Rajapatni.com: Surabaya (20/9/24( – Inilah wujud ꦒꦒꦱꦤ꧀ gagasan anak muda milenial yang mulai berani menyusun puzzle peradaban nenek moyang. Peradaban leluhur Surabaya, yang khususnya ada di kawasan Kota Lama Surabaya.
Kota Lama Surabaya sangat ꦩꦸꦭ꧀ꦠꦶꦏꦸꦭ꧀ꦠꦸꦫꦭ꧀ multikultural. Selain menjadi rumah bagi beragam kebangsaan, kawasan ini juga wadah ragam suku bangsa Nusantara. Surabaya adalah kota maritim, yang sejak zaman dulu, menjadi pintu gerbang Kerajaan Majapahit, dimana peradaban tinggi leluhur telah bersemi, diantaranya adalah literasi. Surabaya terbuka untuk semua
Fakta mutlak adalah literasi aksara Jawa yang terdapat di salah satu ꦒꦥꦸꦫ Gapura komplek makam dan Masjid Sunan Ampel, salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa di penghujung kemaharajaan Majapahit. Surabaya adalah salah satu wilayahnya dan sekaligus pintu gerbangnya.
Peradaban masyarakat di bawah pimpinan ꦧꦁꦱꦮꦤ꧀ꦩꦣꦸꦫ Bangsawan Madura, Raden Trunojoyo, berdiri di Bhumi Surabaya. Kala itu bernama Surapringga. Nama Surapringga berliterasi dalam Aksara Jawa menjadi bukti nyata yang hingga sekarang bisa dilihat di dalam Masjid Kemayoran.
Gabungan anak muda milenial yang terhimpun dalam ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, Surabaya Next Leader, Cak Ning Surabaya, Karang Taruna dan Jurnalis Potas sadar nya setelah melewati musim yang telah berganti musim.
Pagelaran Ludruk Gen Z dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional 2024 menjadi gerbang baru untuk menengok peradaban terpendam dan kemudian sadar mengangkat sebagai kekuatan Nusantara Baru, ꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪꦩꦗꦸ Indonesia Maju.
Dalam rangka peringatan itu, untuk kali pertama dalam ꦱꦼꦗꦫꦃ sejarah pemerintahan kota Surabaya, format undangan resmi yang diterbitkan Pemerintah Kota Surabaya menggunakan Aksara Jawa.
Tidak tanggung tanggung, anak muda milenial ini mengundang para ꦏꦺꦴꦤ꧀ꦱꦸꦭ꧀ꦤꦼꦒꦫꦱꦲꦧꦠ꧀ Konsul negara sahabat yang berkantor di Surabaya untuk bersama sama memperingati dan memaknai Hari Aksara Sedunia. Melalui format undangan yang beraksara Jawa, mereka tau betapa anak milenial ini mulia sadar untuk melestarikannya.
Di era pemerintahan ꦱꦸꦫꦥꦿꦶꦁꦒ Surapringga, penulisan aksara Jawa sudah menjadi bagian dari format administrasi perkantoran. Kini format administrasi dalam aksara Jawa sangat dibutuhkan negara demi penguatan identitas bangsa dalam percaturan dunia. Untuk itu Surabaya turut andil dalam penguatan identitas bangsa. (PAR/nng)