Mengapa kita harus kembali belajar membaca dan menulis dengan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ aksara Jawa?

Rajapatni.com : Surabaya (21/2/24) – Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta, yang menjadi pusat bisnis dan ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦏꦤ꧀ Pendidikan. Modernisasi dapat dilihat dari banyaknya gedung tinggi dan pusat perbelanjaan modern, yang memenuhi pusat kota.

Selain gedung dan pusat perbelanjaan, Surabaya juga terkenal sebagai kota, yang memiliki banyak ꦱꦼꦏꦺꦴꦭꦃꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ sekolah internasional yang menggunakan kurikulum luar negeri. Sehingga, penggunaan bahasa dan aksara asing sangat ikut mewarnai keseharian masyarakat Surabaya.

Ada beberapa bahasa dan aksara, yang digunakan di Surabaya. Yaitu aksara Latin, Arab, Cina, dan aksara Jawa. Latin adalah aksara, yang paling populer di antara aksara lainnya, meskipun mayoritas penduduk Surabaya adalah ꦎꦫꦁꦗꦮ orang Jawa.

Mengapa kita perlu kembali mempelajari aksara Jawa?

Alasan pertama mengapa kita harus kembali mengenal aksara Jawa adalah karena kita membutuhkan identitas di tengah dunia, yang serba seragam. Kita semua memakai model baju yang sama, menggunakan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦭꦠꦶꦤ꧀ aksara Latin yang sama, berbicara dengan bahasa internasional yang sama serta menikmati kopi dari kedai bertaraf internasional yang sama, dan bahkan membeli ponsel pintar juga dengan merk yang sama.

Di tengah keragaman inilah kita seperti kehilangan ꦗꦠꦶꦣꦶꦫꦶ jati diri kita sebagai bagian dari bangsa besar, yang memiliki kekhasan. Aksara Jawa adalah salah satu identitas yang dimiliki orang Jawa. Jadi, menggunakannya dalam keseharian sebagai media komunikasi sama dengan kembali memunculkan identitas yang sudah lama hilang karena digantikan dengan identitas asing.

Alasan kedua adalah kita harus bangga menggunakan aksara yang kita miliki sendiri. Ada lebih dari 700 bahasa di ꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪ Indonesia, namun tidak semua bahasa tersebut memiliki aksaranya sendiri. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa dari sedikit bahasa yang memiliki aksaranya sendiri.

Kita harus bangga menjadi bagian bangsa, yang ꦧꦼꦂꦧꦸꦣꦪ berbudaya dan kaya tradisi. Rasa bangga itu bisa kita wujudkan melalui kegiatan nyata seperti menggunakan aksara Jawa  dalam Kegiatan menulis. Hal ini adalah wujud kecintaan kita terhadap akar budaya sendiri.

Pada tahun 2009 Unicode ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ aksara Jawa secara sah diakui oleh dunia dan menempati slot A980 – A9DF serta masuk pada Unicode Versi 5.0. Kemudian pada tahun 2013 aksara Jawa bisa digunakan pada PC dengan OS Windows 8.1. dan Windows 10.

Aksara Jawa Unicode tersebut dapat digunakan secara sempurna pada MS Office 2019 dengan font Javanese Text.ttf sebagai bentuk ‘default’. Perjuangan Panjang proses ꦣꦶꦒꦶꦠꦭꦶꦱꦱꦶ digitalisasi aksara Jawa sudah dimulai sejak 2006, namun masih banyak mengalami kendala karena aksara Jawa masih dianggap hanya sebagai dekorasi, bukan aksara yang secara administrasi digunakan atau hanya dikenal, namun tidak terpakai (table 7).

Selain itu, ꦧꦲꦱꦗꦮ Bahasa Jawa yang belum terdaftar sebagai bahasa administratif Indonesia di ISO 3166-1 Country Code juga menjadi kendala. Jika kita dalam keseharian menggunakan aksara Jawa, maka secara bertahap hal tersebut akan membantu menurunkan level aksara Jawa dari table 7(dekorasi/hiasan) turun ke table 5 (digunakan).

Jadi, mari kembali ꦧꦼꦭꦗꦂ belajar dan menggunakan aksara Jawa karena itu adalah bentuk jatidiri kita. Selain itu, menggunakan aksara milik sendiri adalah suatu kebanggaan dan wujud kecintaan kita terhadap leluhur.

Terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah dengan menggunakan aksara Jawa dalam kegiatan membaca dan menulis (manual dan digital) akan membantu ꦩꦼꦤꦸꦫꦸꦤ꧀ꦏꦤ꧀ menurunkan level aksara Jawa dari yang sebatas dekorasi menjadi aksara yang memang benar benar ada dan dipakai. (IS PAR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *