendidikan yang diusung adalah ꦧꦼꦂꦒꦼꦫꦏ꧀ꦧꦼꦂꦱꦩ꧈ꦭꦚ꧀ꦗꦸꦠ꧀ꦏꦤ꧀ꦩꦼꦂꦣꦺꦏꦧꦼꦭꦗꦂ “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar.” Tema ini tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nomor 11911/MPK.A/TU.02.03/2024 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024.
Tema ini masih merupakan lanjutan dari program ꦩꦼꦂꦣꦺꦏꦧꦼꦭꦗꦂ Merdeka Belajar yang diusung dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk diketahui, Merdeka Belajar merupakan program yang dicanangkan oleh Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek RI untuk merevolusi sistem pendidikan di tanah air.
Sementara dari kalangan komunitas, khususnya komunitas budaya, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni memandang bahwa pendidikan harus ada pelibatan unsur budaya. Menurut pasal 1 ayat 1 UU No 5 Tahun 2017, Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat.
ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, yang fokus pada budaya literasi Aksara Jawa, berpendapat bahwa budaya berperan penting dalam membangun sebuah negara.
“Sangat penting karena nilai-nilai kehidupan yang baik akan membentuk karakter moral manusia yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu kualitas sumber daya manusia di suatu negara”, Rajapatni.
Pembahasan tentang ꦏꦼꦧꦸꦣꦪꦄꦤ꧀ kebudayaan semakin penting di tengah era dimana paham-paham asing mulai memasuki negeri ini, dan paham itu dapat digunakan untuk memecah belah nilai-nilai persatuan bangsa. Bukti nyambut aksara Latin (asing) telah menggantikan aksara Nusantara.
ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni melalui pembelajaran aksara Jawa untuk publik (Sinau Aksara Jawa) turut berpartisipasi dalam membangun nilai nilai kebangsaan karena dengan semakin memahami Aksara Jawa, yang menjadi identitas bangsa, pada akhirnya turut membangun nilai nilai nasionalisme.
Apalagi sekarang eranya adalah era merdeka belajar. Siapapun dapat belajar apa saja dan dimana saja. Mereka, yang belajar di jalur ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦏꦤ꧀ꦥ꦳ꦺꦴꦂꦩꦭ꧀ pendidikan formal, tidak harus belajar di ruang ruang kelas. Alam dan masyarakat serta lingkungan dengan segala dinamika sosial dan budayanya adalah “ruang” kelas.
Semua itu adalah proses pembelajaran agar peserta didik (publik) secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk bisa membangun kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, ꦏꦼꦥꦿꦶꦧꦣꦶꦪꦤ꧀ kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia.
Belajar tidak harus dikaitkan dengan istilah siswa dan mahasiswa, semua orang mulai kecil hingga dewasa dan tua masih memiliki hak untuk belajar. Apalagi adalah istilah ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦏꦤ꧀ꦱꦼꦈꦩꦸꦂꦲꦶꦣꦸꦥ꧀ pendidikan seumur hidup (long life education), maka sesungguhnya pendidikan itu sudah dimulai sejak prenatal hingga Postnatal.
Dalam kaitan dengan kebudayaan dalam perannya sebagai unsur pembangunan, maka ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni melalui bidang Aksara Jawa ikut membangun Kota Surabaya. Selamat Hari Pendidikan Nasional. (nanang).*