Rajapatni.com: SURABAYA – Mayor Jenderal TNI (Purn) Gamal Haryo Putro, S.I.P., M.Hum., M.S.S. adalah seorang ꧌ꦥꦸꦂꦟꦮꦶꦫꦮꦤ꧀꧍ Purnawirawan TNI-AD, yang terakhir menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Politik BIN. Jendral Gamal menanggapi nilai ꧌ꦏꦼꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫꦴꦤ꧀꧍ kenusantaraan, yang dimuat oleh media ini dalam artikel “Saatnya Bangga Dengan ꧌ꦈꦮꦁꦫꦺꦥꦸꦧ꧀ꦭꦶꦏꦶꦟ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦾ꧍ Uang Republik Indonesia Beraksara Nusantara” (25/12/24).

Selama ini Jendral Gamal dikenal sebagai pembina Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya, yang terus mengenalkan, menanamkan dan mengajarkan nilai nilai ꧌ꦏꦼꦧꦼꦫꦒꦩꦤ꧀꧍ Keberagaman serta toleransi antar perbedaan dalam wadah Nusantara NKRI. Para ꧌ꦩꦲꦱꦶꦱ꧀ꦮ꧍ mahasiswa yang dibina dalam lingkungan asrama berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.
Baginya Aksara Nusantara adalah Aksara tulis lokal dan asli yang ꧌ꦝꦶꦩꦶꦭꦶꦏꦶ꧍ dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum bangsa asing masuk Nusantara. Karenanya bangsa Indonesia ꧌ꦲꦫꦸꦱ꧀ꦧꦔ꧀ꦒ꧍ harus bangga memilikinya karena Aksara Nusantara menjadi identitas yang membedakan dari Negeri manapun. Berikut catatan Jendral Gamal tentang Aksara Nusantara sebagai ꧌ꦥꦼꦤꦟ꧀ꦝ꧍ penanda Rupiah Indonesia.
Mengapa Mata Uang Beraksara Jawa (Nusantara) Bisa Menjadi Ide Menarik?
- ꧌ꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀ꦧꦸꦢꦪ꧍ Pelestarian Budaya
꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa adalah salah satu warisan budaya Nusantara yang kaya. Penggunaan aksara ini pada mata uang dapat menjadi cara untuk melestarikan dan memperkenalkannya ke ꧌ꦒꦼꦤꦼꦫꦱꦶ꧍ generasi muda. Dapat menjadi simbol identitas nasional, yang ꧌ꦈꦤꦶꦏ꧀꧍ unik dan membanggakan.
- ꧌ꦤꦶꦭꦻꦲꦶꦱ꧀ꦠꦺꦴꦫꦶꦱ꧀ꦝꦤꦺꦱ꧀ꦠꦺꦠꦶꦏ꧍ Nilai Historis dan Estetika
Menghadirkan aksara Jawa pada mata uang dapat ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦥꦼꦂꦑꦸꦮꦠ꧀꧍ memperkuat kesadaran sejarah bahwa Nusantara pernah memiliki ragam aksara lokal. Estetika aksara Jawa yang khas bisa membuat desain mata uang ꧌ꦊꦧꦶꦃ꧍ lebih menarik dan ꧌ꦌꦑ꦳꧀ꦏ꧀ꦭꦸꦱꦶꦥ꦳꧀꧍ eksklusif.
- ꧌ꦩꦼꦤꦫꦶꦏ꧀ꦮꦶꦱꦠꦮꦤ꧀ꦝꦤ꧀ꦏꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦠꦺꦴꦂ꧍ Menarik Wisatawan dan Kolektor
Mata uang beraksara Jawa bisa menjadi daya tarik bagi kolektor uang dan wisatawan ꧌ꦩꦚ꧀ꦕꦤꦼꦒꦫ꧍ mancanegara, yang tertarik dengan budaya Indonesia. Dapat dibuat dalam bentuk ꧌ꦌꦝꦶꦱꦶ꧍ edisi terbatas sebagai suvenir berharga.
- ꧌ꦩꦼꦤꦶꦔ꧀ꦏꦠ꧀ꦏꦤ꧀ꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭꦶꦱ꧀ꦩꦼ꧍ Meningkatkan Nasionalisme
Dengan memasukkan elemen lokal seperti aksara Jawa, ꧌ꦩꦠꦈꦮꦁ꧍ mata uang dapat memperkuat ꧌ꦫꦱꦕꦶꦤ꧀ꦠ꧍ rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya Indonesia.
- ꧌ꦏꦼꦄꦩꦤꦤ꧀ꦩꦠꦈꦮꦁ꧍ Keamanan Mata Uang
Aksara Jawa yang tidak umum dipahami secara luas dapat menjadi elemen keamanan ꧌ꦠꦩ꧀ꦧꦲꦤ꧀꧍ tambahan, membuat mata uang sulit ꧌ꦝꦶꦥꦭ꧀ꦱꦸꦏꦤ꧀꧍ dipalsukan.
Apa Tantangan Membuat Mata Uang Beraksara Jawa?
- ꧌ꦏꦼꦠꦼꦂꦨꦠꦱꦤ꧀ꦥꦼꦩꦲꦩꦤꦏ꧀ꦱꦫ ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Keterbatasan Pemahaman Aksara Nusantara
Saat ini, tidak banyak ꧌ꦩꦯꦫꦏꦠ꧀꧍ masyarakat Indonesia yang memahami atau mengenali aksara Nusantara. Perlu ada program literasi dan ꧌ꦌꦝꦸꦏꦱꦶ꧍ edukasi untuk memperkenalkan aksara ini secara lebih luas sebelum digunakan pada mata uang.
- ꧌ꦏꦼꦱꦼꦭꦫꦱꦤ꧀ꦝꦼꦔꦤꦏ꧀ꦱꦫꦭꦠꦶꦤ꧀꧍ Keselarasan dengan Aksara Latin
Karena mata uang digunakan secara universal, aksara Nusantara harus tetap didampingi dengan aksara Latin agar dapat ꧌ꦝꦶꦒꦸꦤꦏꦤ꧀꧍ digunakan oleh semua pihak, termasuk ꧌ꦎꦫꦁꦄꦱꦶꦁ꧍ orang asing.
- ꧌ꦅꦩ꧀ꦥ꧀ꦭꦼꦩꦼꦤ꧀ꦠꦱꦶꦠꦺꦏ꧀ꦤꦺꦴꦭꦺꦴꦒꦶꦥꦼꦂꦖꦺꦠꦏꦤ꧀꧍ Implementasi Teknologi Percetakan
Percetakan aksara Nusantara membutuhkan ꧌ꦝꦼꦱꦻꦤ꧀꧍ desain yang rumit dan teknologi khusus untuk menjaga keaslian serta ꧌ꦏꦸꦮꦭꦶꦠꦱ꧀ꦚ꧍ kualitasnya.
- ꧌ꦏꦿꦶꦠꦶꦏꦠꦻꦴꦥꦼꦂꦞꦼꦧꦠꦤ꧀ꦱꦺꦴꦱꦶꦪꦭ꧀꧍ Kritik atau Perdebatan Sosial
Ada kemungkinan ꧌ꦩꦸꦚ꧀ꦕꦸꦭ꧀꧍ muncul perdebatan, misalnya daerah yang tidak memiliki aksara sendiri dan mengapa aksara tertentu ꧌ꦝꦶꦕꦺꦠꦏ꧀꧍ dicetak pada pecahan tertentu. Misalnya angka Kawi pada pecahan 100.000 dan angka Bali pada pecahan uang 50.000
- ꧌ꦧꦶꦲꦪꦥꦿꦺꦴꦝꦸꦏ꧀ꦱꦶ꧍ Biaya Produksi
Desain ulang dan produksi mata uang dengan elemen baru dapat ꧌ꦩꦼꦩꦼꦂꦭꦸꦏꦤ꧀꧍ memerlukan biaya lebih tinggi dibanding desain yang ada saat ini.
꧌ꦫꦺꦏꦺꦴꦩꦼꦟ꧀ꦝꦱꦶ꧍ Rekomendasi
Jika ꧌ꦅꦝꦺ꧍ ide ini ingin diwujudkan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- ꧌ꦌꦝꦶꦱꦶꦑ꦳ꦸꦱꦸꦱꦠꦺꦴꦏꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦱꦶ꧍ Edisi Khusus atau Koleksi
Memulai dengan menciptakan uang koin atau uang kertas edisi terbatas beraksara Jawa, yang dapat ꧌ꦝꦶꦌꦝꦂꦑꦤ꧀꧍ diedarkan secara koleksi. Tidak perlu mengganti seluruh mata uang nasional, sehingga dapat mengurangi ꧌ꦫꦶꦱꦶꦏꦺꦴ꧍ risiko teknis dan sosial.
- ꧌ꦥꦼꦟ꧀ꦝꦶꦝꦶꦏꦤ꧀ꦧꦸꦢꦪ꧍ Pendidikan Budaya
Kampanye untuk memperkenalkan aksara Jawa kepada masyarakat secara luas melalui media, ꧌ꦱꦼꦏꦺꦴꦭꦃ꧍ sekolah, dan komunitas budaya. Mengintegrasikan pelajaran aksara lokal ke dalam ꧌ꦏꦸꦫꦶꦏꦸꦭꦸꦩ꧀꧍ kurikulum pendidikan.
- ꧌ꦏꦺꦴꦭꦧꦺꦴꦫꦱꦶꦝꦼꦔꦤ꧀ꦧꦁꦅꦟ꧀ꦝꦺꦴꦤꦼꦱꦾ꧍ Kolaborasi dengan Bank Indonesia
Bank Indonesia dapat bekerja sama dengan ahli budaya dan ꧌ꦱꦼꦗꦫꦃ꧍ sejarah untuk memastikan desain mata uang yang representatif dan bermakna.
- ꧌ꦥꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤꦴꦤ꧀ꦝꦶꦱꦺꦏ꧀ꦠꦺꦴꦂꦮꦶꦱꦠ꧍ Penggunaan di Sektor Wisata
Uang kertas atau koin beraksara Jawa bisa digunakan sebagai alat promosi di sektor pariwisata atau ꧌ꦥ꦳ꦺꦱ꧀ꦠꦶꦥ꦳ꦭ꧀ꦧꦸꦢꦪ꧍ festival budaya.
- ꧌ꦅꦤ꧀ꦏ꧀ꦭꦸꦱꦶꦮ꦳ꦶꦠꦱ꧀ꦧꦸꦢꦪꦭꦲꦶꦤ꧀꧍ Inklusivitas Budaya Lain
Untuk menghindari kesan eksklusivitas, bisa dibuat edisi lain dengan aksara budaya lain seperti Bugis, Bali, atau Batak pada kesempatan berikutnya.
꧌ꦏꦼꦱꦶꦩ꧀ꦥꦸꦭꦤ꧀꧍ Kesimpulan
Menciptakan kembali mata uang beraksara Jawa adalah ide yang menarik untuk melestarikan budaya, memperkuat ꧌ꦅꦝꦺꦤ꧀ꦠꦶꦠꦱ꧀꧍ identitas nasional, dan menarik perhatian dunia. Namun, hal ini sebaiknya dimulai dalam bentuk ꧌ꦌꦝꦶꦱꦶꦑ꦳ꦸꦱꦸꦱ꧀꧍ edisi khusus atau koleksi budaya agar dapat diuji respons masyarakat dan efektivitasnya. (PAR/nng)