OPINI: Pentingnya ꧌ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Hari Aksara Nusantara Untuk Menjaga Dan Melestarikan Aksara Aksara Daerah.

Rajapatni.com: Surabaya – ꧌ꦩꦊꦤꦼꦫꦸꦱ꧀ꦏꦤ꧀꧍ Meneruskan kisah Batik dan Kebaya, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai ꧌ꦮꦫꦶꦱꦤ꧀꧍ warisan budaya Tak benda (intangible heritage culture) bangsa Indonesia, selanjutnya perlu ada pengakuan lain terhadap peradaban ꧌ꦧꦸꦢꦪ꧍ budaya Indonesia. Yaitu Aksara Nusantara.

Pengakuan ꧌ꦄꦠꦱ꧀꧍ atas produk budaya sendiri seperti Aksara Nusantara adalah ꧌ꦭꦔ꧀ꦏꦃꦧꦶꦗꦏ꧀꧍ langkah bijak sebelum pihak lain mengakuinya. Karena menghargai dan mengakui kekayaan budaya sendiri merupakan prinsip penting karena dapat ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦤ꧀ꦠꦸ꧍ membantu membangun sikap yang lebih bijak dan tegas.

Menghargai kekayaan budaya sendiri berarti memandang penting diri ꧌ꦏꦶꦠ꧍ kita sendiri dan menganggap diri kita memiliki kualitas yang baik. ꧌ꦩꦼꦔ꧀ꦲꦂꦓꦲꦶ꧍ Menghargai dan mengakui diri sendiri juga dapat diartikan sebagai mencintai diri sendiri, atau self-love. Pun demikian mengakui Aksara Nusantara dalam format resmi dan ꧌ꦥ꦳ꦺꦴꦂꦩꦭ꧀꧍ formal.

Contoh beberapa aksara nusantara di Indonesia. Foto; fb wulangreh.

Aksara Nusantara ini terdiri ꧌ꦝꦫꦶ꧍ dari Aksara Aksara lokal yang masih ada di Indonesia. Aksara Nusantara, layak menjadi perhatian serius ꧌ꦄꦒꦂ꧍ agar dia selamat dari kepunahan. Salah satunya adalah melalui pengakuan peringatan Hari Aksara Nusantara. Hal ini ꧌ꦥꦼꦤ꧀ꦠꦶꦁ꧍ penting mengingat kondisi Aksara Nusantara sudah terancam punah di era modern ini.

Kelak diharapkan ꧌ꦥꦼꦤꦼꦠꦥꦤ꧀꧍penetapan Hari Aksara Nusantara ini menjadi upaya penyelamatan, Perlindungan, pengembangan ꧌ꦝꦤ꧀꧍ dan Pelestarian budaya bangsa seperti halnya Batik dan ꧌ꦏꦼꦧꦪ꧍ Kebaya yang telah diakui UNESCO.

꧌ꦱꦼꦕꦫ꧍ Secara Internasional memang sudah ada penetapan Hari Literasi atau Aksara yang jatuh pada 8 September. ꧌ꦤꦩꦸꦤ꧀꧍ Namun peringatan itu memiliki dasar Latar belakang yang berbeda dasar usulan Hari Aksara Nusantara. 

Latar belakang peringatan Hari Aksara Internasional itu adalah ꧌ꦏꦉꦤ꧍ karena masih adanya penduduk dunia yang buta Huruf. Menurut catatan UNESCO sebanyak 775 juta penduduk dunia masih ꧌ꦧꦸꦠꦲꦸꦫꦸꦥ꦳꧀꧍ buta huruf dan sekitar 60,7 juta anak anak tidak bersekolah.

Jadi Hari Aksara Internasional, yang jatuh ada tanggal 8 September itu, orientasinya adalah pemberantasan buta Huruf pada ꧌ꦩꦯꦫꦏꦠ꧀꧍ masyarakat melalui jalur jalur pendidikan.

Karenanya setiap tahun pada 8 September, UNESCO mengingatkan komunitas internasional ꧌ꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀꧍ untuk selalu melakukan kegiatan kegiatan ꧌ꦧꦼꦭꦗꦂ꧍ belajar dalam rangka pemberantasan buta huruf. Di situlah ꧌ꦲꦝꦶꦂ꧍ hadir Hari Aksara Internasional.

Hari Aksara Internasional itu jelas berbeda latar belakangnya dari ꧌ꦈꦱꦸꦭꦤ꧀꧍ usulan Hari Aksara Nusantara. Gagasan adanya peringatan Hari Aksara Nusantara ini bertujuan untuk ꧌ꦈꦥꦪ꧍ upaya penyelamatan, perlindungan dan pelestarian Aksara Aksara lokal dan daerah yang keberadaannya terancam ꧌ꦥꦸꦤꦃ꧍ punah. Aksara ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦝꦶ꧍ menjadi obyek yang harus diselamatkan melalui peningkatan kesadaran dan ꧌ꦥꦼꦩꦲꦩꦤ꧀꧍ pemahaman masyarakat terhadap Aksara.

Melalui peringatan Hari Aksara Nusantara itu segenap warga negera Indonesia diingatkan untuk ꧌ꦱꦼꦤꦤ꧀ꦠꦶꦪꦱ꧍ senantiasa melakukan upaya upaya penyelamatan dan perlindungan serta Pelestarian ꧌ꦠꦼꦂꦲꦝꦥ꧀꧍ terhadap Aksara Aksara lokal sebagai bagian dari identitas Nasional.  

꧌ꦕꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦴꦃ꧍ Contoh kumpulan aksara Nusantara. Foto: dradio.id

Di Jember, ada sebuah museum yang bernama Museum Huruf, yang dalam rangkaian ꧌ꦏꦼꦒꦶꦪꦠꦤ꧀꧍ kegiatan memperingati Hari Aksara Internasional 2024 lalu, pernah memunculkan usulan adanya peringatan ꧌ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Hari Aksara Nusantara.

Di Surabaya juga ꧌ꦥꦼꦂꦤꦃ꧍ pernah dilakukan Ikrar Aksara Nusantara. Tujuannya untuk mengukuhkan adanya perhatian yang terstruktur, ꧌ꦠꦼꦉꦚ꧀ꦕꦤ꧍ terencana dan ꧌ꦩꦱꦶꦥ꦳꧀꧍ masif dalam upaya pemulihan dan penyelamatan Aksara Aksara ini.

Melalui ꧌ꦥꦼꦔꦏꦸꦮꦤ꧀꧍ pengakuan dan penetapan Hari Aksara Nusantara, maka akan muncul berbagai kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam rangka ꧌ꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀꧍ Pelestarian Aksara Nusantara.

Karenanya Hari Aksara Nusantara ꧌ꦲꦫꦸꦱ꧀꧍ harus ada pelibatan daerah daerah, khususnya mereka ꧌ꦝꦫꦶ꧍ dari daerah daerah yang ꧌ꦩꦱꦶꦃ꧍ masih memiliki Aksara Nusantara di tanah air.

Berkumpulnya para pegiat, aktivis, pemerhati, pelestari, akademisi dan Pemerintah ꧌ꦱꦼꦂꦡ꧍ serta stakeholder terkait lainnya akan menjadi rapat akbar yang umum disebut ꧌ꦗꦩ꧀ꦧꦺꦴꦫꦺ꧍ Jambore. Yaitu Jambore Aksara Nusantara yang nantinya diharapkan akan menelurkan ꧌ꦏꦼꦱꦼꦥꦏꦠꦤ꧀꧍ kesepakatan kesepakatan ꧌ꦧꦼꦂꦯꦩ꧍ bersama untuk ditindaklanjuti sebagai bentuk implementasi dari hasil Jambore. Salah satu dari kesepakatan itu ꧌ꦄꦝꦭꦃ꧍ adalah rekomendasi Hari Aksara Nusantara. (PAR/nng)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *