Puri Aksara Rajapatni Studi Banding ke Kadipaten Pakualaman Untuk Pengembangan Aksara Jawa di Surabaya. 

Rajapatni.com: Surabaya (9/6/24) – Dalam rangka peringatan Hari Jadi, Hadeging ꦏꦣꦶꦥꦠꦺꦤ꧀ꦥꦏꦸꦄꦭꦩꦤ꧀ Kadipaten Pakualaman ke 212 Masehi tahun 2024, diadakan Lomba Literasi Aksara Jawa di Bangsal Kepatihan Kadipaten Pakualaman, DIY pada Minggu 9 Juni 2024. Lomba ini terbuka untuk umum secara nasional. Secara rutin lomba ini diikuti oleh tiga provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ada juga provinsi lainnya.

Bangsal Kepatihan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta, tempat pelaksanaan lomba. Foto: IS/PAR

Lomba ini merupakan ꦏꦺꦴꦩꦶꦠ꧀ꦩꦼꦤ꧀ komitmen Kadipaten Pakualaman dalam upaya melestarikan budaya-budaya Jawa seperti macapat, tari klasik dan literasi aksara Jawa sendiri.

Ita Surojoyo, pendiri komunitas budaya Jawa khususnya Aksara Jawa, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni Surabaya hadir dalam acara lomba di Bangsal Kepatihan Kadipaten Pakualaman untuk melakukan study banding dalam rangka upaya pengembangan Aksara Jawa di Surabaya. Menurut Ita, kegiatan beraksara Jawa, yang selama ini digelar oleh Puri Aksara Rajapatni, sudah menggembirakan.

Ita Surojoyo (kiri) bersama tim juri: Amrih, Arif dan Erlin. Foto: IS/PAR

Berdasarkan pengamatan Ita dalam pelaksanaan Lomba Aksara Jawa di Bangsal Kepatihan Kadipaten ꦥꦏꦸꦄꦭꦩꦤ꧀ Pakualaman, yang tidak jauh dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, diikuti oleh kalangan pelajar SMP dan SMA serta umum. Dari hasil wawancaranya dengan salah satu juri lomba, Arif Budiarto, salah satu jenis lomba yang digelar di Bangsal Kepatihan Kadipaten Pakualaman adalah menyalin naskah dari Aksara Latin ke Aksara Jawa.

Setiap peserta disiapkan teks ꦤꦱ꧀ꦏꦃpotongan naskah yang isinya sama. Sementara, renggan bebas buat sesuai selera tapi juri akan menilai kesesuaian renggan dengan isi naskah

Tim juri: Setya Amrih Prasaja (tengah), Arif Budiarto (kiri) dan Ratna (kanan) dalam sebuah arahan lomba. Foto: IS/PAR

“Kami menilai ketepatan tulisan Aksara Jawanya, dan setidaknya didukung renggan yang sesuai”, kata Arif Budiarto kepada ꦆꦠꦯꦸꦫꦗꦪ Ita Surojoyo.

Renggan adalah bingkai sebagai pemanis untaian Aksara Jawa yang bermakna, seperti macapat. Dalam lomba ini peserta bebas membuat renggan. Selain diisi tulisan beraksara Jawa, hasil alih aksara dari teks Latin ke Aksara Jawa, ꦉꦁꦒꦤ꧀ Renggan perlu diberi warna.

Peserta lomba sedang mewarnai renggan. Foto: IS/PAR

Menurut ꦄꦫꦶꦥ꦳꧀ꦧꦸꦣꦶꦪꦂꦠ Arif Budiarto lomba seperti ini sudah berjalan beberapa tahun dalam upaya melestarikan budaya Jawa oleh Kadipaten Pakualaman. Kadipaten Pakualaman kini dipimpin oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X.

Arif menambahkan bahwa hasil tulis Aksara Jawa, yang dituangkan dalam Renggan, cukup berkualitas.

“Tulisannya baik baik ya”, imbuh Arif.

Sementara itu, Ita Surojoyo (Pendiri Puri Aksara Rajapatni) dalam kesempatan ini turut memperhatikan jenis jenis lomba yang kiranya bisa diimplementasikan di Surabaya dalam upaya membumikan Aksara Jawa di ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya.

Peserta lomba sibuk menulis aksara Jawa. Foto: IS/PAR

Lomba ini diikuti oleh 50 peserta kategori umum dan 60 peserta kategori pelajar. Melalui lomba ini, para peserta dan umum bisa berkesempatan masuk ke dalam Bangsal Kepatihan Kadipaten  Pakualaman. Dalam keseharian lingkungan ini tidak terbuka untuk umum, seperti untuk wisata karena ukurannya kecil. Karenanya melalui ajang lomba, warga berkesempatan datang dan masuk. Sambil mengikuti kegiatan edukatif, mereka bisa menikmati suasana di Bangsal Kadipaten di lingkungan Pura Pakualaman dengan iringan musik musik Jawa.

Selain melihat pelaksanaan lomba, Ita juga menggali dari pengalaman para juri seperti Arif Budiarto dan Erlin Aryulita untuk rencana dan gagasan lomba Aksara Jawa, yang bisa digelar di Surabaya. (ita/nng PAR)*

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *