A. Hermas Thony: ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍Puri Aksara Rajapatni Perlu Kolaborasi Dengan UNESA Demi Perlindungan dan Pelestarian Aksara Jawa

Rajapatni.com: Surabaya – KETIKA pegiat, penggerak dan budayawan Aksara Jawa ꧌ꦧꦼꦂꦡꦼꦩꦸ꧍ bertemu dalam satu meja di warung kopi, apa yang menjadi topik pembicaraan bisa ditebak. Tidak lain adalah terkait hal hal tentang upaya ꧌ꦥꦼꦂꦭꦶꦟ꧀ꦝꦸꦔꦤ꧀꧍ perlindungan dan Pemajuan Aksara Jawa itu sendiri.

Ya, itulah yang menjadi pokok bahasan A. Hermas Thony, Penggerak budaya Surabaya; ꧌ꦱꦸꦒꦼꦁꦲꦝꦶꦥꦶꦠꦪ꧍ Sugeng Adipitoyo budayawan dan akademisi Aksara Jawa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) serta Nanang Purwono pegiat Aksara Jawa Surabaya, Puri Aksara Rajapatni dalam ꧌ꦔꦺꦴꦧꦿꦺꦴꦭ꧀꧍ ngobrol santai di warung kopi Pulo Wonokromo Surabaya pada Jumat malam (6/12/24).

Ngopi aksara Jawa demi ꧌ꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀꧍ pelestarian warisan budaya. Dari kiri ke kanan: Nanang Purwono, A. Hermas Thony dan Sugeng Adipitoyo. Foto: PAR

Nanang Purwono menyampaikan keprihatinannya atas keberadaan Aksara Jawa yang terdesak oleh Aksara Latin karena perubahan zaman. ꧌ꦱꦼꦩꦼꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Sementara Sugeng Adipitoyo menyampaikan apresiasinya atas adanya lembaga lembaga pendidikan dan masyarakat yang mau ꧌ꦩꦼꦔꦼꦤꦭ꧀ꦏꦤ꧀꧍ mengenalkan dan me gajarkan aksara Jawa baik tulis maupun baca dalam menghadapi ꧌ꦱꦶꦠꦸꦮꦱꦶ꧍ situasi yang memprihatinkan ini. Sedangkan A. Hermas Thony, menurut Sugeng Adipitoyo, adalah orang yang pas dalam mencari strategi di bidang birokrasi demi pengenalan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa.

“Nanti ꧌ꦈꦫꦸꦱꦤ꧀꧍ urusan strategi itu, pak Thony yang cocok. Kami ini di bagian pelaksana saja”, kata Sugeng Adipitoyo.

Ngobrol santai sambil ngopi di saat Surabaya diguyur hujan itu menjadi cara tepat untuk ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦶꦕꦫꦏꦤ꧀꧍ membicarakan kondisi Aksara Jawa dengan santai tapi serius. Pembicaraan itu ꧌ꦩꦼꦤꦶꦠꦶ꧍ meniti langkah kooperatif antara komunitas dan universitas dalam ꧌ꦈꦝꦪ꧍ upaya bersama melestarikan warisan budaya tak benda Aksara Jawa.

Aksara Jawa perlu diatur dalam aturan aturan sebagai ꧌ꦮꦝꦃ꧍  wadah hukum supaya menjadi pijakan dalam penggunaan dan pelestarian Aksara Jawa. Secara struktural formal agar Aksara Jawa mendapatkan ꧌ꦥꦺꦴꦂꦯꦶ꧍ porsi yang cukup sebagai mata pelajaran di sekolah. 

Menurut A Hermas Thony, komunitas Aksara Jawa ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍Puri Aksara Rajapatni perlu berkolaborasi dengan Universitas Negeri Surabaya, yang memang memiliki ꧌ꦥꦿꦺꦴꦒꦿꦩ꧀꧍ program studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dimana disana diajarkan Membaca dan Menulis Jawa.

Sebagai pembina ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍Puri Aksara Rajapatni, Thony menyarankan agar Rajapatni beraudiensi dengan Rektor UNESA untuk bersama sama berdiskusi mencari cara yang tepat di luar ꧌ꦗꦭꦸꦂ꧍ jalur akademik demi perlindungan dan pelestarian Aksara Jawa. Hal itu diiyakan oleh Sugeng Adipitoyo, yang juga berstatus sebagai dosen di program S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Unesa.

꧌ꦤꦤꦁꦥꦸꦂꦮꦤ꧍ Nanang Purwono, Ketua Puri Aksara Rajapatni setuju dengan gagasan Thony mengenai kunjungan ke Unesa dan bertemu Rektor UNESA. 

“Puri Aksara Rajapatni ini kan sebuah komunitas Aksara Jawa yang jumlah personilnya masih kecil dan terbatas, tetapi memiliki gagasan-gagasan besar dan tak terbatas. ꧌ꦏꦉꦤꦚ꧍ Karenanya berkolaborasi dengan pihak pihak yang tetap harus dilakukan untuk menambah kekuatan dalam mengeksekusi gagasan”, kata Thony kepada Sugeng Adipitoyo yang ꧌ꦝꦠꦁ꧍ datang didampingi seorang kerabatnya.

Untuk itu, Rajapatni akan segera melayangkan surat kepada Rektor UNESA. 

“Segera buat surat audiensi ke pak rektor Unesa supaya ꧌ꦩꦶꦔ꧀ꦒꦸꦝꦼꦥꦤ꧀꧍ minggu depan bisa bertemu dengan pak rektor Unesa bersama pendamping di bidang-bidang yang sesuai”, pungkas Thony. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *