꧌ꦧꦊꦭꦗꦂꦄꦏ꧀ꦱꦫ꧍ Belajar Aksara Berarti Proses Dalam Pemajuan Kebudayaan 

Aksara:

Rajapatni.com: SURABAYA – Bisa ꧌ꦩꦊꦩ꧀ꦧꦕ꧍ membaca aksara Jawa belum lah berarti bisa membaca naskah kuno (Manuskrip). Membaca manuskrip tidak sesederhana membaca teks ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa. Ada modal khusus yang harus dimiliki oleh seseorang yang bisa membaca manuskrip. Membaca ꧌ꦩꦤꦸꦱ꧀ꦏꦿꦶꦥ꧀꧍ manuskrip dan memahami isinya, tidak sekedar melafalkan untaian aksara. Tetapi lebih dari itu adalah ꧌ꦩꦼꦔꦼꦂꦡꦶ꧍ mengerti dan memahami isinya. Apalagi tulisannya manual. Ini adalah tugas filolog. Ada sekolahnya.

꧌ꦏꦼꦭꦱ꧀꧍ Kelas aksara Jawa yang nyaman dan kekeluargaan. Foto: nanang

꧌ꦠꦼꦠꦥꦶ꧍ Tetapi setidaknya bisa membaca sepatah dua patah aksara hingga beberapa kalimat dalam satu alenia adalah bagus. ꧌ꦏꦉꦤ꧍ Karena upaya dan kemampuan ini bisa membantu meningkatkan ꧌ꦫꦱꦕꦶꦤ꧀ꦠ꧍ rasa cinta seseorang terhadap peninggalan warisan budaya bangsa. Manuskrip adalah warisan budaya karenanya keberadaannya ꧌ꦝꦶꦭꦶꦟ꧀ꦝꦸꦔꦶ꧍ dilindungi undang undang.

 

꧌ꦕꦶꦤ꧀ꦠꦠꦤꦃꦄꦲꦶꦂ꧍ Cinta Tanah Air

Bisa membaca ꧌ꦱꦼꦝꦶꦏꦶꦠ꧀꧍ sedikit sesungguhnya bisa merasakan hubungan spiritual antara pembaca dengan ꧌ꦊꦭꦸꦲꦸꦂ꧍  leluhur Nusantara. Ini menjadi bentuk komunikasi antara leluhur dan masyarakat sekarang. Kita bisa merasakan apa yang disampaikan leluhur melalui ꧌ꦠꦸꦭꦶꦱꦤ꧀꧍ tulisan beraksara. Kiranya harus ada ikatan antara masyarakat sekarang dengan leluhurnya.

꧌ꦥꦿꦺꦴꦱꦺꦱ꧀꧍ Proses ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap warisan budaya sehingga pada gilirannya juga tumbuh rasa menjaga, melindungi, ꧌ꦩꦼꦫꦮꦠ꧀꧍ merawat dan melestarikan peninggalan leluhur.

Bagi ꧌ꦥꦼꦭꦗꦂ꧍ pelajar dan umum yang belajar aksara Jawa sesungguhnya adalah proses menumbuhkan rasa cinta tanah air juga. Ini adalah dampak baik dari belajar ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa (daerah) yang tidak hanya terkait dengan pelestarian obyek manuskrip dan objek pengetahuan ꧌ꦠꦿꦝꦶꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ tradisional.

Belajar aksara daerah adalah sebuah siklus dalam upaya pemajuan 10 Objek ꧌ꦥꦼꦩꦗꦸꦮꦤ꧀꧍ Pemajuan Kebudayaan.

 

꧌ꦏꦺꦴꦩ꧀ꦥꦫꦱꦶ꧍ Komparasi

Bila kita berkaca pada daerah lain seperti DIY dan Bali, masing masing telah memiliki Perda yang mengatur tentang aksara daerahnya. Di DIY dengan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa. Di Bali dengan aksara Bali. Perda nomor 2 tahun 2021 ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, ꧌ꦱꦱ꧀ꦠꦿ꧍ Sastra, dan Aksara Jawa. Sementara PERDA Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2018 adalah ꧌ꦠꦼꦤ꧀ꦠꦁ꧍  tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.

Adanya ꧌ꦥꦼꦂꦞ꧍ Perda, yang mengatur tentang aksara di kedua daerah itu adalah biasa. Akan berbeda bila Perda yang mengatur tentang aksara ini ada di kota Surabaya. Ini ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦝꦶ꧍ menjadi luar biasa karena Surabaya relatif kota yang lebih bersifat heterogen daripada DIY dan Bali.

Maka ꧌ꦏꦼꦝꦸꦝꦸꦏꦤ꧀꧍  kedudukan Aksara dalam Perda sangatlah dibutuhkan dalam rangka ꧌ꦩꦼꦟ꧀ꦝꦸꦏꦸꦁ꧍ mendukung keberadaan Objek Kebudayaan lainnya. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *