Aksara:
Rajapatni.com: SURABAYA – Bahasa dan aksara, diantaranya aksara Jawa, merupakan satu kesatuan dalam jati diri bangsa Indonesia. Bahasa bahasa daerah dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuannya dengan aksara-aksara Nusantara sebagai sistem tulisan tradisional, keduanya Bahasa dan aksara (alphabet) menjadi perekat kesatuan bangsa Indonesia.

Aksara-aksara Nusantara merupakan ragam aksara atau sistem tulisan tradisional, yang digunakan di Kepulauan Nusantara (Indonesia). Terbukti di Surabaya, aksara Jawa, pernah ada dan digunakan oleh warga etnis Jawa dan Madura untuk menulis bahasanya.
Hingga sekarang, sebetulnya, materi aksara Jawa masih diajarkan di beberapa sekolah di pulau Madura. Tentunya bahasanya adalah bahasa Madura. Sementara di Surabaya sendiri Aksara Jawa terhitung kurang digunakan dan tidak diajarkan secara spesifik. Kalau toh diajarkan, keberadaannya dibungkus dalam materi mata pelajaran Bahasa Jawa.
Sekali lagi, Bahasa dan Aksara adalah objek budaya, yang berbeda tetapi menjadi satu kesatuan Bahasa-Aksara.
Bahasa adalah sistem komunikasi lisan. Sedangkan Aksara adalah sistim komunikasi tulis. Orang bisa membaca karena ada sistim tulis. Dari hasil baca, maka terdengar suara dan bahasa apa yang digunakan.
Karenanya ada membaca dan menulis. Ada aktivitas membaca karena ada sistem tulis. Sistem tulis merupakan simbol dari bahasa yang berupa abjad atau aksara. Khususnya aksara Jawa, dalam sistem tulisnya, memiliki diakritik.
Diakritik digunakan untuk menunjukkan pengucapan yang berbeda dari karakter alfabet yang sama. Aksara Jawa jika ditulis dalam abjad latin (Roman) perlu disertai dengan diakritik (tanda pada huruf berupa garis, titik, atau coretan) yang menentukan suara.
Misalnya pada kata Loro (dua) dalam aksara Jawa ditulis ꦭꦺꦴꦫꦺꦴ. Sementara Lara (sakit) dalam aksara Jawa ditulis ꦭꦫ. Lara jika ditulis dengan diakritik menjadi Lara dimana di atas huruf a ada tanda “o” kecil.
Aksara Jawa (Ha Na Ca Ra Ka) adalah sistem komunikasi tulis yang memiliki aturan sendiri. Bahasa juga memiliki kaidah kaidah bahasa tersendiri. Bahasa dan Aksara memiliki kaidah (pedoman) sendiri sendiri. Kaidahnya total berbeda.
Bahasa dan Aksara adalah dua entitas yang menjadi satu. Bahasa adalah sistem lisan. Aksara adalah sistem tulis. Karenanya Bahasa dan Aksara seyogyanya menjadi satu objek Budaya dalam Pemajuan Kebudayaan.
Ada beberapa aksara daerah, yang ada di Indonesia, diantaranya adalah Carakan Jawa, Cacarakan Bali, Aksara Sunda, Aksara Rejang, Aksara Kerinci, Aksara Lontara (Makassar), dan Aksara Batak. (PAR/nng).