Budaya:
Rajapatni.com: SURABAYA – Keragaman Kota Lama Surabaya membawa kesan buat rombongan mahasiswa dari Universitas Marburg, Jerman. Pada Jumat (14/3/25) mereka mengunjungi Kota Lama Surabaya sebagai bagian dari study tour mereka ke Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika.

Surabaya boleh dibilang sebagai miniatur kebhinekaan. Surabaya bagai rumah keragaman yang ada di Indonesia. Keberagaman itu terlihat mulai dari etnis grup, bahasa, agama hingga arsitektur.

Di salah satu spot di zona Eropa Kota Lama Surabaya, mereka mendengarkan keragaman bahasa dari warga setempat yang jadi model komunikasi. Ia berbicara dalam ragam bahasa dengan satu makna “Saya suka kamu”. Sang warga ini bicara dalam bahasa Madura, Jawa dan Indonesia. Ditambah satu bahasa yang dituntun oleh salah satu mahasiswa dengan mengatakan dalam bahasa Inggris “I like you”.

Markus Hesler terkesan dengan keragaman di Surabaya, setidaknya melalui jalur wisata sejarah Kota Lama Surabaya yang dirancang bersama antara Pihak Universitas melalui dosen pembimbing Markus Hessler dengan komunitas Aksara Jawa Surabaya, Puri Aksara Rajapatni.
“We really enjoyed the diversity of Surabaya. Kota Lama and Ampel are areas of distinct character. As such, we got a good insight into the architecture of the Dutch period in Kota Lama. And in Ample we have seen the strong Arab influence. It was really interesting to see such a variety in a short distance.”
(Kami sangat menikmati keberagaman di Surabaya. Kota Lama dan Ampel adalah daerah dengan karakter yang berbeda. Dengan demikian, kami memperoleh wawasan yang baik tentang arsitektur masa Belanda di Kota Lama. Dan di Ample kami melihat pengaruh Arab yang kuat. Sangat menarik untuk melihat keragaman tersebut dalam jarak yang dekat.), kesan Markus Hessler, dosen pembimbing yang menyertai rombongan mahasiswa dari Universitas Marburg Jerman.
Tahun 2025 ini adalah tahun kedua dalam kegiatan kunjungan kebudayaan yang diprogramkan oleh Universitas Marburg Jerman dengan tujuan Surabaya sebagai salah satu lawatan Nusantara.
Menurut Markus akan ada kunjungan lagi pada bulan Agustus mendatang. Semoga Kota Lama Surabaya menjadi jembatan dalam rangka memberikan informasi tentang budaya dan Sejarah Nusantara. Karenanya Puri Aksara Rajapatni sebagai mitra akan berusaha membangun narasi baik demi kota Surabaya yang sudah menjadi “buku” untuk dipelajari mahasiswa Jerman dan masyarakat umum baik dari mancanegara maupun Nusantara, terlebih masyarakat Surabaya sendiri.

Menurut Nanang Purwono, ketua Puri Aksara Rajapatni, pihaknya akan terus menggali potensi budaya lokal yang bisa menjadi ajang diplomasi kebudayaan untuk membangun kerjasama dengan mancanegara. (PAR/Tim).