Sinergi Antar Propinsi Untuk Pemajuan Aksara Jawa.

Rajapatni.com: Surabaya (5/7/24) – Cafe vintage di jalan Kalasan Surabaya menjadi ajang temu dua komunitas budaya: ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni (Surabaya) dan Sega Jabung (Yogyakarta) pada Kamis malam (5/7/24). Pertemuan antar keduanya adalah dalam rangka upaya bersama pemajuan Aksara Jawa.

Sega Jabung sudah hadir dan berkiprah dalam bidang Aksara Jawa jauh lebih lama dari ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni. Rajapatni baru hadir pada 22 Desember 2023. Namun kiprahnya cepat dan pesat serta melesat. Dalam sekejap, Surabaya bertaburan aksara Jawa.

Sinergi budaya literasi antara Komunitas Puri Aksara Rajapatni (Surabaya) dan Komunitas Sega Jabung (Yogyakarta) dalam rangka Kongres Kebudayaan 2026. Duduk berderet sebelah kanan Tim Puri Aksara Rajapatni . Duduk berderet di sebelah kiri adalah Tim DIY. Foto: dok PAR

Tahun 2018 Surabaya pernah menjadi tuan rumah pelaksanaan Kongres Kebudayaan Jawa. Selain itu Surabaya juga pernah menjadi tuan rumah Kongres Bahasa Jawa V tahun 2011. Bagaimana dengan Kongres Aksara Jawa? Surabaya belum apa apa. Karena itu, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni perlu terus bermitra dengan Sega Jabung, Yogyakarta.

Menurut mantan Ketua Panitia Kongres Aksara Jawa I di Yogyakarta tahun 2021, Setya Amrih Prasaja dari Komunitas ꦱꦼꦒꦗꦧꦸꦁ Sega Jabung, Kongres Aksara Jawa ke II kemungkinan diadakan di DIY lagi karena provinsi lain (Jatim dan Jateng) belum ada yang siap untuk melaksanakan KAJ II sebagaimana, yang ditawarkan DIY pada waktu penutupan KAJ 2021.

Hal ini dikatakan ꦄꦩꦿꦶꦃ Amrih, panggilan akrabnya, di Surabaya pada Kamis. (4/7/24) di sela sela kunjungannya bertemu Dinas. Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur. Jika Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah belum siap, maka DIY akan menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Aksara Jawa ke II untuk tahun 2026.

Dua tim pegiat aksara Nusantara dari Yogyakarta dan Surabaya.Foto: dok PAR

Kedatangan Amrih bersama tim dari Yogyakarta ke Surabaya ditemui oleh ꦥꦼꦔ꧀ꦒꦼꦫꦏ꧀ penggerak budaya Surabaya A. Hermas Thony dan pegiat aksara Ita Surojoyo serta aktivis Nanang Purwono. Ketiga insan aksara Jawa Surabaya ini adalah pengurus komunitas budaya Puri Aksara Rajapatni.

Tidak ada pembicaraan yang serius diantara mereka. Santai saja. Mereka sekedar saling kabar mengenai rencana kegiatan mendatang dan saling update kegiatan yang sedang berjalan sambil menikmati suasana cafe yang vintage itu. Pada kesempatan itu, Amrih ꦩꦼꦔꦥꦿꦺꦱꦶꦪꦱꦶ mengapresiasi perkembangan cepat aksara Jawa di surabaya.

Tim pegiat dan penggerak Aksara Jawa Surabaya. Dari kiri Ita Surojoyo (pendiri), Nanang Purwono (Ketua) dan A. Hermas Thony (Penasehat). Foto: dok PAR.

Berjalannya aksara Jawa di Surabaya memang tidak lepas dari peran ketiga aktivis (ꦆꦠꦯꦸꦫꦗꦪ Ita Surojoyo, A. Hermas Thony dan Nanang Purwono) dan walikota Surabaya Eri Cahyadi melalui kebijakan mengenai menggunakan Aksara Jawa di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya. Sementara ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni mengikutinya dengan pemasyarakatan aksara Jawa ke publik melalui kegiatan Sinau Aksara Jawa dan aksi simpati pemasangan banner edukatif pada lapak lapak PKL.

Terkini dalam memberikan pembelajaran Aksara Jawa buat warga Kota Lama Surabaya dan pemasangan banner guna mendukung ꦏꦮꦱꦤ꧀ kawasan kota lama Surabaya. (Nanang).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *