Koblen Bangkitkan Kreativitas Visual.

Sejarah Budaya:

Rajapatni.com: SURABAYA – Seniman dari Simpang, Madura mulai tertarik dengan peluang usaha di eks Penjara Koblen sebagai pasar Wisata. Heri, seniman asal Sampang menyambut gagasan pengelola eks Penjara Koblen yang sedang dan akan mengembangkan eks Penjara Koblen sebagai wadah wisata “Gerbang Nusantara”.

Miniatur Menara Jaga Penjara Koblen kary pengrajin Madura. Foto: her

Surabaya, sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur, layak menjadi etalase Jawa Timur dan bahkan Nusantara. Surabaya bisa menjadi titik orientasi Nusantara. Apalagi Gubernur Jawa Timur tengah menjadikan Surabaya sebagai Gerbang Nusantara.

Keragaman budaya, kuliner, dan bahkan arsitektur adalah kekayaan Jawa Timur. Namun tahukah kita bagaimana rumah asli Surabaya dan juga daerah daerah di Jawa Timur.

Etalase rumah adat di Jawa Timur telah menjadi harapan dan kelak bisa dilihat di Surabaya.

Rumah khas dan adat nantinya tidak sekedar pajangan tetapi juga fungsional lengkap dengan kuliner yang ada dan sosial kulturnya.

Untuk itu melalui wadah Lomba seperti Lomba sketsa dan Lukis bisa membuka gambaran seperti apa suasana di balik tembok penjara Koblen itu.

Sebagai komparasi dan ilustrasi, sketsa sketsa penjara Koblen ketika menjadi Kamp interniran di masa pendudukan Jepang dalam periode 1942-1945, menjadi acuan para peserta lomba sehingga hasil sketsa dan lukis akan menguak imajinasi peserta mengenai suasana di balik tembok penjara Koblen.

Trophy Lomba Sketsa dan Lukis Tembok Koblen. Foto: her

Melalui lomba sketsa dan lukis, para peserta yang umumnya para muda bisa juga belajar sejarah Surabaya dan apresiasi cagar budaya.

Menurut Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya, Ir. Retno Hastijanti bahwa kegiatan lomba sketsa dan lukis ini dapat memberikan ruang bagi pelajar dan masyarakat untuk mengenal dan mengapresiasi bangunan cagar budaya, tidak hanya sebagai objek masa lalu, tetapi sebagai sumber inspirasi masa depan.

“Ini dapat membangkitkan kepedulian dan keterlibatan aktif generasi muda untuk menjadi agen pelestari budaya melalui pendekatan seni, arsitektur, dan kreativitas visual”, tambah Hasti.

Salah satu dari kreativitas visual itu dalah Miniatur Menara Penjara. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *