Rajapatni.com: Surabaya (19/9/24) – Ludruk Gen Z, yang ꦣꦶꦧꦼꦱꦸꦠ꧀ dibesut oleh Robert Luntas dengan judul “Aji Saka Surapringga, Geger ing Bhumi Karembangan”, akan digelar di Plataran Gedung Internasio Kota Lama Surabaya Zona Eropa pada Jumat malam (20/9/24).
Aji Saka dalam lakon ludruk ini bukan dalam cerita legenda ꦄꦗꦶꦱꦏ Aji Saka yang kita tahu selama ini. Tapi dalam cerita legenda itu terdapat nilai nilai karakter seperti kepahlawanan, kesetiaan, loyalitas, bertanggung jawab dan cinta tanah air dan negara. Nilai nilai karakter ini adalah nilai Kota Pahlawan Surabaya.
Ludruk dalam pementasan, yang menampilkan ꦮꦭꦶꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ Walikota Surabaya Eri Cahyadi, adalah sarana dalam upaya mengenalkan Aksara Jawa kepada masyarakat Surabaya. Seperti diketahui aksara Jawa sudah menghiasi kantor kantor pemerintah mulai Kelurahan, Kecamatan, OPD, Balai Kota hingga DPRD Kota Surabaya.
Pergelaran ludruk Gen Z ini adalah dalam rangka memperingati ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ Hari Aksara Internasional 2024, yang mengusung tema “Promoting multilingual education: Literacy for mutual understanding and peace”.
Lokasi pagelaran di Kota Lama Surabaya ini seolah mengingatkan bahwa tempat ini, ꦏꦮꦱꦤ꧀ kawasan ini, dulunya adalah rumah bagi berbagai kebangsaan yang multikultural. Meski masih dalam era kolonialisme, tapi warga Surabaya dari berbagai etnis suku bangsa dan kebangsaan bisa dalam satu wadah.
Di tempat ini, pada zaman dulu literasi aksara Jawa juga sudah menjadi biasa. Bangsa Belanda menggunakan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ aksara Jawa dalam buku buku literasi, reklame dan pada plat plat informasi. Aksara Jawa menjadi bagian dalam literasi masa lalu di era kolonial.
Dengan hadirnya ꦭꦸꦣꦿꦸꦏ꧀ ludruk Gen Z yang menghadirkan Walikota Surabaya Eri Cahyadi sebagai Adipati Surapringga, kita diajak bernostalgia mengenal budaya bangsa yang ada di Surabaya. Yaitu literasi aksara Jawa sebagai bagian dari identitas bangsa. (PAR/nng)