Rajapatni.com: Surabaya (5/7/24) – ꦱꦶꦤꦺꦂꦒꦶ Sinergi antara warga dan pemerintah Kota Surabaya harus nyata, khususnya dalam memberlanjuti pasca Grand Opening Kota Lama Surabaya.
Kenyataan itu terbukti dengan penataan PKL di jalan Gelatik. Pada area lapak ꦮꦂꦒ warga di jalan itu, pada Kamis pagi (5/7/24), sedang dipasang pagar pembatas lapak untuk menjaga kerapian dan keindahan guna mendukung Kota Lama Surabaya. Meski pemasangan pagar masih berproses, keindahan stand PKL untuk sementara sudah terlihat.
Sebelumnya para pedagang di jalan itu secara mandiri membekali diri untuk melek sejarah. Mereka mau belajar sejarah dan budaya lokal bersama komunitas budaya ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni.
Beberapa Minggu sebelum peresmian, mereka sudah mulai belajar sejarah tentang kawasan tempat tinggalnya yang dulu merupakan kawasan tempat tinggal para pejabat kota Surabaya di era VOC. Dulu nama jalan Gelatik adalah Stadhuissteeg, yang artinya ꦒꦁꦧꦭꦻꦏꦺꦴꦠ Gang Balai Kota karena tempat ini pernah ada bangunan kantor Balai Kota di era VOC dan Hindia Belanda.
Tidak hanya sejarah masa kolonial, mereka juga belajar sejarah peradaban lokal sebelum bangsa asing (Eropa, China, Melayu dan Arab) masuk di kawasan itu. Peradaban lokal itu adalah Jawa. Karenanya mereka juga Sinau aksara Jawa. Salah satu cara Sinau aksara Jawa yang ꦥꦿꦏ꧀ꦠꦶꦱ꧀ praktis adalah dengan memasang banner untuk lapak dagangan dengan menggunakan aksara Jawa.
Adalah ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni yang mensupport mereka dengan pengkayaan wawasan sejarah dan literasi lokal. Dengan demikian, warga sudah mulai berbekal wawasan tentang sejarah dan peradaban lingkungan.
Banner didesain ꦱꦼꦫꦒꦩ꧀ seragam dan yang membedakan adalah nama warung dan menu masakan. Pada masing masing banner ini, nama warung juga ditulis dalam aksara Jawa. Ada empat stand pedagang dan ada empat banner yang ramah sejarah dan budaya. Penggunaan banner yang masing masing berukuran 3 meter dan 1,25 meter menjadi atraksi di jalan Gelatik dan Jalan Mliwis. Apalagi pada banner ucapan selamat datang, disana terpampang peta kawasan Kota lama dari abad 18.
Sinau Aksara Jawa
Mulai Kamis (5/7/24) di jalan Mliwis 7, ꦏꦼꦣꦶꦪꦩꦤ꧀ kediaman Ketua RT, diadakan Sinau Aksara Jawa untuk warga. Kegiatan ini didanai pemerintah melalui dana Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi (emendikbudristek) Republik Indonesia.
Kegiatan Sinau Aksara Jawa ini dalam satu paket ada 4 Kali Pertemuan. Sementara materi ajarnya adalah ꦱꦼꦗꦫꦃꦭꦺꦴꦏꦭ꧀ Sejarah lokal dan Aksara Jawa. Pengajar dan tutornya adalah pegiat dan aktivis Aksara Jawa, yang selama ini sudah membuka kelas Sinau Aksara Jawa di Museum Pendidikan Surabaya.
Semoga dengan bertambah kapasitas dari para warga yang sekaligus pedagang PKL di jalan Mliwis dan Gelatik, kawasan Kota Lama semakin semarak dan warganya semakin ꦒꦸꦪꦸꦥ꧀ guyup. Pada gilirannya antara pemerintah dan warga dapat terus bersinergi untuk Kota Lama Surabaya Hebat. (nanang)