Rajapatni.com: Surabaya (30/9/24) – Kerjasama lintas negara diinisiasi lagi oleh komunitas di Surabaya. Yakni kerjasama di bidang budaya, khususnya terkait dengan aksara antara Jawa dan Hindia. Adalah Puri Aksara Rajapatni, komunitas yang bergerak dalam pemajuan aksara Jawa di Surabaya, membangun kemitraan dengan Konsulat Kehormatan Republik India untuk Jateng dan Jatim.
Inisiasi kerjasama ini bermula ketika Pemerintah Kota Surabaya bersama Gen Z menggelar Pagelaran Ludruk Gen Z dalam rangka peringatan Hari Aksara Internasional 2024 di kawasan Kota Lama Surabaya pada 20 September 2024 lalu. Hadir dalam pertunjukan yang mengangkat judul “Aji Saka Surapringga, Geger ing Bhumi Karembangan” adalah Konsul Kehormatan Republik India di Surabaya, Manoj Bhat.
Manoj yang duduk berdampingan dengan walikota Surabaya, Eri Cahyadi, kala itu, terkesima dengan gelaran seni pertunjukan dalam upaya memperkenalkan dan mengkampanyekan Aksara Jawa. Apalagi dalam sekuel pertunjukan itu ditampilkan fragmen seorang turis dengan guidenya sedang menikmati Kota Lama Surabaya. Ditampilkan seorang turis berkemampuan menulis Aksara Jawa dan guide berkemampuan menjelaskan sejarah kota dalam bahasa Inggris.
Fragmen ini, yang setelah pertunjukan usai, membuat Konsul Kehormatan India, Manoj Bhat, mengundang Tim Puri Aksara Rajapatni untuk suatu pertemuan pada hari berikutnya. Dalam pertunjukan itu, Guide diperankan Ita Surojoyo (pendiri Rajapatni) dan turis diperankan John Pierce (ekspatriat Amerika yang belajar Aksara Jawa di Rajapatni).
Dalam pertemuan itu, setelah mengetahui kemampuan Ita Surojoyo, Manoj menawarkan undangan kepada Ita Surojoyo program “Proficiency Cum Professional Development Course for Teachers Iteration – II, dalam skema The Indian Technical and Economic Cooperation (ITEC), yang ditawarkan oleh pemerintah India, untuk memperdalam profisiensi Bahasa Inggrisnya. Dalam keseharian, Ita berprofesi sebagai pengajar Bahasa Inggris dan konsultan pendidikan Luar Negeri yang berkantor di Surabaya.
Meski dalam keseharian, Ita Surojoyo berkecimpung dalam dunia pendidikan Bahasa Inggris dan berlatar Sarjana dan Magister Bahasa Inggris, namun Ita juga memiliki keterampilan menulis dan membaca Aksara Jawa. Keterampilan Ita Surojoyo dalam menulis dan membaca Aksara Jawa tumbuh secara natural dan otodidak sejak ia berada di bangku SMA.
Kecintaan pada leluhur Jawa ini tidak cuma piawai dalam bidang keaksaraan, tetapi juga dalam berbusana. Yaitu Kebaya Jawa. Tak heran dalam aktivitasnya, berkebaya menjadi kebiasaan Ita. Ketika mengajar Aksara Jawa yang diselenggarakan oleh Puri Aksara Rajapatni, Ita berbalut kebaya. Bahkan sesekali ketika mengajar Bahasa Inggris di kampusnya, ia juga berkebaya.
Sempat ketika ber perjalanan ke luar negeri, Ita Surojoyo pun berkebaya. Ita menceritakan pengalamannya bahwa ketika ia berada di kota Amsterdam, dirinya disapa oleh warga setempat, “Dari Jawa ya ?” Ita sempat tertegun bahwa busana yang ia kenakan memberi identitas bangsa.
Karenanya, selain memperdalam kemampuan bahasa Inggris dalam program “Proficiency Cum Professional Development Course for Teachers Iteration – II di India, Ita akan berkesempatan memperoleh wawasan budaya dan studi banding mengenai budaya India, utamanya keaksaraan India. Diharapkan kesempatan ini akan mendukung rasa pengertian dan apresiasi keragaman budaya.
Bagi Ita, memperkenalkan budaya Jawa hingga ke luar negeri memang menjadi tujuannya, terutama Aksara Jawa. Tidak heran, materi materi ajar, yang dibuatnya dan digunakan untuk mengajar aksara Jawa dalam kelas Sinau Aksara Jawa, dibuat dengan instruksional dalam bahasa Inggris. Beberapa kali Ita mengajar kelas kelas Aksara Jawa dengan kelompok pembelajar dari mancanegara. Misalnya kelompok mahasiswa dari United Kingdom.
Ita Surojoyo, pada awal awal kota Surabaya menggunakan Aksara Jawa untuk penulisan nama nama kantor di lingkungan pemerintahan Kota Surabaya, adalah salah satu dari Tim Penulisan Aksara Jawa, yang kala itu disebut “Klinik Aksara”. Setelah satu tahun sejak September 2023, kota Surabaya sudah bertabur aksara Jawa.
Menandai satu tahun penulisan aksara Jawa dan sekaligus peringatan Hari Aksara Internasional 2024, Ita dan Tim Puri Aksara Rajapatni, melebarkan sayap dengan mulai membangun kerjasama budaya antar negara, yang diawali dengan Surabaya dan India.
Untuk itu sangatlah pas ketika Ita Surojoyo mendapat kesempatan memperdalam kemampuan pengajaran Bahasa Inggrisnya di India dalam sebuah kelas Internasional yang bertajuk “Proficiency Cum Professional Development Course for Teachers Iteration”. Dalam kesempatan ini, sesuai dengan program edukasi yang ditawarkan, juga diprogramkan kegiatan kunjungan ke tempat tempat budaya. Ini akan menambah wawasan Ita tentang kebudayaan india dimana didalamnya ada keaksaraan India. Yaitu Dewanagari. Aksara Dewanagari adalah cikal bakal aksara Jawa dan aksara Nusantara lainnya.
Semoga sepak terjang Ita Surojoyo ini menjadi pintu gerbang emas bagi terbukanya kerjasama Budaya dan Pendidikan antara Surabaya (Jawa Timur) dan India. (PAR/nng)