A. Hermas Thony, Dari Parenungan ke Pagelaran

Rajapatni.com: Surabaya (19/9/24) – Pelestarian literasi ꦊꦭꦸꦲꦸꦂ leluhur, yang menjadi budaya dan identitas bangsa Indonesia, adalah tanggung jawab bersama dan semua sebagai warga negara Indonesia. Aksara Nusantara, salah satunya aksara Jawa, berada di Bhumi Surabaya berabad abad lamanya.

Catatan dan jejak leluhur itu ada di sana. Di Gapura Masjid Ampel (abad 15), terdapat inskripsi beraksara Jawa. Di Masjid Kemayoran (1848) ada prasasti beraksara Jawa. Di Pesarean Agung Para Bupati Surabaya Botoputih ada inskripsi pada nisan kubur yang beraksara Jawa.

ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa sudah ada di Surabaya selama berabad abad. Kini aksara Jawa menjadi langka dan semakin punah. Bagaimana upaya penyelamatan dan pelestariannya. Berikut catatan A Hermas Thony, penggerak budaya Surabaya yang juga penasehat komunitas aksara Jawa Puri Aksara Rajapatni.

 

Thony: Aku Kelingan, Waktu Itu Berangkat Dari: 

A. Hermas Thony bersarung dan berliterasi  aksara Jawa. Foto: nanang

1) Rasa ingin ikut memperingati ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫ hari aksara internasional tahun 2024 yang jatuh tanggal 8 september seperti peringatan tahun lalu, 8 September 2023.

2). Rasa ingin tahu tentang persepsi kaum milenial ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya terhadap Aksara Jawa, dan aksara Nusantara lainya.

3). Ingin bantu menemukan ꦱ꧀ꦠꦿꦠꦼꦒꦶ strategi yang lebih pas (mudah, murah, bisa menyelamatkan marwah) tentang metode membumikan aksara Jawa dan Nusantara di kehidupan masyarakat Indonesia.

4). Ingin membantu menaikkan tingkatan aksara Jawa dan ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Nusantara dalam grade unicode internasional, dari tingkat 7 ke tingkat 5, yang salah satunya di ukur dari intensitas dan kuantitas penggunaanya.

5). Mendorong ꦥꦼꦩꦼꦫꦶꦤ꧀ꦠꦃ pemerintah (menteri) membuat aplikasi yang berfungsi merubah suara pembicaraan (voice) ke dalam tulisan (text) aksara Jawa dan Nusantara dan ikut aktif mensosialisasikan pemanfaatannya agar digunakan masyarakat dalam kesehariannya.

6). Mendorong pemerintah, membuat undang undang dan ꦫꦺꦒꦸꦭꦱꦶ regulasi yang terkait lainnya, dalam rangka menjaga aksara karya para leluhur bangsa yang sudah ada supaya tetap lestari dan digunakan masyarakatnya dan khalayak negara dan bangsa lain secara lebih luas.

7). Mendorong pemerintah Indonesia untuk ꦧꦼꦫꦤꦶ berani berkata kepada produk elektronik asing …dilarang masuk dan beredar di Indonesia kalau tidak ada bahasa Indonesia dan aksara nusantaranya.

8). Membangun ꦏꦼꦱꦣꦫꦤ꧀ kesadaran dan kebanggaan kolektif, bahwa tidak semua negara punya aksara, tapi Indonesia punya aksara nusantara (Jawa, Rejang, Batak, Bali, Sunda, dll) sebagai cerminan jati dirinya sebagai bangsa dunia yang luar biasa

Kegelisahan itu di tengah bulan Agustus 2024, lalu saya ꦣꦶꦱ꧀ꦏꦸꦱꦶꦏꦤ꧀ diskusikan ke Mas Robby Julianto (Potas) dan Mas Nanang purwono (Rajapatni) dan akhirnya…… untuk misi di item item di atas, memunculkan gagasan membuat kegiatan bersama, sekaligus mencoba bantu menghidupkan seni ludruk sebagai media edukasi seperti yang dilakukan Cak Durasim dikala itu dalam rangka ikut menyelamatkan bangsa.

Nama Thony dalam aksara Jawa dan Jepang dalam kegiatan Cross Culture. Foto: nanang

Agar pesannya sampai, pagelaran ludruk Gen Z ini saya usulkan ke Mas Nanang Purwono dan Mas Robets Bayonets (pendharma ludruk luntas, ludruk Nom-noman arek Suroboyo) untuk mengambil tema ꦄꦗꦶꦱꦏ Aji Saka dan menterjemahkan kandungan dan maksud hanacaraka, datasawala, padhajayanya dan magabathanga dengan tujuan agar kita yang di Surabaya dan tempat lainnya kelingan lagi dengan aksara nusantara (khususnya Jawa).

Agar tidak menjadi ꦥꦺꦴꦊꦩꦶꦏ꧀ polemik, lakonya bukan ajisaka seperti legenda dengan berbagai versinya ..tapi Aji Saka Karembangan (Aji dari Kelurahan Krembangan).

Dipilih ꦏꦿꦼꦩ꧀ꦧꦔꦤ꧀ Krembangan, karena di kawasan ini kita dapat menemukan tulisan aksara jawa yang ditulis tahun 1800 an dan masih tertera sampai sekarang di masjid kemayoran. Yaitu masjid yang dibangun di sisi barat alun alun Kabupaten Surapringga (Sekarang komplek sekolahan Ta’miriyah dan SMPN 2).

Selain karena ada ꦄꦂꦠꦼꦥ꦳ꦏ꧀ artefak aksara jawa yang terawat disana, kecamatan Krembangan ini pada masa lalu merupakan lokus dan tempus (lokasi dan tempat) Kadipaten Surapringga (sekarang jadi kantor pos besar) dalam melaksanakan kegiatan strategis pemerintahan kala itu.

Dari gagasan dan diskusi itu, akhirnya tanggal 20 September 2024 besok, Insyaallah akan di realisasi sebuah ꦥꦒꦼꦭꦫꦤ꧀ꦭꦸꦣꦿꦸꦏ꧀ pagelaran ludruk, hasil karya bersama, melibatkan para pemain dari banyak pihak, (Puri Aksara Rajapatni, Karang Taruna surabaya, Surabaya Next Leader, Aktivis seni dan budaya ludruk, Cak dan Ning Surabaya, Jurnalis Potas, termasuk Mas Walikota Surabaya dan warga Surabaya asal Amerika dengan undangan beberapa Konsul negara sahabat.

Kegiatan ini melengkapi peringatan yang sudah dilaksanakan, yaitu pameran dan kegiatan di ꦮꦶꦱ꧀ꦩꦗꦼꦂꦩꦤ꧀ Wisma Jerman tanggal 8 sampai 10 september 2024 lalu.

ꦏꦠꦸꦫꦤ꧀ꦲꦣꦶꦂ Katuran hadir, nikmati hiburannya, tangkap paguyuban dan kebersamaanya dan pahami misi dan pesan aksaranya.

Salam budaya. Lestari aksara kita, lestari bangsa kita. (PAR/Thony/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *