Sejarah dan Aksara:

Rajapatni.com: SURABAYA – Puri Aksara Rajapatni melalui rajapatni.com masih menulis tentang Śūrabhaya dan Surabaya. Kedua kata yang berasal dari bahasa Sansekerta ini sesungguhnya memiliki makna yang berbeda.
Menurut Purwanto Heri, seorang pegiat aksara asal Kediri, bahwa dalam bahasa Jawa (baru) kata Śūra berarti BERANI. Sementara kata Sura berarti DEWA. Sedangkan kata Bhaya dan Baya sama sama berarti BAHAYA
Kata Śūra, yang bermakna “berani” dan berasal dari bahasa Sanskerta, dalam sastra dan bahasa Jawa Kuno masih ditulis sesuai ejaan aslinya Śūra.
Misalnya, dalam rontal Bhīṣmaparwa tertulis “sakwehnyari nira watĕk śūra.”
Sementara Kata SURA, yang bermakna “dewa” dan berasal dari bahasa Sanskerta SURA, tanpa diakritik berarti DEWA. Misalnya, Bhaṭāra Indra dalam naskah Jawa Kuno sering disebut Bhaṭāra Surapati (raja dewa).
Lawan kata SURA adalah ASURA yang digambarkan sebagai kaum raksasa, danawa, dan sejenisnya.
Namun ada yang berpendapat bahwa kata SURA dalam kata Surabaya bermakna ikan hiu. Pemaknaan ini terkecoh oleh logo Surabaya, yaitu ikan hiu dan hewan buaya. Padahal dalam bahasa Jawa Kuno, ikan hiu itu sendiri adalah HYU, bukan Sura.
Adapun logo hiu dan buaya untuk kota Surabaya mulai ada ketika zaman Hindia Belanda. Logo bergambar ikan HIU dan BUAYA yang selama ini dipakai kota Surabaya bukanlah logo kuno.
Meruntut dari makna “Berani menghadapi bahaya” yang dipakai oleh kota Surabaya seharusnya ditulis Śūrabhaya. Sementara kata Surabaya sendiri berarti Dewa Buaya. Ini sudah salah kaprah.
Secara Etimologi Śūrabhaya berarti “Berani Menghadapi Bahaya” dan berasal dari bahasa Sansekerta sebagaimana tertulis pada prasasti Canggu (1358 M) dan Kakawin Negarakertagama (Deśawarṇana 1356 M).
Sementara Surabaya berarti Dewa Buaya, yang juga berasal dari bahasa Sansekerta yang sama sekali tidak ditemukan pada sumber sejarah baik Prasasti Canggu maupun Kakawin Negarakertagama (Deśawarṇana).
Etimologi adalah ilmu yang mempelajari asal-usul kata, termasuk bagaimana kata tersebut berkembang dan memperoleh maknanya. Etimologi juga dapat diartikan sebagai studi tentang sejarah sebuah kata.
Jadi, bagaimana menyikapi Śūrabhaya dan Surabaya? (PAR/nng).