Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌ꦠꦼꦫꦶꦩꦏꦱꦶꦃ꧍ Terima kasih kepada pemerintah Kota Surabaya atas dukungannya terhadap kegiatan budaya literasi tradisional, Sinau Aksara Jawa, yang berupa fasilitasi tempat kegiatan. Tempatnya ꧌ꦏꦼꦫꦺꦤ꧀꧍ keren, cool, atmosfernya sangat mendukung suasana kegiatan edukasi Sinau Aksara Jawa.

Yaitu bertempat di ꧌ꦧꦔꦸꦤꦤ꧀꧍ bangunan berarsitektur kolonial, yang terpadu dengan koleksi artefak artefak, yang bisa menjadi target, mengapa belajar Aksara Jawa. Yaitu ꧌ꦩꦶꦤꦶꦩꦭ꧀꧍ minimal bisa mengenal aksara yang digunakan untuk menulis manuskrip.

Mereka sekaligus dapat ꧌ꦩꦼꦔꦼꦝꦭ꧀꧍ mengenal kecerdasan para leluhur bahwa melalui Aksara, para leluhur mampu mentransfer ilmu ꧌ꦥꦼꦔꦼꦠꦲꦸꦮꦤ꧀꧍ pengetahuan kepada generasi berikutnya.


Tempat keren itu adalah ꧌ꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ꦥꦼꦟ꧀ꦝꦶꦝꦶꦏꦤ꧀꧍ Museum Pendidikan Surabaya. Di Museum Pendidikan Surabaya ini memang dikoleksi beberapa manuskrip dalam Aksara Jawa, yang ditulis pada ꧌ꦒꦺꦝꦶꦪ꧍ media daluang dan daun lontar. Melalui Sinau Aksara Jawa ini, ꧌ꦱꦼꦠꦶꦝꦏ꧀ꦚ꧍ setidaknya peserta bisa mengenal artefak tinggalan ꧌ꦤꦺꦤꦺꦏ꧀ꦩꦺꦴꦪꦁ꧍ nenek moyang yang beraksara Jawa
Tidak ꧌ꦲꦚ꧍ hanya melihat koleksi artefak, tapi peserta juga bisa menyusuri ruangan ruangan indah dan gagah dimana artefak artefak itu ꧌ꦝꦶꦥꦗꦁ꧍ dipajang. Di setiap ꧌ꦫꦸꦮꦔꦤ꧀꧍ ruangan, keindahan tegel bermotif, jendela Besar dan langit langit tinggi menambah ꧌ꦱꦼꦗꦸꦏ꧀꧍ sejuk ruangan meski tak ber AC.

Kondisi ini membuat nyaman para pengunjung museum dan ꧌ꦑꦸꦱꦸꦱ꧀ꦚ꧍ khususnya peserta Sinau Aksara Jawa. Untuk mengikuti kegiatan Sinau Aksara Jawa, ꧌ꦥꦼꦱꦼꦂꦡ꧍ peserta tidak dipungut beaya alias free, kecuali dikenakan HTM masuk museum ꧌ꦏꦉꦤ꧍ karena kegiatan Sinau ini berada di ruangan dalam museum.
Disana sebelum dan ꧌ꦱꦼꦠꦼꦭꦃ꧍ setelah kegiatan Sinau, peserta bisa memanfaatkan ꧌ꦮꦏ꧀ꦠꦸ꧍ waktu untuk melihat lihat koleksi museum. Isi museum menyajikan dunia pendidikan di Indonesia dan khususnya di ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya.
꧌ꦕꦼꦫꦶꦠ꧍ Cerita museum secara umum adalah tentang dunia pendidikan di masa Pra Aksara, dimana ditampilkan kehidupan zaman purba yang alat ꧌ꦏꦺꦴꦩꦸꦤꦶꦏꦱꦶ꧍ komunikasi tulisnya masih berupa gambar gambar hingga masa Aksara, dimana manusia sudah mengenal abjad atau ꧌ꦲꦸꦫꦸꦥ꦳꧀꧍ huruf.
Adapun Abjad, disaat memasuki ꧌ꦗ꦳ꦩꦤ꧀꧍ zaman Aksara adalah Aksara Jawa dan Pegon. Berikutnya ketika bangsa ini sudah mulai mengenal Aksara, ꧌ꦥꦺꦫꦶꦪꦺꦴꦝꦺ꧍ Periode selanjutnya adalah pendidikan di ꧌ꦌꦫꦏꦺꦴꦭꦺꦴꦤꦶꦪꦭ꧀꧍ era kolonial dan Pasca kolonial (kemerdekan) dimana Aksara Latin menggantikan Aksara Jawa dan Pegon.

Tidak cuma artefak manuskrip, di museum pendidikan ini juga dipamerkan alat ꧌ꦩꦼꦱꦶꦤ꧀ꦕꦺꦠꦏ꧀꧍ mesin cetak manual Hand Press buatan Tiongkok milik Kyai Haji Ahmad Dahlan, Tokoh Muhammadiyah di ꧌ꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦡ꧍ Yogyakarta.
Dengan artefak artefak terkait dengan dunia pendidikan ini, ꧌ꦝꦶꦝꦶꦭꦻ꧍ dinilai sangat terkait dengan Kegiatan Sinau Aksara Jawa, yang digelar oleh ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni, yang berkolaborasi bersama Pemerintah Kota ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya.
Untuk kelas Batch 6 ini, ꧌ꦝꦶꦩꦸꦭꦻ꧍ dimulai pada Sabtu 18 Januari 2025, diikuti oleh peserta setingkat SMA/SMK yang berjumlah sekitar 15 orang. Pada dasarnya mereka sudah pernah mengenal Aksara Jawa di ꧌ꦧꦔ꧀ꦏꦸ꧍ bangku SD dan SMP. Tapi dalam kelas Sinau Aksara Jawa ini mereka ꧌ꦝꦶꦥꦼꦂꦑꦼꦤꦭ꧀ꦏꦤ꧀꧍ diperkenalkan Aksara Jawa dengan cara praktis dan aplikatif, yang langsung digunakan sebagai alat komunikasi ꧌ꦏꦼꦏꦶꦤꦶꦪꦤ꧀꧍ kekinian.
Selain belajar menulis manual, mereka juga akan ꧌ꦩꦼꦟ꧀ꦝꦥꦠ꧀꧍ mendapat materi menulis digital dengan menggunakan gadget masing masing. Di dalamnya juga ada materi game beraksara Jawa. Karena para peserta ini adalah ꧌ꦱꦶꦱ꧀ꦮ꧍ siswa Desain Komunikasi ꧌ꦮ꦳ꦶꦱꦸꦮꦭ꧀꧍ Visual, maka mereka diproyeksikan akan membuat desain banner beraksara Jawa, yang akan dipasang di stand ꧌ꦮꦫꦸꦁ꧍ warung dan UKM di Surabaya.
“Jadi Social charity itu sebagai wujud bahwa dari kegiatan Sinau Aksara Jawa bisa memberikan ꧌ꦝꦩ꧀ꦥꦏ꧀꧍ dampak pada orang lain, dan Aksara Jawa bisa hadir di tengah tengah masyarakat”, jelas Ita Surojoyo, volunteer pengajar kelas Sinau Aksara Jawa, yang juga pendiri ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Purī Aksara Rājapatnī. (PAR/nng)
Biyuuuuh….apik tenan mas Nanang👍
Gagasan sing langsung migunani kanggo generasi muda…
Lha sing tuwo ae yo kepengen sinau maneh….jiaann👍👍👍👍👍