Aksara Jawa, Turunan Aksara Kawi yang Umum Dipakai di Era Majapahit

Rajapatni.com: Surabaya (8/5/24) – HEBAT dan salut kepada para ꦥꦼꦒꦶꦪꦠ꧀ꦄꦏ꧀ꦱꦫ pegiat aksara, khususnya aksara Kawi dimana pun berada, yang masih mau menggunakannya di zaman yang sudah modern dan berbalik dari era Kawi. Aksara Kawi umum digunakan di masa Majapahit. Aksara Kawi, di periode Majapahit, dianggap sebagai induk aksara Jawa Modern dan aksara Bali.

Bukti keberadaan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦏꦮꦶ Aksara Kawi di era Majapahit dapat dilihat di Pengelolaan Informasi Majapahit, Trowulan. Aksara Kawi ini terpahat pada sejumlah prasasti hasil temuan yang tersebar di Jawa Timur yang sekarang menjadi koleksi PIM.

Sebuah potongan prasasti di PIM. Foto: nanang PAR

ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶ Prasasti (manuskrip) adalah salah satu dari 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) sebagaimana disebut dalam Pasal 5, UU 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Karenanya, ketika masih ada sumber sumber sejarahnya dan bentuk tulisannya, kiranya perlu ada upaya upaya pemajuannya.

Ada sejumlah komunitas di Jawa Timur yang selama ini sudah menjaga dan mengembangkan Aksara Kawi. Apalagi ada teknologi digital sehingga mereka bisa belajar dan praktek menulis Aksara Kawi. Aksara Kawi, yang merupakan turunan dari ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦥꦭꦮ Aksara Palawa, selanjutnya menurunkan Aksara Aksara Nusantara seperti Aksara Jawa, Bali, Sunda dan lainnya.

Sayangnya, penggunaan Aksara Kawi lebih terbatas dan sempit dibandingkan Aksara Jawa dan Bali. Meski Aksara Bali lebih banyak digunakan daripada Aksara Jawa. ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦧꦭꦶ Aksara Bali lebih lestari daripada aksara Jasa.

Bagaimanapun ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa masih menjadi pelajaran di sekolah sekolah, khususnya SD dan SMP. Guna mendukung penggunaan Aksara Jawa, komunitas budaya Puri Aksara Rajapatni melakukan serangkaian aksi sebagai implementasi Pemajuan Aksara Jawa.

ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni juga mendukung siapa saja yang ambil peran untuk pemajuan Aksara Kawi, selain utamanya majukan Aksara Jawa. Meski Aksara Jawa lebih mendapat perlakuan, Aksara Kawi tidak boleh mati. Aksara Kawi adalah peradaban nyata dan sejarah Jawa Timur.

Aksara Kawi aksara yang umum digunakan di era Majapahit. Foto: nanang PAR

ꦫꦶꦗ꦳꧀ꦏꦶꦱꦸꦱꦤ꧀ꦠꦶꦤꦶ Rizki Susantini, tim kerja Fasilitas Pemanfaatan dan Kemitraan BPK XI Jatim berpendapat bahwa Aksara Jawa masih diajarkan secara formal di sekolah sekolah meski keadaannya masih memprihatinkan.

“Bukan berarti mengabaikan ya. Tapi ada yang lebih prioritas karena secara struktural Aksara Jawa masih digunakan di sekolah sekolah”, kata ꦫꦶꦗ꦳꧀ꦏꦶꦱꦸꦱꦤ꧀ꦠꦶꦤꦶ Rizki Susantini yang ditemui di kantor BPK XI pada Selasa, 7 Mei 2024.

Meski demikian di Pengelolaan Informasi Majapahit (PIM) dipasang signage yang menggunakan Aksara Kawi untuk signage ꦠꦿꦺꦴꦮꦸꦭꦤ꧀ Trowulan dan Aksara Jawa untuk signage Pengelolaan Informasi Majapahit.

Aksara Jawa digunakan di PIM. Foto: nanang PAR.

Sudah selayaknya sebagai pusat koleksi ꦥꦼꦫꦣꦧꦤ꧀ peradaban Majapahit, nilai nilai dari peradaban yang masih tersimpan di PIM bisa dikembangkan sehingga manusia modern tidak lupa peradaban nenek moyangnya.

Literasi masa lalu yang berupa Aksara bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sekarang dan mendatang. Pesan pesan yang tersimpan pada guratan prasasti bisa diperkenalkan isinya kepada publik agar nilai nilai yang terkandung di dalamnya bisa dipelajari oleh masyarakat modern.

Dengan mengenal isi ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶ prasasti, kita bisa mengenal buah pikir pada leluhur. Ini akan merekatkan peradaban masa lalu dengan masa sekarang. Indonesia boleh membangun menjadi masyarakat modern, tapi tidak boleh lupa dengan jati dirinya (nanang PAR).*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *