Rajapatni.com: Surabaya – Empat minggu sejak 5 November hingga 2 Desember 2024, pelàtihan Kemahiran Bahasa Inggris (English Proficiency) yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri India di Universitas English and Foreign Language (EFLU) di Kota Hyderabad, hampir tuntas. Serangkaian kegiatan semi seremonial di penghujung kegiatan pelàtihan ini sudah menandai. Salah satunya adalah jamuan makan malam bersama Vice Chancellor EFLU, Prof. Haribandi Lakshmi.
Diharapkan melalui kursus singkat 4 minggu ini semua 42 peserta dari 25 negara bisa meningkatkan Kemahiran mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa Asing di negaranya masing masing.
Ke 25 negara ini antara lain Benin, Chad, Gambia, Ghana, Mali, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Tanzania, Uganda, Zambia, Sudan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Indonesia, Myanmar, Vietnam, Bhutan, Sri Lanka, Mongolia, Iraq dan Belarus.
Pada satu kesempatan acara kultural, dimana masing masing peserta menggunakan busana yang menjadi identitas negaranya, Ita Surojoyo, yang menjadi satu satunya peserta dari Indonesia asal keberangkatan Surabaya, mengenakan busana Kebaya. Kebayanya berwarna merah Dan dipadukan padankn dengan kain jarik, yang bermotifkan batik Aksara Jawa dengan corak warna coklat putih dengan perpaduan stagen berwarna hitam. Angun! Tampilan identitas bangsa Indonesia ini bersanding sejajar dengan beragam busana wanita negara lain.
Tidak cuma kebaya, yang menjadi identitas bangsa Indonesia, utamanya kultur Jawa, motif batik yang dikenakan Ita Surojoyo adalah batik Aksara Jawa. Melalui batik Aksara ini, Ita juga memperkenalkan tradisi literasi budaya Jawa ke kancah global melalui kelas internasional.
Tidak hanya dalam moment budaya seperti itu saja Ita Surojoyo memperkenalkan aksara Jawa di kancah internasional, di dalam kelas selama 4 minggu Ita juga memperkenalkan aksara Jawa. Misalnya dalam mengisi lembar absensi dan penulisan selembar kartu pos, Ita menuliskan namanya dengan menggunakan Aksara Jawa. Bahkan tempat pensil dan pulpen terdapat tulisan dalam Aksara Jawa. Tulisan aksara Jawa itu terbaca Ita Surojoyo.
Kesempatan mengikuti program International Training Program (ITP) ini tidak hanya dimaksudkan untuk menambah kemampuan mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa Asing, Ita juga datang dan mengenalkan Aksara Jawa, sebagai bagian dari misi organisasi yang ia dirikan, Puri Aksara Rajapatni, yang berbasis di Surabaya.
Jadi melalui ajang international ini, selain mendapat ilmu mengajar bahasa Inggris, Ita juga mengenalkan Aksara Jawa sebagai identitas bangsa sebagaimana Ita memperkenalkan Kebaya. Kebaya dan Aksara Jawa adalah Identitas Nusantara. (PAR/nng)