꧌ꦕꦭꦺꦴꦤ꧀ꦩꦼꦤ꧀ꦠꦿꦶꦏꦼꦧꦸꦢꦪꦴꦤ꧀꧍ Calon Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Mata A. Hermas Thony, Tokoh Penggerak Budaya Surabaya.

Rajapatni.com: Surabaya (14/10/24)  Harapan hadirnya ꧌ꦏꦼꦩꦼꦤ꧀ꦠꦿꦶꦪꦤ꧀꧍ Kementerian Kebudayaan di Republik ini sudah mendekati kenyataan. Pada Senin (14/10/24), Presiden terpilih, Prabowo Subiyanto, memanggil para calon pembantunya (calon menteri) ke kediamannya, di jalan ꧌ꦏꦼꦂꦡꦤꦼꦒꦫ꧍ Kertanegara, Jakarta. Salah satu di antaranya adalah ꧌ꦥ꦳ꦢ꧀ꦭꦶꦗ꦳ꦺꦴꦤ꧀꧍ Fadli Zon, Wakil Ketua Gerindra.

Fadli Zon dikabarkan akan menduduki jabatan sebagai Menteri Kebudayaan. Kabar ini sebagaimana diberitakan oleh berbagai media massa nasional mulai dari elektronik, online hingga surat kabar pada Senin (14/10/24). Setelah pertemuan tatap muka di Kertanegara itu, ꧌ꦥ꦳ꦢ꧀ꦭꦶꦗ꦳ꦺꦴꦤ꧀꧍ Fadli Zon ketika ditanya tidak dengan tegas memberi informasi tentang isi pertemuan. Namun, Ia mengisyaratkan bahwa Ia diminta untuk membantu pemerintahan ꧌ꦥꦿꦧꦮ꧍ Prabowo.

“Ya saya diminta oleh beliau untuk membantu. Kita lihatlah nanti tanggal 20 Oktober,” kata ꧌ꦥ꦳ꦢ꧀ꦭꦶꦗ꦳ꦺꦴꦤ꧀꧍ Fadli Zon di kediaman Prabowo, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).

Menanggapi kabar masuknya nama Fadli Zon dalam daftar Menteri di Kabinet Prabowo, khususnya sebagai Menteri Kebudayaan, Tokoh Penggerak Kebudayaan Surabaya, ꧌ꦄ꧉ꦲꦺꦂꦩꦤ꧀ꦠꦺꦴꦤꦶ꧍ A. Hermas Thony, yang juga kader Gerindra, mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya (2019-2024), menyambut gembira kabar itu. Apalagi dalam beberapa minggu sebelum pemanggilan Fadli Zon ke kediaman Prabowo, Thony sempat bertemu Fadli Zon di kediamannya di ꧌ꦗꦠꦂꦡ꧍ Jakarta.

Fadli Zon dan A. Hermas Thony di kediaman Fadli Zon di Jakarta beberapa minggu sebelum ada kabar dipanggilnya Fadli Zon bertemu Presiden terpilih Prabowo Subiyanto di Jakarta. Foto: doc PAR

Di sana Thony dan Fadli Zon sempat berdiskusi tentang upaya Pemajuan Kebudayaan termasuk Kejuangan dan Kepahlawanan Kota Surabaya ꧌ꦩꦼꦭꦭꦸꦮꦶ꧍ melalui Raperda Kota Surabaya. Raperda Pemajuan Kebudayaan, Kejuangan dan Kepahlawan Kota Surabaya adalah Reperda Inisiatif Dewan yang diinisiasinya ketika ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦧꦠ꧀꧍ menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya periode 2019-2024.

Thony, yang juga sebagai pembina Komunitas Aksara Jawa Surabaya, Puri Aksara Rajapatni, berharap Aksara Nusantara seperti Aksara Bali, Sunda, Lampung, Batak, Lontara dan lainnya bisa bangkit kembali sebagai ꧌ꦅꦝꦺꦤ꧀ꦠꦶꦠꦱ꧀꧍ identitas bangsa, identitas Nusantara.

“Jangan sampai Aksara Nusantara ini malah hilang, ꧌ꦠꦼꦔ꧀ꦒꦼꦭꦩ꧀꧍ tenggelam oleh Aksara Latin, yang bukan Aksara asli kita. Kita harus bangga masih memiliki Aksara sendiri di tengah tengah globalisasi. Dengan Aksara, kita ini memiliki jati diri sebagai bangsa” jelas Thony, yang kerap berkunjung ke jejak jejak ꧌ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Nusantara.

 

Apa Kata A. Hermas Thony Tentang Kebudayaan?

A Hermas Thony dikenal sebagai Tokoh Penggerak Budaya Surabaya. Selama menjabat sebagai Wakil Ketua ꧌ꦝꦺ꧈ꦥꦺ꧈ꦌꦂ꧈ꦝꦺ꧉꧍ DPRD Kota Surabaya (2019-2024), Thony menginisiasi Raperda Pemajuan Kebudayaan, Kejuangan dan Kepahlawanan Kota Surabaya. Hari harinya, di sela sela ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦭꦤ꧀ꦏꦤ꧀꧍ menjalankan tugas utama sebagai legislator yang mengurusi Kota Surabaya, ia tidak lepas dari urusan kebudayaan. Bahkan selama beberapa hari tidur di Kantor sambil memikirkan dan mengerjakan ꧌ꦈꦫꦸꦱꦤ꧀꧍ urusan kebudayaan. 

