Warga Sinau Aksara Jawa di Kota Lama Surabaya.

Rajapatni.com: Surabaya (5/7/24) – Sekitar 20 Warga RT3 dan RT2 / RW 10 Kelurahan Krembangan Selatan berkumpul dan belajar Aksara Jawa di kediaman Ketua RT3 di jalan Mliwis Surabaya pada Rabu (5/7/24). Kegiatan ini sebagai bagian dari keberlanjutan dalam mengisi ꦏꦺꦴꦠꦭꦩꦯꦸꦫꦨꦪ Kota Lama Surabaya, yang sehari sebelumnya, Selasa (3/7/24) telah diresmikan oleh walikota Surabaya.

Warga di lingkungan Kota Lama Surabaya belajar Aksara Jawa. Foto: Ricky for Rajapatni

Secara umum penggunaan Aksara Jawa di Surabaya adalah hasil kebijakan Walikota Surabaya yang mulai diinstruksikan pada 19 September 2023 dan secara khusus sebagai upaya pelestarian budaya literasi lokal dari masyarakat Surabaya yang dahulu pernah tinggal dan menghuni kawasan yang kini disebut ꦏꦺꦴꦠꦭꦩꦯꦸꦫꦨꦪ Kota Lama Surabaya.

Kawasan ini pernah menjadi lingkungan perbentengan dan pertahanan Trunojoyo, ꦧꦁꦱꦮꦤ꧀ bangsawan Madura, yang telah bersiap menghadapi tentara VOC di bawah komando Speelman pada 1677. Satu abad kemudian, pada pasca penunjukan Surabaya sebagai ibukota wilayah Pantai Utara Jawa bagian Timur pada 1743, Surabaya berkembang sebagai kota Eropa. Pada tahun itu Mataram menyerahkan wilayah Pantai Utara Bagian Timur termasuk Surabaya dan Madura kepada VOC.

Atas dasar pertimbangan historis itulah mereka belajar aksara Jawa. Kegiatan ini diorganisir oleh komunitas budaya ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, yang bekerjasama dengan Ketua RT setempat. Kegiatan literasi ini untuk mendukung keberlanjutan kegiatan Kota Lama Surabaya.

Nanang menjelaskan latar belakang historis mengapa warga di Kota Lama Surabaya perlu belajar Aksara Jawa. Foto: nanang

Menurut Ketua ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, Nanang Purwono, belajar aksara Jawa adalah bagian dari pelestarian budaya di Kota Lama Surabaya. Bahwa aksara Jawa pernah digunakan oleh masyarakat Jawa dan Madura di kawasan ini. Ketika kawasan ini sudah menjadi kawasan wisata heritage dan sejarah, maka belajar aksara Jawa adalah bagian dari upaya ꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀ pelestarian budaya literasi yang menjadi aset budaya kota untuk mendukung wisata kota lama Surabaya.

 

Dukungan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI

Kegiatan Sinau Aksara Jawa ini adalah bentuk usulan program yang diajukan secara perseorangan oleh ꦤꦤꦁꦥꦸꦂꦮꦤ Nanang Purwono sebagai pegiat budaya kota Surabaya kepada BPK Wilayah XI. Adapun pelaksana kegiatan dihandel oleh Puri Aksara Rajapatni yang telah berpengalaman dalam kegiatan mengajar aksara Jawa di Surabaya.

Adapun kegiatan yang bertajuk “Sinau Aksara Jawa” ini diselenggarakan dalam dua gelombang (kelas). ꦏꦼꦭꦱ꧀ Kelas pertama bertempat di Kota Lama Surabaya yang berlangsung mulai tanggal 4 hingga 7 Juli 2024. Sedangkan Kelas kedua diadakan di Museum Pendidikan Surabaya mulai 10 hingga 13 Juli 2024.

Kegiatan Sinau Aksara Jawa yang merupakan usulan pegiat aksara Jawa Nanang Purwono mendapat dukungan fasilitasi Pemajuan Kebudayaan. Foto: Ricky for Rajapatni

Kelas pertama di Kota Lama ini diikuti oleh peserta dari beragam usia, mulai anak anak hingga dewasa. Ketua RT3 dan Ketua RT2 mengikuti kegiatan ini. Menurut Ketua ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni yang sekaligus ketua penyelenggara, Nanang Purwono, kegiatan literasi di Kota Lama ini adalah wujud kesiapan warga setempat untuk mendukung Kota Lama Surabaya.

“Kegiatan ini untuk menambah wawasan dan kapasitas warga setempat sebagai pelaku dalam menyambut dan mengisi Kota Lama Surabaya”, jelas Nanang.

Warga pembelajar dari lapisan usia yang berbeda. Foto: Ricky for Rajapatni

Mengawali belajar Aksara Jawa, Nanang memberikan ꦮꦮꦱꦤ꧀ wawasan kepada para peserta Sinau Aksara Jawa tentang latar belakang mengapa perlu belajar sejarah lokal. Sejarah lokal di kawasan ini bercerita tentang pernah adanya permukiman Jawa dan Madura sehingga warga setempat menjadi bijak bila mereka mau belajar aksara Jawa sebagai bentuk budaya literasi, yang pernah ada di kawasan itu pada zaman dahulu.

“Dalam konsep Kota Lama Surabaya ini, peradaban lokal tidak boleh tenggelam dan warga lokal punya tanggung jawab untuk itu”, tambah Nanang dalam paparan pembukaan kelas ꦱꦶꦤꦻꦴꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Sinau Aksara Jawa.

Sinau aksara Jawa ini diasuh oleh tim pengajar aksara Jawa yang terdiri dari pengajar aksara Jawa dari beragam disiplin ilmu. Ada Ginanjar Wijaya (guru SMKN 7), Wiji Utomo (seniman lukis), ꦆꦠꦯꦸꦫꦗꦪ Ita Surojoyo (konsultan pendidikan Luar Negeri), dan dan Isyakul Hasan (mahasiswa Unesa). Mereka berempat bergantian sesuai jadwal mengajar.

Setiap hari selama empat kali pertemuan, mereka mulai belajar pada pukul 16.00 hingga 17.00 WIB. Menyambut imbauan Kabid Pariwisata Kota Surabaya, ꦥ꦳ꦫꦃꦄꦤ꧀ꦝꦶꦠ Farah Andita, sebagimana disampaikan dalam sebuah talkshow di JTV bahwa warga bisa aktif dan kreatif mengisi ruang ruang di kawasan kota Lama Surabaya untuk menjaga kontinuitas atraksi di sana.

“Monggo, untuk itu bisa berkoordinasi dengan Disbudporapar asal tidak menyalahi aturan”, katanya.

Menyambut imbauan itu, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni berencana menggelar kegiatan beraksara Jawa di ruang Kota Lama Surabaya. Puri Aksara Rajapatni Bakan berliterasi Aksara Jawa. Kegiatan itu menjadi keberlanjutan kegiatan Sinau Aksara Jawa yang kini sedang digelar di jalan Mliwis.

Kegiatan Sinau Aksara Jawa ini didukung oleh ꦧꦭꦻꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀ꦏꦼꦧꦸꦣꦪꦄꦤ꧀ Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XII Jawa TImur, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. (Tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *