Aksara Kawi dan Aksara Jawa menandai Pengelolaan Informasi Majapahit (PIM) Trowulan. 

Rajapatni.com: Surabaya (20/6/24) – Kerajaan Majapahit adalah ꦏꦼꦩꦲꦫꦗꦄꦤ꧀ kemaharajaan yang berpusat di Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri tahun 1293–1527 M. Kemaharajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya, menantu Kertanagara, maharaja Singhasari terakhir atas sang Puteri Rajapatni. Majapahit mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya, yang menguasai wilayah luas Nusantara pada masa kekuasaan raja Hayam Wuruk (1350–1389).

Jejak kemaharajaan Majapahit itu terkoleksi di Trowulan, kabupaten Mojokerto, baik yang bersifat in situ alami maupun yang dikelola dalam wadah kelembagaan. Di ruang Pengelolaan Informasi Majapahit (PIM) ꦠꦿꦺꦴꦮꦸꦭꦤ꧀ Trowulan tersimpan puluhan ribu artefak. Publik mengenal tempat ini sebagai Museum Majapahit Trowulan. Namun, secara resmi tempat ini bernama Pengelolaan Informasi Majapahit (PIM).

Prasasti Gemekan di kantor Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jatim. FOTO: nanang PAR

“Museum” ini didirikan oleh RAA Kromojoyo Adinegoro (Bupati Mojokerto sebelum Indonesia merdeka) bersama Henricus Maclaine Pont (arsitek asal Belanda lulusan Technische Hogesholl Delft (THD) pada tahun 1924 dengan tujuan untuk menampung artefak hasil penelitian ꦄꦂꦏꦺꦪꦺꦴꦭꦺꦴꦒꦶ arkeologi di sekitar Trowulan.

Tempat ini didirikan tepatnya pada tanggal 24 April 1924 dengan nama Oudheeidkundige Vereeneging Majapahit (OVM). Sebuah perkumpulan yang secara aktif melakukan penelitian tentang keberadaan ꦆꦱ꧀ꦠꦤ Istana Majapahit.

Di antara ribuan artefak, ada puluhan prasasti batu tulis yang ditulis dalam aksara Jawa Kuna atau Kawi. Aksara aksara itu melambangkan bahasa yang digunakan di masa Majapahit sebagai bahasa komunikasi. Simbol bahasa itu adalah ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦏꦮꦶ Aksara Kawi. Aksara Kawi dianggap sebagai induk aksara Jawa dan aksara Bali.

Sekarang kedua Aksara Nenek moyang ini semakin langka. Aksara Kawi lebih langka. Aksara Jawa juga semakin asing yang lebih asing daripada ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦄꦱꦶꦁ Aksara asing seperti Hanzi (China) dan Kanji (Jepang). Undang Undang nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan mengamanatkan adanya perlindungan dan pelestarian Aksara Jawa dan Kawi sebagai salah satu dari Object Pemajuan Kebudayaan (OPK) sebagaimana tersebut dalam Object Bahasa.

Maka di lingkungan kantor Pengelolaan ꦆꦤ꧀ꦥ꦳ꦺꦴꦂꦩꦱꦶ Informasi Majapahit (PIM) Trowulan Kabupaten Mojokerto terpasang signage dengan Aksara Kawi dan Jawa. Aksara Kawi berbunyi Trowulan

Signage Aksara Kawi di PIM Trowulan. Foto: BPKW XI for PAR

Sedangkan Aksara Jawa berbunyi Pengelolaan Informasi Majapahit. Kedua aksa ini memberi identitas peradaban literasi kuno dari kemaharajaan Majapahit.

Mula mula Aksara untuk menandai identitas PIM adalah Aksara Kawi yang berbunyi Trowulan. Aksara itu terpasang kira kira pada September atau November 2023. Ketika Tim ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni berkunjung ke Trowulan, didapati ada kesalahan tulis mengenai penempatan sandhangan Cakra. Sesegera itu, kesalahan itu dilaporkan kepada Endah Budi Heryani, S.S., M.M, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (PIM) Wilayah XI Jaa Timur.

Sambil menunggu perbaikannya, lebih lanjut BPKW XI memasang signage lainnya dengan menggunakan Aksara Jawa yang berbunyi ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Pengelolaan Informasi Majapahit (PIM). Pada Rabu (19/6/24), Puri Aksara Rajapatni, komunitas pegiat Aksara menerima informasi dari Endah Budi Heryani melalui pesan Whatsapp (WA) mengenai koreksi penulisan Aksara Kawi yang ada di depan PIM.

Langkah yang dilakukan BPKW XI ini sebagai upaya konfirmasi atas koreksi yang dilakukan oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni pada bulan November 2023. Menurut pembacaan komunitas Rajapatni, koreksi yang dilakukan oleh pihak BPKW XI sudah benar. Rajapatni juga mengapresiasi atas koreksi pada penulisan Aksara Kawi sebagai signage pada penamaan Trowulan. (nanang PAR).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *