Sejarah:
Rajapatni.com: SURABAYA – Kata kepahlawanan berasal dari kata dasar pahlawan, yang mendapat imbuhan awalan dan akhiran ke-an.
Menurut literasi AI (Artificial Intelligence) bahwa kata “pahlawan” berasal dari bahasa Sansekerta “phala-wan”, yang berarti “seseorang yang menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama”.
“Pahlawan” dimaknai sebagai orang, yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran. “Pahlawan” juga dimaknai sebagai pejuang yang gagah berani.
Sementara “Kepahlawanan” adalah kata yang menunjukkan sifat seseorang. Karena mengandung sifat, maka “kepahlawanan” memberikan sifat atau menjelaskan tentang kualitas seseorang atau kata benda.
Sedangkan, kata “pahlawan” sendiri juga bisa berjenis kata sifat. Misalnya pada frasa “kota Pahlawan”, yang berhukum DM (Diterangkan -Menerangkan). Hukum ini berbalik dengan hukum bahasa inggris, yang MD (Menerangkan Diterangkan) seperti pada frasa “beautiful girl”. Beautiful (M) girl (D). Bukannya girl (D) beautiful (M).
Jadi frasa “Kota Pahlawan”, menjelaskan bahwa kata “kota” itu mempunyai sifat “Pahlawan”. Bukan “kota dingin”, bukan pula “kota wingko” dan sebagainya.
Jika Surabaya disebut sebagai kota pahlawan karena Surabaya merupakan rumah dan tempat bagi para pahlawan, yang telah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan para pahlawan di kota Surabaya ini menjadi dasar ditetapkannya Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 November.
Pahlawan Adalah Orang Yang Berjuang
Seseorang disebut pahlawan, yang memiliki sifat sifat kepahlawanan, kerena ia telah berjuang, melakukan tindakan fisik seperti berperang dan tarung mati matian melawan musuh demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Sebagai generasi penerus hendaknya mewarisi nilai nilai kejuangan (perilaku) dari para pahlawan. Atau meneladani sikap dan sifat sifat kepahlawanan.

Dalam upaya memajukan kebudayaan sebagaimana tersebut dalam UU 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, hendaknya kita bisa mewarisi nilai nilai kejuangan seperti yang diajarkan dalam film “Nilai Nilai Kejuangan Masa Revolusi” dan buku “Nilai Nilai Kejuangan” karangan Drs. Suyahman M.Si., MH. dkk.

Melalui dua film dan buku itu, generasi muda dan kita diajak untuk mewarisi nilai nilai kejuangan dari para pahlawan dengan sifat dan sikap kepahlawanannya. Jadi pahlawan dengan sikap kepahlawanannya telah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Dengan demikian jelas bahwa para pahlawan telah melakukan tindakan semaksimal mungkin untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan Zaman Now
Ternyata berjuang itu tidak hanya merebut kemerdekaan. Kita sekarang berjuang mengisi kemerdekaan. Mengisi kemerdekaan wujudnya bermacam macam. Seorang pelajar belajar dengan sungguh sungguh adalah perjuangan. Seorang ibu hamil (bumil) merawat kehamilannya dengan baik adalah perjuangan. Seorang atlit berlatih dengan disiplin, sportif dan giat adalah perjuangan.
Jadi pahlawan, di bidang apapun, adalah orang yang telah berjuang untuk meraih cita cita. Bagi pelajar adalah bisa lulus dengan nilai baik. Bagi seorang ibu hamil, bisa melahirkan bayi yang sehat. Bagi atlit adalah bisa menjadi sang juara.
Anda berjuang apa untuk meraih cita cita apa? (PAR/nng)