Rajapatni.com SURABAYA – ꧌ꦗꦒꦺꦴꦁꦧꦸꦢꦪ꧍ Jagong budaya bisa bertempat dimana saja dan bisa diikuti oleh siapa saja, tentu yang ꧌ꦩꦼꦫꦱ꧍ merasa punya Visi yang sama. Tak peduli mereka datang dari mana. Bila ada satu kesempatan, dimana satu Visi itu menyatukan, maka mereka tanpa disuruh dan ꧌ꦝꦶꦏꦺꦴꦩꦟ꧀ꦝꦺꦴ꧍ dikomando saling merapat meski hujan menerpa dan malam pun tiba.
Pegiat Aksara dari Jogja, Gresik dan Surabaya terpaut menjadi satu. Gagasan gagasan segar dan ꧌ꦅꦤꦺꦴꦮ꦳ꦠꦶꦥ꦳꧀꧍ inovatif pun muncul. Maka bermimpilah mereka. Namun bukan Mimpi di saat tidur. Ini mimpi disaat mata terjaga.
Secara umum mimpi sering dianggap sebagai saluran ꧌ꦏꦿꦺꦪꦠꦶꦥ꦳꧀꧍kreatif, yang memungkinkan imajinasi kita berkembang bebas tanpa batas logika. Para pegiat Surabaya ꧌ꦤꦤꦁꦥꦸꦂꦮꦤ꧍ Nanang Purwono dan A. hermas Thony (Puri Aksara Rajapatni); Setya Amrih Prasaja dan Sinarendra (Sega Jabung, Yogyakarta); dan Ali Topan (Gresik) pada Selasa malam (17/12/24) bermimpi saat mata terjaga untuk bisa ꧌ꦩꦼꦚꦼꦭꦩꦠ꧀ꦏꦤ꧀꧍ menyelamatkan dan melestarikan Aksara Nusantara.
Bermimpi saat mata terjaga adalah berharap. Ya, mereka berharap ada cara cara strategis untuk menjaga dan ꧌ꦩꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦏꦤ꧀꧍ melestarikan warisan budaya yang saat ini terancam punah. Secara nyata dan ꧌ꦥꦿꦏ꧀ꦠꦶꦱ꧀꧍ praktis, masing masing komunitas telah melakukan aksi aksi nyata. Lantas saatnya masing masing menyatukan kekuatan dalam satu ꧌ꦒꦼꦫꦏꦤ꧀꧍ gerakan besar yang strategis.
Menurut A Hermas Thony dalam menuju satu kumparan Besar, setiap kekuatan harus terus menyalakan motornya sebagai ꧌ꦥꦼꦂꦖꦶꦏꦤ꧀꧍ percikan, yang jika bersatu akan menjadi kobaran Besar untuk hidupnya Aksara Nusantara. Kobaran Besar itu adalah pertemuan akbar yang diharapkan akan menghasilkan ꧌ꦥ꦳ꦺꦴꦂꦩꦸꦭ꧍ formula dan rumuskan dalam penyelamatan serta Pelestarian Aksara Aksara Nusantara.
Salah satunya adalah Aksara Jawa, yang bersentuhan langsung dengan pegiat Aksara dari Surabaya, ꧌ꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ꧍ Yogyakarta dan Gresik dalam jagong budaya di Swiss Belinn Hotel di Surabaya pada Selasa malam (17/12/24).
Dalam jagong budaya itu ꧌ꦄ꧉ꦲꦺꦂꦩꦱ꧀ꦠꦺꦴꦤꦶ꧍A. Hermas Thony dari Puri Aksara Rajapatni bermimpi bisa membaca naskah-naskah atau teks beraksara Jawa dengan mudah agar bisa mengetahui apa isi teks Aksara Jawa, yang berbentuk ꧌ꦩꦤꦸꦱ꧀ꦏꦿꦶꦥ꧀꧍Manuscript atau tembang tembang yang kaya akan pesan dan pengetahuan yang dituliskan oleh nenek moyang.
Selama ini yang bisa membaca adalah para ahli atau mereka yang sudah ꧌ꦩꦼꦔꦼꦂꦡꦶ꧍ mengerti Aksara Jawa. Masyarakat umum tidak bisa dan belum mengerti. Melalui terobosan teknologi, bukan tidak mungkin akan ada cara untuk ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦤ꧀ꦠꦸ꧍ membantu publik bisa membaca dan mengerti teks dan manuskrip itu dengan mudah dan ꧌ꦥꦿꦏ꧀ꦠꦶꦱ꧀꧍ praktis.
Secara teknologi sudah ada website transliterasi dari Aksara Latin bahasa Indonesia ke Aksara Jawa seperti pada website Salinsaja dan Transkara. Namun secara manual, ꧌ꦥꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤ꧍ pengguna harus menyalin teks agar bisa berubah menjadi teks beraksara Jawa.
Pada aplikasi Transkara tidak hanya bisa mengubah ke ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa, tapi juga Aksara Nusantara lainnya seperti Aksara Kawi, Bali, Sunda dan Pegon. ꧌ꦕꦫꦚ꧍ Caranya juga masih manual, yaitu melalui proses menyalin (texting) dulu.
Thony bermimpi ada alat script scan pen, yang tidak hanya menyalin teks Aksara Jawa ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦝꦶ꧍ menjadi teks beraksara Latin, tetapi sekaligus juga mengubahnya menjadi ꧌ꦱꦸꦮꦫ꧍ suara (speaker audio).
Selama ini, yang sudah ada adalah Script Speaker Application. Yaitu ꧌ꦩꦼꦔꦸꦧꦃ꧍ mengubah teks beraksara Latin menjadi Suara baik berbahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Sumbernya adalah teks beraksara ꧌ꦭꦠꦶꦤ꧀꧍ Latin, lalu ꧌ꦝꦶꦥꦶꦟ꧀ꦝꦻ꧍ dipindai (dikonversikan) ke aplikasi Script Speaker, Maka hasilnya adalah gelombang ꧌ꦱꦸꦮꦫ꧍suara yang membacakan sumber teks baik berbahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Dimungkinkan sumber yang berbahasa lain tapi dalam teks Latin.
Lantas, bagaimana dengan sumber yang beraksara, misalnya Aksara Jawa atau Bali?
Apalagi alat scannya itu berupa pointing scan semacam pulpen dimana pada bagian ujungnya ꧌ꦧꦼꦫꦸꦥ꧍berupa alat sensor untuk membaca teks beraksara Jawa yang ꧌ꦝꦶꦠꦸꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀꧍ ditunjuk.
“Apakah ada dan bisa ya, ada alat yang dipakai untuk mengubah teks beraksara Jawa menjadi gelombang suara yang membaca teks Aksara Jawa menjadi suara sesuai yang ꧌ꦠꦼꦂꦡꦸꦭꦶꦱ꧀꧍ tertulis dalam teks. Kalau teks Aksara jawa Berbahasa Jawa, maka ꧌ꦒꦼꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧꦁ꧍ gelombang suara yang dihasilkan adalah suara Berbahasa Jawa. Pun demikian jika teks Aksara Jawa itu Berbahasa Indonesia, Maka yang ꧌ꦏꦼꦭꦸꦮꦂ꧍ keluar ya gelombang suara Berbahasa Indonesia”, jelas Thony dalam jagong budaya itu.
Sementara itu Setya Amrih Prasaja, pegiat Aksara Jawa Sega Jabung Yogyakarta, yang juga seorang Filolog menangapi ꧌ꦧꦃꦮ꧍ bahwa mimpi Thony itu memungkinkan terjadi.
Thony menambahkan bahwa apa yang ia sampaikan merupakan ꧌ꦠꦼꦫꦺꦴꦧꦺꦴꦱꦤ꧀꧍ terobosan teknologi dalam upaya Pemajuan kebudayaan.
“Secara esensial, teknologi ini tidak hanya membantu menyelamatkan obyek aksaranya, tapi juga menyelamatkan pesan yang ꧌ꦠꦼꦂꦏꦟ꧀ꦝꦸꦁ꧍ terkandung dalam Aksara. Pesan dalam Aksara itu adalah ilmu yang pernah dimiliki oleh nenek moyang. Harus ada terobosan dalam membantu ꧌ꦩꦼꦩꦲꦩꦶ꧍ memahami isi Aksara dalam bentuk manuskrip atau wujud dokumentasi tradisional lainnya”, tegas Thony.
Amrih mencontohkan bahwa dalam Serat Centhini atau serat Suluk Tambangraras, yang ada ꧌꧇꧑꧒꧇ꦗꦶꦭꦶꦢ꧀꧍ 12 Jilid dan ditulis oleh R. Ng. Ranggasutrasna, R. Ng. Yasadipura II dan R. Ng. Sastradipura atas ꧌ꦥꦼꦫꦶꦤ꧀ꦠꦃ꧍ perintah SIS Sinuhun Pakubuwana V Kasunanan Surakarta, bahwa yang terkait dengan ꧌ꦕꦼꦫꦶꦠ꧍ cerita Wali di tanah Jawa ada pada jilid 3, pupuh 195 Pangkur.
Sumber itu membahas sedikit hal ꧌ꦠꦼꦂꦏꦲꦶꦠ꧀꧍ terkait jumlah wali di tanah Jawa beserta eranya. Bahwa Wali pada ꧌ꦌꦫ꧍ era awal Demak ada delapan Wali. Yaitu, 1) Sunan Giri Kadhaton, 2) Sunan Tandhes, 3) Sunan Majagung, 4) Sunan Bonang, 5) Sunan Muryapada, 6) Sunan Kalinyamat, 7) Sunan Gunung Jati, dan 8) Sunan Kajenar.
Pada Para Wali Angkatan 2, di akhir Demak, juga ꧌ꦩꦱꦶꦃ꧍ masih ada 8. Yaitu 1) Sunan Giri Prapen, 2) Sunan Drajat, 3) Sunan Ngatasangin, 4) Sunan Kalijaga (Seh Malaya), 5) Sunan Tembayat, 6) Sunan Padusan, 7) ꧌ꦱꦸꦤꦤ꧀ꦏꦸꦢꦸꦱ꧀꧍ Sunan Kudus dan 8) Sunan Geseng.
Pesan pesan penting semacam ini dapat ꧌ꦊꦧꦶꦃ꧍ lebih cepat diketahui dan hasilnya bisa menjadi bahan ꧌ꦏꦗꦶꦪꦤ꧀꧍ kajian lebih lanjut. Namun bisakah dan bisa adakah alat Javanese scripts Speaker Application dan atau Javanese scripts scan speaker pen? (PAR/nng).