Pameran Lukisan Aksara Jawa Dikunjungi Bule Sampah (Benedict Wermter) Asal Jerman.

Rajapatni.com: Surabaya (11/9/24) – Artis Talk menutup gelaran peringatan Hari Aksara Internasional 2024 di Wisma Jerman yang diselenggarakan oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni yang bekerjasama dengan Wisma Jerman pada Selasa, 10 September 2024. Artis Talk ini menghadirkan pelukis tunggal Wiji Utomo dengan kurator Agung Tato. Pameran lukisan yang bertemakan Aksara Jawa digelar selama tiga hari mulai 8 hingga 10 September 2024.

Lukisan tunggal oleh Wiji ini semuanya mengandung ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa. Di setiap lukisannya menggambarkan satu aksara yang menurutnya memiliki nilai spiritual dan tuntunan. Dalam agenda Artis Talk itu, Wiji menjelaskan proses penciptaan lukisan. Menurutnya melukis karya karya itu gak bisa dipaksakan. Datangnya juga tidak bisa dijadwalkan. Datangnya tiba tiba di segala tempat dan waktu. Begitu dia merasa ada aksara yang datang, maka Wiji mengeluarkan alat tulisnya yang bisa berupa pensil atau pulpen dan mulai menggoreskannya. Wiji selalu siap dengan kertas yang dibawa dalam tas kerjanya.

Berdiskusi dengan sang artis ambil lesehan. Foto: Nanang.

Artis Talk di ruang Halle Wisma Jerman itu diadakan sangat santai dengan ꦭꦺꦱꦺꦲꦤ꧀ lesehan tanpa ada kursi yang membatasi fisik hadirin dengan bumi. Ada penyatuan antara manusia dan bumi dimana mereka menginjakkan kaki.

Ruangan yang berhias 24 lukisan itu penuh dengan hadirin. Tema aksara Jawa, yang diangkat oleh ꦮꦶꦗꦶ Wiji, membuat para hadirin muda tertarik. Bahwa aksara Jawa bisa menjadi karya seni yang bernilai ekonomi selain menambah estetika ruang. Lukisan Wiji mengetengahkan pewarnaan natural dengan degradasi apik yang membingkai sumber filosofi dari sebuah aksara Jawa.

Menurut Wiji, 24 karya yang ditampilkan dalam ꦥꦩꦺꦫꦤ꧀ pameran ini masih sebagian kecil. Lukisannya lebih dari seratus.

Wiji Utomo (kanan) beri paparan mengenai latar belakang membuat lukisan. Agung Tato, kurator, lukisan Wiji. Foto: nanang

“24 karya ini hasil kurasi dari pelukis dan pematung ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya, Agung Tato”, kata Wiji.

Wiji Memang memilih ꦄꦒꦸꦁꦠꦠꦺꦴ Agung Tato untuk mengkurasi lukisannya untuk pameran dalam rangka peringatan Hari Aksara Internasional 2024 ini. Agung ‘Tato’ Suryanto adalah seniman lukis dan patung asli Surabaya yang sudah mengantongi sederetan prestasi mulai dari berskala lokal, regional, Nasional hingga internasional. Menurut Wiji, ke 24 lukisan yang dipamerkan ini sangat sesuai dengan nilai peringatan Hari Aksara Internasional 2024. Agung Tato pada kesempatan itu juga berbagi kepada peserta bagaimana menikmati karya lukis. Artis talk yang berlangsung gayeng ini dipandu oleh Kiki.

Lukisan Wiji memang spesial karena secara khusus berangkat dari nilai nilai budaya yang berwujud Aksara Jawa. Aksara Jawa dalam lukisan Wiji menjadi ꦥꦼꦂꦥꦣꦸꦮꦤ꧀ perpaduan interaksi antara budaya dan alam. Pada Selasa pagi, 10 September 2024, karya lukis Wiji mendapat atensi dari pegiat lingkungan Jerman yang dikenal dengan nama Bule Sampah. Nama aslinya Benedict Wermter. Aksinya adalah turut mengedukasi publik bagaimana mengolah sampah.

Bule Sampah (kanan) kunjungi pameran lukisan beraksara Jawa di Wisma Jerman (10/9/24). Kiri ke kanan: AH Thony, Ita Surojoyo, Wawan Some, istri Bule Sampah dan Wiji Utomo. Foto: Nanang.

Pagi itu ia datang ke Halle Wisma Jerman untuk melihat lukisan lukisan karya Wiji Utomo. Pada kesempatan itu ꦧꦸꦭꦺꦱꦩ꧀ꦥꦃ Bule Sampah juga ditemui oleh Pegiat Lingkungan dari Nol Sampah, Wawan Some. Dari Halle, diskusi penanganan sampah pun mencuat antara Bule Sampak, Wawan Some dan Wiji Utomo. Sebagai kenang kenangan, Wiji menyerahkan sebuah karyanya kepada Benedict Wermter, Bule Sampah. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *