OPINI: Mentransliterasi Teks Aksara (Jawa) Menjadi Swara.

Rajapatni.com: SURABAYA – Dulu di tahun 1970-an, pernah terlintas dalam pikiran (gagasan)  agar penjual Tahu Ték Ték ketika berjualan berkeliling dari Kampung ke Kampung membawa tilpun. Kala itu belum ada teknologi mobile phone atau telepon genggam.

Jawaban dan respon, yang keluar terhadap gagasan itu, mengatakan “tidak mungkin, khayal”. Jawaban itu dapat dimengerti karena tahun 1970-an, penulis artikel ini masih SD dan belum ada telepon genggam (nirkabel). Yang ada adalah telepon berkabel dan itu masih jarang kepemilikannya.

“Mana mungkin penjual Tahu Ték membawa telepon, yang jualannya idêr keliling Kampung”, pikir penulis yang mengalami masa itu.

Hal yang sama ketika ia membayangkan ada manusia terbang beberapa tahun ke belakang. Kini manusia bisa terbang dengan menggunakan Alat yang bernama Jetpack.

Jetpack adalah perangkat personal yang memungkinkan manusia terbang bebas di udara. Jetpack buatan Martin Aircraft dapat terbang setinggi 1000 meter selama 30 menit, mengangkat beban seberat 265 pound, dan mencapai kecepatan 45 MPH. Selain itu, mobil terbang juga merupakan kendaraan yang dapat terbang secara vertikal (VTOL). 

Semua fakta di atas itu berangkat dari mimpi, yang di eranya adalah khayal dan mimpi. Tapi di era sekarang, mimpi itu sudah menjadi kenyataan. 

 

Berangkat Dari Mimpi

Hal yang sama dengan mimpi mentransliterasi dari materi teks beraksara Tradisional seperti Jawa menjadi gelombang suara (audio). Selama ini, sebetulnya alat seperti itu sudah ada seperti Script Speaker application atau Google Translate yang juga menyediakan fitur untuk menerjemahkan audio dan sebaliknya . 

Alat dan aplikasi ini bisa mengubah dari materi teks menjadi suara. Tetapi teks yang tersedia masih teks beraksara Latin ke berbagai bahasa.

 

Aksara bicara. Foto : nanang

Sebuah gagasan, yang muncul dari Jagong Budaya di Surabaya pada 17/12/24, adalah mentranliterasi dari teks beraksara traditional Aksara Jawa menjadi suara baik dalam bahasa Jawa atau Indonesia. Out put suara ini tergantung dari sumber teksnya apakah ditulis dalam bahasa Jawa atau Indonesia.

Gagasan transliterasi dari Aksara Jawa ke dalam gelombang suara (speaker), untuk sekarang, bisa saja masih seperti mimpi. Tapi bukan berarti bahwa mimpi ini tidak bisa menjadi kenyataan.

Secara mendasar teknologi ini sudah ada. Tetapi masih bersumber dari teks Aksara Latin yang kemudian diubah menjadi Suara (speaker) dalam berbagai bahasa. Menurut Filolog Yogyakarta, Setya Amrih Prasaja, gagasan itu sangat memungkinkan.

Lantas siapakah yang bisa mengerjakan terobosan teknologi ini? Terobosan ini sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia sebagai upaya mengenal isi berbagai sumber yang beraksara Jawa, yang berupa buku teks seperti manuskrip yang berbahan kertas maupun lontar.

 

Mengetahui Isi Manuskrip Adalah Penting

Pentingnya mengerti isi manuskrip atau lainnya yang beraksara Jawa atau Nusantara adalah sangat terkait dengan Undang Undang No 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Terhadap Aksara, sesungguhnya bukan hanya pada object aksaranya, tetapi adalah isinya.

Jika object Aksara terselamatkan, tetapi isinya tidak atau kurang bisa dimengerti, maka adalah percuma. Isi teks beraksara Jawa harus dimengerti atau dikenalkan ke masyarakat luas. Mengetahui isi manuskrip adalah penting karena manuskrip mengandung nilai-nilai penting bagi peradaban, sejarah, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

Beberapa hal penting yang terkandung dalam manuskrip. Diantaranya adalah 1) dokumen bahasa yang penting untuk penelitian sejarah budaya. 2) dokumen sejarah yang berisi catatan berbagai peristiwa. 3) dokumen budaya yang berisi aspek kebudayaan yang dibawa oleh nenek moyang.

Manuskrip adalah tulisan tangan asli yang berusia minimal 50 tahun dan tidak dicetak atau diperbanyak dengan cara lain. Manuskrip dapat ditulis di atas kertas, kulit kayu, kain, logam, daun lontar, atau bahan lain.

Seiring dengan perkembangan zaman dan Teknologi, ada banyak manuskrip yang selanjutnya dicetak ke dalam berbagai bahan dan bahkan didigitalkan. Sayang isi manuskrip masih dapat dipamahi oleh kalangan tertentu. Masyarakat umum perlu bisa mengenal dengan cara yang menyenangkan dan mandiri.

Ada beberapa pertanyaan: Apakah sulit menciptakan aplikasi dan perangkat alat yang bisa mentransliterasi teks beraksara Jawa (Nusantara) menjadi suara (speaker)?

Pertanyaan yang sama adalah (kala itu). Apakah sulit membuat telepon berjalan (mobile phone)? Apakah sulit membuat alat manusia terbang? Mobil terbang? Drone yang dapat dinaiki manusia? Semua ini sekarang menjadi fakta. Dulu masih khayalan belaka.

Sekarang, atas pertanyaan “Apakah sulit menciptakan aplikasi dan perangkat alat yang bisa mentransliterasi teks beraksara Jawa (Nusantara) menjadi suara (speaker)?”. Jawabannya seharusnya BISA! Indonesia Bisa! Jangan sampai yang membuat aplikasi berbasis aksara Jawa ini adalah bangsa Asing. 

 

Siapa Stakeholdernya?

Pemajuan Aksara Jawa tidak bisa berjalan sendiri. Pemajuan Aksara Jawa ada kaitannya dengan pihak dan hal lain baik pada Pra maupun Pasca nya.

Pada tataran Pra Ngopéni Aksara Jawa, ada hal lain yang perlu diurus oleh pemangkunya. Misalnya pihak pihak yang memangku Bahasa Jawa. Bahasa Jawa harus terstandard ISO sebagai bagian dari Aksara Jawa yang seterusnya menjadi object dalam hal transliterasi dari Aksara Jawa ke suara atau speaker bahasa Jawa.

Dari pihak pemangku, yang bakal  ngurusi Aksara Jawa agar bisa ditransliterasi Aksara Jawa menjadi Suara, harus juga sudah mulai aware dengan pertanyaan “Apakah teks Aksara Jawa bisa ditransaudiokan menjadi Suara (Speaker)?”

Lantas siapakah Stakeholdernya? Ketika Pemajuan kebudayaan, salah satunya adalah Aksara Jawa, menjadi ranah Kementerian Kebudayaan, Maka Kementerian Kebudayaan hingga jajaran turunannya ke bawah seperti Pemerintah Daerah, sekaligus menjadi Perangkat yang turut bertanggung jawab. Nah! Tunggu apalagi, sebelum negara sahabat membuatnya atau bahkan sudah memilikinya berdasarkan aksara tradisional mereka, seperti Jepang, India dan China. (PAR/nng)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *