Rajapatni.com: Surabaya (8/924) – Bagi tim ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, rasa lelah setelah berhari hari mempersiapkan pelaksanaan pembukaan Peringatan Hari Aksara Internasional terbayar sudah dengan sukses pembukaan pada Minggu sore (8/9/24). Sore itu, pembukaan diawali dengan tari Remo Ksatria dan Cucuk Lampah persembahan dari Sanggar Seni Omah Dhuwur Surabaya.
Tari ꦉꦩꦺꦴꦏ꧀ꦱꦠꦿꦶꦪ Remo Ksatria ini diperagakan secara berkelompok oleh 4 penari. Dengan aksesoris tombak, para penari ini terlihat gagah dan serempak di hadapan puluhan pasang mata, termasuk direktur Wisma Jerman Mike Neuber, penggerak budaya Surabaya A Hermas Thony dan Pendiri Puri Aksara Rajapatni Ita Surojoyo.
ꦕꦸꦕꦸꦏ꧀ꦭꦩ꧀ꦥꦃ Cucuk Lampah rombongan Ksatria ini membuka jalan menuju ke ruang pameran Halle. Turut mengiringi beserta tamu dan undangan adalah Mike Neuber, A Hermas Thony, Ita Surojoyo dan Wiji Utomo (pelukis).
Di depan pintu masuk Halle, para Ksatria itu memberi jalan para tamu utama, yang tidak lain adalah Mike Neuber, A Hermas Thony dan ꦅꦠꦯꦸꦫꦗꦪ Ita Surojoyo untuk mengambil tempat guna memberi sambutan sebelum dilakukan pengguntingan pita sebagai tanda dibukanya pameran lukisan yang bertema aksara Jawa.
Mike Neuber dalam sambutannya menegaskan pentingnya ꦩꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦏꦤ꧀ melestarikan aksara Jawa sebagai sebuah identitas komunitas dan bangsa Jawa. Mike juga berterima kasih diajak oleh Puri Aksara Rajapatni dalam kolaborasi peringatan Hari Aksara Internasional ini.
Sementara itu, penasehat ꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Rajapatni yang juga dikenal sebagai tokoh penggerak budaya kota Surabaya, A Hermas Thony, juga berterima kasih kepada Wisma Jerman yang mau menjadi tuan rumah dalam kegiatan literasi ini.
Berkegiatan bersama sebuah lembaga ꦌꦣꦸꦏꦱꦶ edukasi luar negeri Wisma Jerman ini menambah makna derajat pemahaman antar perbedaan. Apalagi dalam rangkaian peringatan ini ada kegiatan Cross Culture Jawa Jepang yang diikuti ragam kebudayaan lain baik bersifat Nusantara maupun Eropa.
Gunting Pita
Gunting pita menandai dibukanya pameran ꦭꦸꦏꦶꦱꦤ꧀ lukisan yang bertempat di Halle. Berkenan menggunting pita adalah Mike Neuber dan Ita Surojoyo. Selanjutnya pengunjung bisa memasuki ruang pamer, yang mengusung 24 lukisan karya tunggal Wiji Utomo. Mengiringi pengunjung menikmati karya lukis, Wiji Utomo mengkurasi secara umum karya karya lukisnya.
Sebelum memasuki Halle, sebuah tumpeng berisikan ꦥꦭꦥꦼꦤ꧀ꦝꦼꦩ꧀ Pala Pendem jagung, ketela pohon, ubi dan kacang menjadi hidangan bersama. Selanjutnya pengunjung memasuki Halle. Wiji Utomo turut mendampingi para pengunjung sembari menjelaskan tentang lukisannya.
Wiji Utomo menjelaskan saat kali pertama bertemu Mike di ruang kerjanya sekitar bulan Juli 2023. Bahwa kehadirannya beserta ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni ada kaitannya dengan aksara Jawa.
Pada dasarnya Mike sudah mendengar upaya ꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Rajapatni dalam aksinya mengenalkan Aksara Jawa, begitu mengetahui Wiji memiliki karya lukis yang bertemakan Aksara Jawa, Mike langsung tertarik menawarkan kerjasama dalam hal pameran lukisan di tempatnya.
Tawaran itu diiyakan oleh ꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Rajapatni dan Wiji. Mike selanjutnya melihat jadwal dan menawarkan pada bulan September. Oleh Rajapatni, tawaran ini kemudian diarahkan jatuh pada tanggal 8 September karena bertepatan dengan hari Aksara Internasional. Mike pun setuju dan disepakati jatuh pada 8-10 September 2024.
Pada kesempatan itu, ꦮꦶꦗꦶꦈꦠꦩ Wiji Utomo menghadiahkan sebuah lukisan yang bergambar aksara Jawa yang berbunyi “Halle Wisma Jerman”. Selain itu, Ita Surojoyo juga menghadiahkan sebuah buku cerita anak beraksara Jawa berjudul “Titi Tikus Ambeq Welas Asih”.
Mike Neuber dalam sambutan di dalam Halle setelah pemberian ꦕꦶꦤ꧀ꦝꦺꦫꦩꦠ cinderamata itu mengatakan bahwa kegiatan peringatan Hari Aksara bersama antara Wisma Jerman dan Puri Aksara Rajapatni berjalan luar biasa dan sukses. Mengingat aksara, apapun aksara itu, diakuinya bahwa aksara adalah penting karena sebagai dasar ilmu pengetahuan.
“Saya akan menuliskan aksara Jawa pada tempat tempat di lingkungan Wisma Jerman . Tapi butuh proses, kita kira dua bulan”, pungkas Mike. (PAR/nng)