Sejarah :
Rajapatni.com: SURABAYA – Tidak banyak orang tau bagaimana situasi dan suasana di dalam penjara Bubutan. Kecuali petugas Penjara dan mereka yang pernah ditawan di Penjara Bubutan atau Koblen. Menurut cerita, konon, siapa yang sudah pernah dijebloskan di Penjara Koblen, yang kemudian bisa keluar hanyalah nama.
Melalui Lomba Sketsa dan Lukis “Tembok Koblen”, para peserta lomba akan berbagi cerita lewat goresan tangan. Mereka memang tidak pernah tau bagaimana situasi dan suasana di dalam Penjara. Koblen ada pada masa lalu. Sedangkan peserta lomba hadir di masa sekarang.
Untuk bisa menggambarkan suasana dalam penjara, mereka akan dipandu dengan beberapa gambar sketsa yang dibuat di era Interniran dimana warga kulit putih ditawan oleh serdadu Jepang pada periode 1942-1945.
Di sanalah seorang sketch maker Suburb Theo menggambarkan situasi dan suasana di dalam kamp Interniran.

Di atas adalah salah satu sketsa yang dibuat di dalam kamp Interniran, yang dalam lomba Sketsa kali ini digunakan untuk memberikan gambaran dalam pelaksanaan lomba. Dalam mensketsa dan melukis, tidak boleh menjiplak gambar contoh. Gambar digunakan hanya untuk membantu inspirasi imajinatif untuk memperkuat obyek Tembok Koblen.
Jadi dalam karya sketsa dan lukis Tembok Koblen harus mengandung gambar tembok dan suasana. Selain ada ilustrasi bangunan (tidak boleh) njiplak, para peserta diwajibkan untuk menambahkan tulisan “Koblen” dalam aksara Jawa “ꦏꦺꦴꦧ꧀ꦭꦺꦤ꧀” sebagai ornamen.
Maka, melalui tangan tangan kreatif peserta, suasana di dalam penjara dapat terkonstruksi. Karya seni Sketsa dan Lukis ini memadukan realisme tembok Koblen dan imajinatif suasana berdasarkan hasil sketsa Theo.
Selamat berlomba dan Selamat Hari Jadi Kota Surabaya ke 732. (PAR/nng)