Rajapatni.com: Surabaya (17/5/24) – KETIKA ꦮꦂꦒꦄꦱꦶꦁ warga Asing sudah mulai mau mengenal Aksara Jawa, maka sebuah pertanda bahwa pemilik aksara itu diingatkan. Orang Jawa diingatkan. Bangsa diingatkan. Waspadalah! Mau tau atau tidak mau tau?
Mereka, orang asing yang asing dengan aksara nusantara ini, mau mengenal tanpa tekanan. Tanpa paksaan. ꦠꦤ꧀ꦥꦣꦶꦱꦸꦫꦸꦃ Tanpa disuruh. Malah dengan senang hati dan bergembira. Mereka merasa menerima harta yang melimpah. Mereka tau ada sesuatu di balik aksara Jawa.
Aksara Jawa terlalu indah untuk dilupakan dan ditinggalkan. Ia bermakna. Sangat bermakna dalam setiap peradaban. Tidak hanya dulu di zaman ꦏꦭꦧꦺꦤ꧀ꦝꦸ kalabendu, tapi juga sekarang dan mendatang di zaman milenial dan digital.
Seharusnya pemilik aksara itu tidak buta atau dibutakan sehingga gajah di pelupuk mata tak tampak, sementara semut di seberang lautan nampak. ꦆꦫꦺꦴꦤꦶꦱ꧀ Ironis!
Kota Surabaya berbicara meski tak bersuara. Kota Surabaya diam menakutkan. Begitu ꦧꦼꦂꦒꦼꦫꦏ꧀ bergerak, bisa saja mematikan. Di Hari Jadinya ke 731 di tahun 2024, Kota Surabaya membisikkan aksara Jawa ke telinga dunia. Tunggu saatnya ketika Surabaya meneriakkan Aksara Jawa. Bagai semboyan Soekarno yang mengatakan “Beri saya 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Apakah ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya tengah bermimpi dalam meneriakkan Aksara Jawa? Tidak! Ini nyata dan fakta. (nan PAR)*