Rajapatni.com: SURABAYA – Perjuangan dan Harapan di ꧌ꦈꦗꦸꦁꦥꦺꦤ꧍ ujung pena adalah garis perjuangan peradaban pikir di bidang Kebudayaan, yang tengah ꧌ꦝꦶꦒꦼꦚ꧀ꦕꦂꦑꦤ꧀꧍ digencarkan oleh komunitas literasi Aksara Jawa Surabaya, ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni. Komunitas ini sangat menyadari kekuatan literasi, yang menjadi ꧌ꦌꦑ꦳꧀ꦥꦿꦺꦱꦶꦥꦶꦏꦶꦫꦤ꧀꧍ ekspresi pikiran dan rasa atas kondisi di sekitar dimana manusia berada. Manusia sudah ada sejak zaman dahulu kala. Keberadaan manusia ini telah ꧌ꦝꦶꦧꦸꦏ꧀ꦠꦶꦏꦤ꧀꧍ dibuktikan lewat guratan-guratan AKSARA yang terdapat pada media batu, lempeng logam, daun, daluwang dan ꧌ꦏꦼꦂꦡꦱ꧀꧍ kertas yang kemudian disebut prasasti dan Manuskrip.
Hingga ꧌ꦱꦼꦏꦫꦁ꧍ sekarang Aksara peninggalan leluhur bangsa Indonesia masih ada meski keberadaannya dihadapkan pada ꧌ꦧꦼꦂꦨꦒꦻꦄꦚ꧀ꦕꦩꦤ꧀꧍ berbagai ancaman, yang ujung ujungnya adalah ꧌ꦏꦼꦥꦸꦤꦲꦤ꧀꧍ kepunahan.
Terlalu sayang jika generasi sekarang dari bangsa Besar Indonesia ini kurang ꧌ꦩꦼꦔꦼꦠꦲꦸꦮꦶ꧍ mengetahui Aksara peninggalan nenek moyang mereka. Aksara adalah bentuk ꧌ꦏꦫꦾ꧍ karya tertinggi peradaban manusia. Aksara tidak hanya hasil ꧌ꦎꦭꦃꦥ꦳ꦶꦱꦶꦏ꧀꧍ olah fisik semata yang berupa wujud goresan tangan, Aksara juga merupakan hasil olah dan polah rasa dan pikir manusia.
꧌ꦫꦔ꧀ꦏꦻꦪꦤꦏ꧀ꦱꦫ꧍ Rangkaian Aksara yang berbentuk kata, kalimat, sajak, puisi, prosa dan buku menggambarkan pengetahuan dan tata cara ꧌ꦠꦿꦝꦶꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ tradisional yang pernah ada di zamannya. Ini semua adalah kekayaan luar biasa, yang oleh sebab itu lahirlah Undang Undang 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Melalui Pasal 5 tentang 10 Object Pemajuan Kebudayaan (OPK), warga negara ꧌ꦮꦗꦶꦧ꧀꧍ wajib untuk memajukannya.
꧌ꦥꦺꦤ꧍ Pena adalah salah satu alat yang digunakan dalam upaya Pemajuan Aksara. Dia dipakai menuliskan rangkaian Aksara dalam menyatakan kehendak yang ꧌ꦠꦼꦂꦯ꧀ꦠꦿꦸꦏ꧀ꦠꦸꦂ꧍ terstruktur. Dalam perkembangan zaman, tidak hanya pena, yang ꧌ꦝꦶꦥꦏꦻ꧍ dipakai untuk menulis (texting) Aksara telapi juga komputer, laptop dan peralatan sejenis lainnya.
Di balik Aksara dan ꧌ꦥꦼꦫꦔ꧀ꦏꦠ꧀꧍ perangkat yang dipakai mengekspresikan Aksara ada olah rasa dan olah pikir manusia itu sendiri. Itulah peradabannya.
Pada peradaban sekarang, Aksara yang umum berbentuk ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦭꦠꦶꦤ꧀꧍ Aksara Latin, menjadi perantara dalam bentuk tulisan untuk memperjuangkan upaya ꧌ꦥꦼꦚꦼꦭꦩꦠꦤ꧀꧍ penyelamatan Aksara tradisional dari ancaman kepunahan.
Inilah perjuangan ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni di ujung pena. Setiap goresan (textingnya) merupakan langkah menuju kebijaksanaan, dan setiap katanya adalah cahaya yang menginspirasi ꧌ꦥꦼꦫꦸꦧꦲꦤ꧀꧍ perubahan.
Isi ꧌ꦈꦤ꧀ꦠꦻꦪꦤ꧀꧍ untaian katanya adalah seruan demi penyelamatan dan Pelestarian Aksara Nenek moyang yang ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦝꦶ꧍ menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Guratan kekiniannya adalah tentang perjuangan dan harapan yang menjadi ꧌ꦥꦼꦭꦶꦠ꧍ pelita dalam kegelapan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Aksara Nusantara sekarang. (PAR/nng)