Rajapatni.com: Surabaya (5/3/24) – ꦱꦸꦪꦤ꧀ꦠꦺꦴ Suyanto, seorang tetangga, yang tinggal di Manukan Rejo, Tandes, Surabaya Barat, memberitahu bahwa ada tulisan Aksara Jawa di RSUD BDH Surabaya (Rumah Sakit Umum Bhakti Dharma Husada). Atas informasi itu, maka pergilah saya ke rumah sakit pemerintah di Surabaya Barat itu. Tepatnya di Jalan Kendung, Benowo.
Saat itu, Selasa (5/3/24), mendung menggelayut di langit ꦯꦸꦫꦨꦪꦧꦫꦠ꧀ Surabaya Barat, menambah sejuk suasana yang masih alami dengan perpaduan sawah, kebun dan vegetasi rindang lainnya. Penggunaan Aksara Jawa di Rumah Sakit yang berada di Surabaya ini semakin mewarnai “rimbunnya” Aksara Jawa yang menjadikan Kota Surabaya sebagai Taman Aksara Jawa.
Keberadaannya tampak jelas karena terpasang sebagai wajah ꦫꦸꦩꦃꦱꦏꦶꦠ꧀ rumah sakit. Warnanya merah berlatar putih dan berkombinasi warna hijau dari vegetasi bunga di depannya. Ukurannya memang tidak sebesar Aksara Latinnya. Namun, Rumah Sakit Pemerintah RSUD Bhakti Dharma Husada, BDH. telah meramaikan semangat membumikan Aksara Jawa sebagai jati diri bangsa.
Berapapun ukuran aksaranya, Rumah Sakit ini secara formal sudah turut mengikuti anjuran Surat Edaran Sekda Kota Surabaya Ikhsan (19 September 2023) atas nama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam rangka penggunaan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya.
RSUD BDH Surabaya
Seorang petugas keamanan Rumah Sakit langsung mendatangi Media ini dan berkata bahwa pemasangan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa ini baik karena mengingatkan dia di masa masih sekolah. Namun dia tidak mengerti apa bunyi dari tulisan Aksara Jawa dimana ia bekerja.
“Ini bagus mas, ꦱꦪ saya ingat waktu masih sekolah SD. Tapi saya tidak mengerti apa bunyi tulisan Aksara ini”, kata si penjaga keamanan Rumah Sakit.
Kesan seorang petugas keamanan ini sama seperti lainnya dan masih umum di Surabaya. Sebelumnya, media ini membuktikan langsung di kelurahan Tanjung Sari bahwa petugas kelurahan setempat tidak mengerti arti Aksara Jawa, yang dipasang di kantor ꦏꦼꦭꦸꦫꦲꦤ꧀ kelurahan tersebut.
“Sayang pelajaran ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa semakin tipis sehingga banyak orang tidak belajar Aksara lagi”, tambah sang penjaga.
Dengan bertambahnya ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa di berbagai tempat di Surabaya sudah cukup menggbirakan karena secara fisik keberadaannya mulai mengisi ruang ruang di kota Surabaya.
Namun secara isi dan kualitas, masih perlu beberapa perhatian dan perbaikan. Secara fisik memang sudah beraksara Jawa, orang umum pasti tau. Tetapi bagi orang orang khusus yang mengerti ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa, pemasangan itu bisa ditertawakan. Apalagi jika ada pemasangan yang kurang pas di tempat penting. Misalnya di Balai Kota.
Apakah ada yang kurang pas dengan penulisan Aksara Jawa di ꦧꦭꦻꦏꦺꦴꦠ Balai Kota? (nanang PAR)