Pasca sebagai legislator pun masih mengurusi kebudayaan. Baginya kebudayaan bukanlah sekedar seni dan budaya yang disuguhkan sebagai tontonan, hiburan dan pertunjukan masyarakat. ꧌ꦊꦧꦶꦃ꧍ Lebih dari itu. Yaitu memikirkan tentang bagaimana warga Kota Surabaya  berpola hidup untuk lebih baik, baik untuk dirinya ꧌ꦱꦼꦟ꧀ꦝꦶꦫꦶ꧍ sendiri maupun untuk lingkungannya serta kotanya.

Menurut Thony, ꧌ꦱꦶꦥ꦳ꦠ꧀꧍ sifat aras arasen (malas) adalah budaya yang tidak bagus. Giat bekerja dan gigih berjuang untuk meraih tujuan (kemerdekan) adalah budaya. Model budaya seperti ini ada dalam setiap ꧌ ꦅꦤ꧀ꦱ꧀ꦠꦶꦠꦸꦱꦶ꧍  institusi, yang kemudian disebut budaya kerja.

“Seperti misalnya budaya kerja Jepang. Per

Thony di ruang koleksi keris Fadli Zon. Foto: Thony/PAR

nah kami bersama komunitas ꧌ꦥꦹꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni bekerja sama dengan Kantor Konjen Jepang di Surabaya untuk kegiatan menulis Aksara Bersama. Dari cara menulis ꧌ꦏꦭꦶꦒꦿꦥ꦳ꦶꦗꦼꦥꦁ꧍ kaligrafi Jepang, disana tersimpan cara cara bagaimana orang Jepang dalam berjuang. Bukan berjuang angkat senjata. Tapi berjuang untuk bersemangat menghadapi kehidupan”, jelas Thony tentang ꧌ꦩꦏ꧀ꦤ꧍ makna kebudayaan.

Lebih lanjut Thony menggambarkan tentang budaya belajar bagi para pelajar. Yakni bagaimana mereka berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. ꧌ꦕꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦴꦃ꧍ Contoh lainnya adalah kebiasan (budaya) buang sampah. Kebiasan buang sampah yang tidak baik akan membawa dampak buruk terhadap lingkungan.

“Sekali lagi kebudayaan bukan sekedar tontonan dan pertunjukan ꧌ꦠꦿꦝꦶꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ tradisional tetapi segala sesuatu yang berkaitan dengan karya, cipta, karsa dan rasa masyarakat

baik yang berwujud benda (tangible) dan atau tak benda (intangible), termasuk adanya semangat dan daya JUANG yang membuat ꧌꧇꧔꧇ꦈꦤ꧀ꦱꦸꦂ꧍ empat unsur menjadi kenyataan”, terang Thony.

Menurutnya bahwa sumber dari segala sumber masalah bangsa ini adalah faktor budaya. Kalau masalah di sektor ini bisa diatasi dengan baik, ibaratnya ꧌꧇꧗꧐꧇%꧍ 70% masalah bangsa ini sudah selesai.

 

Apa Kata Thony Tentang Fadli Zon?

Menurutnya Fadli Zon adalah orang yang cocok sebagai Menteri Kebudayaan karena beberapa alasan: 

1) Fadli Zon memiliki hubungan emosional yang sangat dekat dengan presiden terpilih dan kalau diposisikan sebagai menteri, ia dapat dipastikan akan bekerja secara total, termasuk mengamankan ꧌ꦥꦿꦺꦴꦒꦿꦩ꧀꧍ program pasangan presiden terpilih.

2) Fadli Zon memiliki integritas, kredibilitas, kapabilitas, akseptabilitas dan ꧌ꦄꦏꦸꦤ꧀ꦠꦧꦶꦭꦶꦠꦱ꧀꧍ akuntabilitas yang sangat baik.

3) Saya pernah diskusi soal kebudayaan dengan beliau, ꧌ꦥꦟ꧀ꦝꦔꦤ꧀꧍ pandangan dan pemahamannya luar biasa. Tidak sekedar memahami nilai tangible saja, tapi juga budaya secara intangible.

4) Effortnya dalam mengamankan ꧌ꦧꦼꦟ꧀ꦝ꧍ benda dari dalam dan luar negeri, luar biasa.

Menurut Thony, Fadli Zon enak untuk diajak diskusi tentang ꧌ꦏꦼꦧꦸꦢꦪꦴꦤ꧀꧍ kebudayaan. Kecintaan Fadli Zon pada unsur unsur budaya sudah mbalung sumsum (mendarah daging). Unsur budaya dan heritage sudah menjadi perhatiannya. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *