Rajapatni.com: Surabaya (4/9/24) – Menghitung hari menuju tanggal 8 September 2024. Dihitung dari hari Selasa (3/9/24), berarti tinggal 5 hari tersisa. Sudah sangat dekat. Dekat dengan apa? Yaitu pelaksanaan peringatan Hari Aksara Internasional (Internasional Literasi Day) 2024.
Peringatan ini diselenggarakan oleh komunitas aksara Jawa Surabaya, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, yang bekerjasama dengan Wisma Jerman. Mereka menggelar peringatan Hari Aksara selama tiga hari yang dimulai dari 8 hingga 10 September 2024.
Acara ini diisi dengan ꦥꦩꦺꦫꦤ꧀ pameran lukisan tunggal karya Wiji Utomo. Yaitu karya-karya yang dibuat berdasarkan dan bertema Aksara Jawa. Selain itu ada juga serangkaian talkshow pemajuan Aksara Jawa, Cross Culture literasi Jawa dan Jepang, belajar menulis aksara Jawa dan artis talk.
Acara ini terbuka untuk umum dan menjadi ajang ꦏꦺꦴꦭꦧꦺꦴꦫꦱꦶ kolaborasi saling menguntungkan dan edukatif (mutual and educational collaboration) sesuai dengan tema International Literacy Day (ILD) 2024 “Promoting multilingual education: Literacy for mutual understanding and peace”. Tema ini juga sangat relevan dengan ciri Surabaya yang memang sebagai kota multikultural, yang tidak hanya secara nasional tetapi juga secara internasional. Surabaya adalah rumah keberagaman.
Dijadwalkan ꦏꦼꦒꦶꦪꦠꦤ꧀ kegiatan, yang bertempat di Wisma Jerman di jalan Taman Ade Irma Suryani (AIS) Nasution Surabaya ini, dapat dihadiri oleh sejumlah perwakilan kantor negara sahabat yang berkantor di Surabaya.
Mitra Wisma Jerman juga turut mengundang ꦥꦸꦧ꧀ꦭꦶꦏ꧀ publik Surabaya untuk datang dan melihat budaya literasi yang masih ada secara nasional dan bahkan internasional karena selain dipamerkan aksara Jawa, juga ada pajangan aksara Nusantara dan Internasional. Misalnya aksara Jepang, China, India dan bahkan Ibrani. Sementara dari dalam negeri, yang biasa disebut Aksara Nusantara, diantaranya ada aksara Kawi, Pegon, Bali dan Sunda.
Melalui aksara aksara tradisional ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Nusantara inilah nenek moyang kita bertumbuh menjadi orang orang besar di zamannya dalam membangun bangsa. Sekarang ketika aksara aksara lokal (tradisional) ini semakin tertelan zaman, maka Hari Aksara yang diperingati secara global setiap tanggal 8 September menjadi pengingat semua bangsa bangsa di dunia yang masih memiliki aksara untuk tetap bisa melestarikannya.
Deklarasi Hari Aksara Nusantara
Belum lama, di Jember pada 30 Agustus 2024, dideklarasikan Hari Aksara Nusantara. Acara ini diselenggarakan oleh ꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ Museum Huruf Jember. Harry Agustriono, Asisten 3 Kabupaten Jember atas nama bupati Jember Hendy Siswanto membuka acara yang dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Umi Kulsum, dan Ketua Asosiasi Museum Jawa Timur, Dwi Cahyono.
Menurut Harry Agustriono bahwa Hari Aksara Nusantara merupakan upaya ꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀ pelestarian komunikasi tertulis karena ini bagian dari sejarah dan jatidiri bangsa. Bahwa aksara Nusantara sudah ada sejak abad ke 4 namun seiring dengan perubahan zaman, aksara Nusantara semakin pudar pada pertengahan abad 20.
Sementara menurut Ade untuk mempersiapkan ꦣꦺꦏ꧀ꦭꦫꦱꦶ Deklarasi Hari Aksara Nusantara telah dilakukan sejak tahun 2017 seiring dengan pendirian Museum Huruf di Jember. Ade menambahkan bahwa Deklarasi Hari Aksara Nusantara ini bertujuan membentuk bangsa yang memiliki kepedulian terhadap kebudayaan khususnya budaya aksara.
Kini di abad ke 21 kondisi Aksara Nusantara semakin ꦩꦶꦫꦶꦱ꧀ miris jika tidak ada upaya upaya penyelamatan dan pelestarian. Jika UNESCO mencanangkan upaya pelestarian Aksara Tradisional secara global, maka bagaimanakah dengan upaya pelestarian secara nasional terhadap aksara aksara Nusantara?
Maka melalui Deklarasi Hari Aksara Nusantara di Jember, kiranya kelak bisa menjadi penetapan ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Hari Aksara Nusantara di Indonesia. Sebelumnya di Surabaya, para pegiat dan antusias Aksara Jawa juga membuat komitmen dengan berikrar melestarikan Aksara Nusantara melalui Ikrar Aksara Nusantara. (PAR/nng).