Usulan Terbuka Kepada Walikota Surabaya: Saatnya Surabaya Punya Museum Kalimas.

Rajapatni.com: Surabaya (8/7/24) – Walikota Surabaya Eri Cahyadi berhasil revitalisasi ꦏꦺꦴꦠꦭꦩ Kota Lama dan Museum Surabaya. Kota Lama Surabaya bisa dibilang Museum Hidup. Museum Kota Lama Surabaya secara resmi dibuka pada 7 Juli 2024. Sedangkan Museum Surabaya diresmikan pada 6 Agustus 2024.

Keduanya adalah ꦮꦲꦤ wahana penting bagi warga kota Surabaya dan perlu dilihat oleh warga Indonesia dan bahkan dunia karena wahana itu menyimpan nilai nilai universal.

Sungai Kalimas di wilayah Ngagel, Surabaya masih tampak alami. Foto: nanang

Satu lagi yang tidak kalah pentingnya. Yaitu Sungai ꦏꦭꦶꦩꦱ꧀ Kalimas. Kalimas adalah nyawa kehidupan Surabaya yang pernah menjadi urat nadi perekonomian, pembangunan, perhubungan, kebudayaan dan peradaban. Harapannya Sungai ini bisa terus memberikan kehidupan bagi Surabaya sekarang dan mendatang.

Untuk menatap ꦩꦱꦣꦼꦥꦤ꧀ masa depan yang lebih baik memang perlu belajar dari masa lalu. Masa lalu sungai Kalimas sangatlah banyak dan beragam yang terlalu sayang jika sungai ini hanya menjadi saluran pembuangan air dari pedalaman. Kalimas adalah kehidupan maka keberadaannya harus dirawat, dirumat dan bahkan diruwat agar terus memberikan manfaat yang berlebih sebagai kekayaan alami di Surabaya.

Untuk belajar dari ꦩꦱꦭꦭꦸ masa lalu, Sungai Kalimas, kiranya perlu diopeni. Kalimas perlu dibuatkan kan wahana yang bisa menghimpun informasi tentang kekayaan Kalimas mulai dari kekayaan historis maupun legendaris yang bisa menjadi pembelajaran untuk pembangunan kota. Adalah sebuah museum yang bisa menyatukan nilai nilai pembelajaran itu.

Surabaya kaya akan museum. Di mana mana ada museum. Di Utara ada museum baru, museum ꦄꦁꦏꦠꦤ꧀ꦭꦻꦴꦠ꧀ Angkatan Laut. Di tengah ada museum Surabaya (Musbaya). Jika dihitung, jumlah museum di Surabaya lebih dari 15 museum.

Tambangan sungai adalah bagian penting dari sejarah Kota Surabaya. Foto: nanang

Sungai Kalimas memang layak memiliki museum agar publik bisa belajar banyak akan peradaban Sungai Kalimas, yang sudah ada jauh sebelum Surabaya ini ada. Awal Surabaya adalah desa, yang menjadi kawasan permukiman sebagaimana tercatat pada ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦕꦔ꧀ꦒꦸ prasasti Canggu (1358 M). Yaitu sebagai desa di tepian sungai (naditira pradesa) Surabaya.

Cuplikan aksara dari prasasti Canggu yang berbunyi Syurabhaya (Surabaya) sebagai bukti otentik sudah adanya Surabaya pada 1358 M. Foto: dok PAR

Sekarang ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya menjadi kota besar yang wilayahnya dibelah oleh sungai Kalimas. Sekarang secara fisik Sungai Kalimas menjadi bagian dari Surabaya. Dulu Surabaya adalah bagian dari Kalimas.

 

Mengapa Perlu ada Museum Kalimas?

Kalimas telah membuat Surabaya menjadi besar. Kalimas adalah ꦄꦭꦸꦂꦭꦭꦸꦭꦶꦤ꧀ꦠꦱ꧀ alur lalu lintas pembangunan, perdagangan dan perekonomian, yang di era Kolonial telah menyulap kawasan Eropa dan Pecinan serta Melayu menjadi megah pada pertengahan abad 19. Peran Kalimas sangat luar biasa.

Potret Surabaya dalam suasana tahun 1750 di masa VOC. Menggambarkan kawasan di Jembatan Merah. Foto: dok

Bagaimana ꦥꦼꦫꦤ꧀ peran Kalimas? Sebuah museum yang bernama Museum Kalimas perlu ada sebagai wahana belajar tentang Kalimas, peran Kalimas. Selain bersifat museum statis, berperahu menyusuri sungai Kalimas adalah bagian dari museum. Menyusuri Kalimas dari selatan ke Utara atau sebaliknya menjadi cara untuk melihat hasil pembangunan yang prosesnya menyusuri sungai Kalimas. Menyusuri Sungai Kalimas sekaligus menjadi sarana untuk lebih mengenal Surabaya. Banyak sejarah Surabaya yang tertoreh di sepanjang sungai Kalimas.

Kalimas Riverview di kawasan Eropa Surabaya. Foto: nanang

Sebuah ꦧꦸꦏꦸ buku yang berjudul “Meneropong Sejarah Surabaya Dari Kalimas (2023)”, mencatat ada sekitar 75 titik bersejarah di sepanjang sungai Kalimas.

Museum Kalimas, baik ꦱ꧀ꦠꦠꦶꦱ꧀ statis dan aktif, akan menghidupkan kembali Kalimas, Revitalisasi Kalimas seperti halnya Revitalisasi Kota Lama dan Museum Surabaya.

Tanggal 7 Juli 2024 ketika Kota Lama Surabaya diresmikan sebetulnya juga menandai 666 tahun nama Surabaya tercatat pada prasasti Canggu 1358 M. Kala itu Surabaya sebagai ꦤꦣꦶꦠꦶꦫꦥꦿꦣꦺꦱ Naditira Pradesa (desa di tepian sungai). Surabaya sebagai wilayah peradaban maritim sudah tercatat karena Sungai Kalimas adalah salah satu alur yang menghubungkan pedalaman Jawa dan lautan.

Karena wilayah ꦩꦫꦶꦠꦶꦩ꧀ maritim inilah, wilayah laut dan darat yang terdiri dari sungai sungai, menjadikan lambang kota bergambar Hiu dan Buaya. Hiu melambangkan lautan dan Buaya melambangkan daratan yang bersungai. Buaya adalah binatang amphibi yang hidup di dua alam: darat dan air.

Memang ada binatang amphibi lainnya di wilayah Surabaya. Yaitu ꦏꦠꦏ꧀ katak dan nyambek. Namun mereka bukanlah binatang kuat dan gagah. Buaya lebih gagah dan paling gagah di antara mereka. Museum Kalimas perlu merekam kelebihan dan kekayaan sejarah ini semua.

Usulan terbuka ini, dengan hormat kepada Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, agar Sungai Kalimas mendapat perhatian untuk diperlakukan sebagai kekayaan kota Surabaya. Kalimas adalah bukti peradaban maritim ꦩꦗꦥꦲꦶꦠ꧀ Majapahit di Surabaya. Dengan usulan terbuka ini, semua bisa belajar mengenai alasan perlunya ada Museum Kalimas. (PAR/nng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *